Mohon tunggu...
Alfian Hidayat
Alfian Hidayat Mohon Tunggu... -

Masih muda, masih 15 tahun, baru saja move on dari SMP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pita Biru dan Semangat Memupuk Kejujuran Sejak Dini

4 Desember 2017   16:34 Diperbarui: 5 Desember 2017   09:51 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banner gerakan Pita Biru yang dipasang di sekolah, atas kebaikan kepala sekolah.

Tidak hanya itu juga, dengan adanya gerakan Pita Biru ini, direncanakan akan ada sebuah cara baru dalam menemukan siswa yang mencontek waktu PAS berlangsung. Cara ini melibatkan siswa yang telah berkomitmen untuk berbuat jujur dalam PAS (terlihat dengan yang mengenakan pita berwarna biru) dan pengawas. Ketika seseorang dalam ruang ujian mencontek dan seseorang yang mengenakan pita biru melihatnya, otomatis siswa yang mengenakan Pita Biru akan berdehem (yang disengaja).

"Eheman" itu akan menjadi sebuah alarm bagi pengawas untuk mengetahui adanya siswa yang mencontek tanpa sepengetahuan pengawas tersebut, lalu pengawas tersebut akan mencari pelakunya. Dalam titik ini, siswa yang berdehem tidak memiliki hak untuk mengatakan kepada pengawas siapa pelakunya. Hal ini tentu saja perlu diperhatikan supaya siswa berpita biru tersebut "tidak terlalu dimusuhi" temannya di luar ruang ujian. Siswa yang mengenakan Pita Biru hanya perlu melakukan dua hal: berkomitmen untuk tidak menyontek dan berdehem ketika melihat teman menyontek, tidak lebih.

Beberapa belas hari sebelum PAS dimulai, sang lord mengajukan gagasan gerakan tersebut ke Kepala Sekolah kami. Beruntung, tidak butuh waktu lama bagi Kepala Sekolah untuk memberikan lampu hijau. Dalam waktu singkat, gerakan tersebut disetujui kepala sekolah, Bimbingan Konseling, dan organisasi-organisasi intra sekolah seperti OSIS sendiri, MPK, dan Rohis sekolah. Dalam waktu seminggu itu juga, pengurus gerakan kami mulai membicarakan perihal kampanye, atribut Pita Biru, dan sejumlah hal lain yang perlu dipersiapkan sebelum PAS tiba.

Pendapat saya sendiri soal gerakan ini tidak jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan guru debat saya, sang lord. Jika bukan sekarang, kapan lagi? Saya sendiri juga percaya sesuatu yang telah menjadi kebiasaan di masa kecil pasti akan bertahan hingga masa dewasa. Saya menganalogikan ini seperti makanan. Jika saya semasa kecil terbiasa memakan makanan cepat saji, hal itu akan tetap terbawa hingga dewasa ketika saya menjadi pelanggan setia McD, dan berakhir dengan diabetes. Sama halnya dengan mencuri dan mencontek. 

Sesuatu yang berciri kecil namun dikembangkan dan dipertahankan secara konsisten, kelak akan menjadi sesuatu yang besar. Saya juga tidak akan heran ketika salah seorang teman saya yang memiliki kebiasaan menciak bolpoin di kelas, mendadak pada suatu pagi saya melihat wajahnya di televisi, tertangkap basah mencuri saham perusahaan bolpoin. Namun hal ini pasti akan kembali ke setiap manusia di dunia ini. Jika dia ingin terkenal karena mencuri harta keluarga keturunan Karl Max, saya gak mau ikut campur. 

Namun tentu saja saya akan jauh lebih menghargainya ketika dia terpilih menjadi kepala negara, dan bersikap seperti Jose Mujica. Namun sekali lagi, berbuat kejujuran akan kembali pada pendapat tiap-tiap orang, dan gerakan semacam Pita Biru hanya mencoba untuk menjadikan mereka orang yang baik-baik, dan tentu saja: masa depan keuangan Indonesia yang jauh lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun