Tidak hanya kegiatan diskusi saja, tetapi Gita Pertiwi bersama green team melakukan kegiatan seru lainnya agar menambah ketertarikan dan semangat para siswa. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Biotilik. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya mendukung program Sekolah Ekologis Dengan memahami timbulan sampah serta bahan berbahaya di sekitarnya, sekolah dapat merancang program-program edukasi dan pengelolaan yang lebih terarah, serta melibatkan seluruh warga sekolah dalam menciptakan perubahan positif untuk lingkungan.
Biotilik adalah penggunaan indikator biota seperti misalnya serangga air, kepiting, udang, siput, dan cacing untuk pemantauan lingkungan dan identik dengan istilah biomonitoring. Tujuan dari Biotilik adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat khususnya generasi muda untuk turut serta menjaga ekosistem sungai dengan memantau kerusakan sungai dengan mengamati keanekaragaman organisme yang ada disekitarnya.
Aliran air dan pohon di bantaran sungai adalah satu kesatuan yang harus dipertahankan dan dengan Biotilik dapat memberikan pentunjuk gangguan kondisi kesehatan lingkungan pada ekosistem sungai, sehingga dapat dirumuskan upaya penanggulangan yang dibutuhkan, Komponen pemantauan kesehatan sungai terdiri dari pemeriksaan habitat dan pemeriksaan Biotilik.
Prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan habitat meliputi kondisi substrat dasar sungai, vegetasi bantaran sungai, tingkat sedimentasi, adanya modifikasi sungai, dan aktivitas manusia di sekitar sungai. Pengamatan habitat dilakukan dalam jarak pandang 100meter yang menggambarkan kondisi lapang pandang yang diamati. Sedangkan prosedur pemeriksaan biota makroinvertebrata dengan parameter Parameter pemantauan makroinverterbrata adalah keragaman jenis famili, keragaman jenis EPT (Ephemeroptera, Plecoptera, dan Trichoptera), Persentase kelimpahan EPT, Indeks Pencemaran Biotilik. Pemantauan di tentukan di 3 titik lokasi pada aliran sungai dengan kondisi substrat dasar dan jenis vegetasi yang berbeda untuk mendapatkan beragam jenis hewan. Pengambilan sampel biota dilakukan dari titik paling hilir dari wilayah Biotilik.
Dalam melakukan Biotilik ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan. Lakukan pengambilan sampel dengan kombinasi teknik kicking dan jabbing pada bagian tepi sungai yang tidak terlalu deras, tidak dalam dan ditumbuhi tanaman air. Setelah melakukan kicking atau jabbing, angkat jaring ke atas permukaan air dan celupkan kantong jaring beberapa kali ke dalam air hingga air yang keluar dari kantong jaring menjadi bening dan tidak berlumpur. Tuangkan sampel dari kantong jaring ke dalam nampan dan lakukan sortasi dengan mengambil hewan yang bergerak dan membaginya dalam satu jenis yang sama pada kotak penyekat. Lakukan analisis biota yang didapatkan selain ikan, berudu katak dan serangga darat, karena tidak termasuk dalam Biotilik.
Kegiatan Biotilik dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Januari ini diadakan di Sungai Pusur dengan Green team sebanyak 25 orang yang sebelumnya telah dibentuk di SMPN 2 Juwiring. Kegiatan Biotilik ini bekerja sama dengan FRI (Forum Relawan Irigas) dengan tujuan untuk mengenalkan anak-anak akan makhluk hidup yang ada di sekitar sungai tersebut. Biotilik juga dilakukan untuk melakukan monitoring pada Sungai Pusur, untuk mengetahui sebuah sungai tersebut sudah tercemar atau tidak tercemar.
"Aku seneng dengan kegiatan yang diadakan Gita Pertiwi ini, seru, karena kita jadi belajar tentang makhluk hidup di sungai. Ini kan juga berkaitan sama pelajaran biologi kita." Maria
Selain itu, sebanyak 25 anak di SMPN 2 Juwiring juga diajarkan untuk mengidentifikasi mikroplastik. Gita Pertiwi mengadakan acara ini dengan tujuan untuk menghadirkan kesadaran lingkungan bagi anak-anak dan agar anak-anak tergerak untuk menjaga ekosistem sungai.
Dalam kegaitan ini siswa mendapatkan banyak informasi baru dan lebih memahami dampak pencemaran sampah bagi lingkungan sekitar perairan.