Oleh karena itu diperlukan pencegahan terjadinya pergaulan bebas ini, beberapa pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya adalah yang pertama yaitu berdasarkan dengan perspektif ilmu sosiologi dengan memberikan sosialisasi terkait pergaulan bebas terhadap masyarakat dan remaja yang tujuannya agar mereka paham terkait bahayanya pergaulan bebas, yang kedua menurut perspektif ilmu komunikasi dengan menjalin komunikasi yang efektif di antara keluarga, teman-teman dan guru tanpa sikap menghakimi. Selanjutnya perspektif psikologi sosial dengan memberikan wadah kreativitas pada para remaja, contohnya dengan mengadakan lomba bakat tertentu yang dapat mengembangkan dan meningkatkan bakat serta potensi yang mereka miliki dan hal ini bisa dikombinasikan dengan perspektif ilmu antropologi yaitu dengan bakat para generasi muda terkait dengan budaya. Kemudian berdasarkan perpektif geografi di sekolah juga perlu ada Pendidikan karakter yang dapat memberikan pemahaman terkait hal ini kepada peserta didik. Itu adalah contoh dari pencegahan terjadinya pergaulan bebas yang tentunya dapat diterapkan dan tujuannya dapat mengurangi atau mencegah pergaulan bebas yang saat ini sangat marak terjadi.
   Pergaulan bebas bukanlah sekadar masalah individual, melainkan tantangan kolektif yang membutuhkan kesadaran dan komitmen bersama. Peraan sosial seperti orangtua, pendidik, dan masyarakat memiliki peran strategis dalam membimbing generasi muda atau remaja menuju kehidupan yang bermartabat dan bermakna. Diperlukan pendekatan holistik yang tidak sekadar melarang, tetapi mendidik, membimbing, dan membuka ruang dialog konstruktif dengan remaja.
C. Penyalahgunaan NAPZA
   NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
   Pada bulan November terjadi penangkapan oleh polres wonogiri terhadap orang yang menggunakan narkoba, Petugas menemukan barang bukti berupa satu plastik klip berisi sabu seberat 0,65 gram, dua plastik klip sisa pemakaian, dan satu alat hisap sabu (bong). Dan di antara Januari-Juli 2024 ini penggunaan narkoba yang berhasil terungkap semakin meningkat daripada tahun sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
   Tentunya hal ini terjadi karena beberapa penyebab atau faktor di antaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal.
- Faktor internal.
   Kurangnya kontol diri menjadi faktor seseorang mengonsumsi napza, kemudian rasa ingin tahu yang tinggi terutama pada remaja, karena remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan bahkan dalam berita tersebut orang-orang yang diincar oleh pengedar narkoba terutama adalah generasi muda atau remaja. Kemudian ada faktor internal yang lainnya seperti krisis identitas, masalah psikologis dan juga rendah diri yang mengakibatkan seseorang mengonsumsi narkoba. Faktor internal ini menurut perspektif ilmu psikologi sosial.
- Faktor eksternal.
   Lingkungan yang tidak mendukung termasuk sosial lagi-lagi menjadi faktor yang sangat berpengaruh di sini, banyak yang terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif karena lingkungan yang tidak baik dan tidak mendukung. Kemudian tekanan sosial yang tinggi juga menjadi faktor yang berpengaruh hal ini terjadi karena banyak orang yang stress dan akhirnya mengonsumsi narkoba, selanjutnya karena broken home yang kemudian juga stress banyak yang mengonsumsi narkoba.
   Itu adalah contoh-contoh faktor yang mengakibatkan seseorang mengonsumsi narkoba, yang bahkan pelaku sudah mengetahui dampaknya bagaimana akan tetapi karena tekanan sosial, stress dan juga faktor lainnya mengakibatkan dia terjerumus untuk mengonsumsi narkoba tersebut.