Mohon tunggu...
alfiannur_gufron
alfiannur_gufron Mohon Tunggu... Guru - Guru di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 6

Hobi : Menulis, membaca, foto dan videografi, basket, mengajar, belajar bahasa baru, dll. Kepribadian : INTP-T Topik konten favorit : Opini, cerpen, jurnalistik, puisi, kalam islami

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sang Elang (Bab 5)

25 Juli 2023   10:57 Diperbarui: 25 Juli 2023   11:01 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Kau keterlaluan !"

"Terlalu apa ? Terlalu kuat ? kuakui diriku memang sangatlah kuat. Bahkan orang yang tak tertandingi di dunia permukaan saja, telah mati di tanganku. Begitu mudahnya organisasinya kususupi dan kuhancurkan dari dalam."

BOOM !! BOOM !!

"Ah, suara ledakan ini begitu indah dan memesona. Bukankah kau juga mendengarnya, Snake ?"

Aku berbalik badan saat mengetahui bahwa tidak ada jawaban dari Snake. Hal tersebut sangat membuatku geram. Ia memilih untuk kabur dariku begitu saja dan mengacuhkan perkataanku. Aku segera menjentikkan jari untuk membuka sebuah portal dimensi. Dengan kemampuan telekinesis, aku memanggil seluruh pasukan dari ras manusia raksasa dan memerintahkan mereka untuk melalui portal dimensi menuju dunia permukaan.

"Hancurkan segala sesuatu yang ada di dunia permukaan hingga ke celah-celah terkecil !" Perintahku.

Tanah yang kupijak bergetar hebat ketika seluruh pasukan raksasaku menuju ke portal dimensi yang ada di dekatku. Aku segera masuk portal dan membajak seluruh peralatan digital yang ada di dunia permukaan.

"Wahai seluruh manusia ! Saksikanlah kehancuran dunia kalian yang telah rusak ini !"

Begitu kata-kataku selesai, seorang pasukan muncul dari portal dan berlari ke arah sebuah gedung pencakar langit lalu memukulnya dengan keras tanpa sedikitpun berhenti. Orang-orang di sekitar gedung tersebut, yang melihat manusia raksasa itu, berlarian menjauhinya. Aku terkekeh melihatnya.

"Dirimu terlalu lemah jika hanya menggunakan kekuatanmu untuk hal-hal yang tidak berguna seperti itu."

Aku berbalik saat sebuah larik petir menyambar tepat beberapa centi dari wajahku. Aku terhuyung ke belakang dengan pandanganku yang agak kabur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun