Adhi Karya (Persero) Tbk disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia,yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”) Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku antara lain Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, serta keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 Tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
Perencanaan Strategis dan Operasional
Saat ini perekonomian global masih menghadapi ketidakpastian. Meningkatnya inflasi dan tingkat suku bunga acuan meningkatkan risiko bisnis. Keberlanjutan menjadi kunci bagi setiap perseroan, untuk tetap bertahan terhadap dinamika yang muncul, di mana ADHI telah membuktikan ketahanan tersebut hingga saat ini. Ke depan, ADHI masih akan berfokus pada core compentencies yang telah melekat pada lini bisnis engineering & construction untuk menjadi kunci pertumbuhan yang utama. Berlangsungnya perencanaan pembangunan yang bersifat strategis dan pertumbuhan anggaran infrastruktur, menjadi salah satu peluang utama bagi prospek bisnis ADHI ke depan. Untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan implementasi ESG (environment, social and governance), ADHI memiliki strategi untuk menjadikan aspek ESG sebagai orientasi utama yang dapat menjadi competitive advantage pada masa yang akan datang; serta mengambil peran aktif dalam project yang berkaitan dengan lingkungan, seperti pengolahan air minum, pengelolaan limbah dan pengelolaan sampah.
Selain bisnis engineering & construction, ADHI memiliki segmentasi bisnis lainnya, sebagai salah satu bentuk diversifikasi usaha sebagai bentuk ekspansi dan untuk menjaga kestabilan bisnis atas sensitifitas atas perubahan industri tertentu. Melalui segmen bisnis manufaktur, ADHI berupaya meningkatkan nilai tambah, seperti cost efficiency, atas project konstruksi yang dikembangkan melalui strategi backward integration. ADHI berupaya meningkatkan portofolio reccurring income lewat lini bisnis property & hospitality, serta investment & concession, untuk meningkatkan pendapatan yang stabil bagi Perseroan, dan memaksimalkan peluang untuk menjual persediaan properti dan pengembangan landed house.
Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) bukan hanya sekadar konsep, melainkan merupakan suatu sistem yang dirancang dengan cermat untuk memberikan arahan dan pengelolaan perusahaan secara profesional. Adapun sistem tersebut mencakup sejumlah prinsip, praktik, dan pedoman yang bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan dijalankan sesuai dengan nilai-nilai etika tertinggi. Berkaitan dengan hal tersebut, ADHI meyakini bahwa penerapan GCG yang berkualitas dapat menciptakan lingkungan Perseroan yang berdaya saing tinggi dan memberikan dasar untuk pertumbuhan yang sehat serta berkelanjutan. Untuk itu, ADHI berkomitmen secara penuh dalam meningkatkan kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG di seluruh aspek operasionalnya. ADHI juga senantiasa memperkuat komitmennya untuk mengimplementasikan best practices prinsip-prinsip GCG, dengan tujuan memberikan dampak positif bagi Perseroan dan memberikan nilai tambah yang bermanfaat kepada Pemegang Saham dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Pelaksanaan dan Pengukuran Kinerja
Proses pelaksanaan penilaian Dewan Komisaris terhadap kinerja Direksi dilakukan berdasarkan atas pencapaian kinerja Perseroan, yang juga mengacu pada pencapaian Key Performance Indicators (KPI) Direksi, baik secara individu maupun kolegial yang dinilai oleh Pemegang saham melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dewan Komisaris menilai Direksi telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan sangat baik selama tahun 2023. Hal ini terefleksi antara lain dari hasil penilaian kinerja Direksi yang secara keseluruhan dapat sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) dan ukuran lain yang telah ditetapkan.
Dari sisi kinerja, sepanjang tahun 2023, ADHI mampu mencatat pertumbuhan kinerja yang solid dan sehat, bahkan mayoritas indikatornya dapat berada di atas pertumbuhan industri infrastruktur. Di mana perolehan kontrak baru untuk tahun 2023 terealisasi senilai Rp37,6 triliun, atau mencapai 119,8% dari target RKAP 2023. Pencapaian nilai kontrak baru ini, meningkat 58,65% dibanding dengan periode yang sama tahun 2022, yaitu sebesar Rp23,7 triliun.
Pencapaian kinerja positif ADHI di tahun 2023 tersebut, diyakini tidak terlepas dari konsistensi Direksi dalam mengimplementasikan strategi yang adaptif, kejelian menggarap segmen potensial, serta dapat mengoptimalkan transformasi di hampir seluruh fase operasional. Hasilnya, tingkat efisiensi ADHI dapat meningkat dan mendorong pertumbuhan volume bisnis di semua segmen, sehingga ADHI dapat menutup tahun 2023 dengan sangat baik karena dapat membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp262,19 miliar atau mencapai 261,93% terhadap target RKAP tahun 2023 sebesar Rp100,10 miliar.
Pengawasan dan Evaluasi Kinerja
Departemen Human Capital telah memiliki sistem manajemen kinerja yang merupakan sarana bagi organisasi untuk menghasilkan nilai yang selaras dengan strategi organisasi. Pelaksanaan Manajemen Kinerja dilakukan oleh atasan langsung kepada masing-masing pegawai dan dikoordinasi oleh fungsi Pengembangan Organisasi, Departemen Human Capital. Teknis pelaksanaan Manajemen Kinerja secara mendetil dituangkan dalam Prosedur Penyusunan KPI dan Performance Appraisal BP 010 HC P07 Pengelolaan Penyusunan KPI dan Performance Appraisal.