Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan agama, suku, adat dan budaya. Semua itu dipersatukan oleh Pancasila. Pancasila merupakan instrumen pokok di Indonesia. Tanpa Pancasila, negara Indonesia tidak dapat menjalani sistem bernegara yang baik dan terstruktur. Oleh karena itu, Pancasila sebagai pedoman negara memberikan solusi bagi setiap persoalan yang terjadi di Indonesia. Akan tetapi, persoalan internal maupun eksternal semakin marak terjadi di Indonesia dan sulit membendung keberadaan persoalan tersebut. Masalah demi masalah akan terus muncul seiring berjalannya waktu. Salah satu persoalan atau permasalahan tersebut adalah radikalisme.Â
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas,2002), radikalisme diartikan sebagai paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.Â
Radikalisme juga memiliki penilaian berbeda terhadap situasi politik yaitu membenarkan bahkan membutuhkan tindak kekerasan menyangkut politik (political violence) sebagai satu-satunya jalan untuk mengubah kondisi politik (Moskalenko dan McCauley ,2009). Seberapa berbahaya radikalisme itu? Radikalisme sangat berbahaya karena aliran ini memberikan efek buruk yang signifikan bagi tatanan negara.
Oleh karena itu, Pancasila sebagai ideologi negara memberikan pemahaman bahwa paham atau aliran yang masuk ke dalam negara harus sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila memberikan perlindungan bagi keutuhan NKRI dari paham atau aliran yang tidak sejalan dengan Pancasila.Â
Menurut pandangan ahli seperti Kartodirdjo (1985), radikalisme merupakan suatu gerakan sosial yang menolak seluruh tertib sosial dan ditandai oleh kejengkelan moral yang kuat untuk melawan dan memusuhi kaum yang mempunyai hak istimewa dan mempunyai kekuasaan.Â
Menurut Horace M Kallen yang merupakan seorang filsuf yang berasal dari Amerika, radikalisme mempunyai kekayaan yang kuat tentang kebenaran ideologi atau program yang dibawanya. Kelompok radikalisme selalu memperjuangkan keyakinan yang dianut.Â
Dalam hal ini, kelompok radikalisme akan selalu berpegang teguh pada prinsip dan keyakinan yang mereka anut, dan itu bertentangan dengan nilai Pancasila yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Di masa sekarang radikalisme menjadi ancaman nyata bagi bangsa Indonesia. Radikalisme sering mengatasnamakan paham agama. Kendati demikian, radikalisme di Indonesia berkaitan erat dengan terorisme. Radikalisme merupakan embrio dari terorisme. Hal ini didukung oleh UU No 5 Tahun 2018, terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Radikalisme bertentangan dengan Pancasila karena paham ini tidak sejalan dengan prinsip ketuhanan yang maha esa, prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab, prinsip persatuan, prinsip musyawarah, dan keadilan, radikalisme juga termasuk pada keadaan yang sangat bertentangan dengan prinsip demokrasi dan perikemanusiaan yang beradab. Pengaruh negatif dari tindakan radikalisme yaitu maraknya pemberontakan yang mengatasnamakan agama yang sangat menentang nilai-nilai Pancasila.
Radikalisme tidak dapat dibendung keberadaannya, tetapi negara dapat memberikan langkah preventif untuk mencegah penyebaran paham radikal. Langkah-langkah preventif dapat dilakukan di lingkungan masyarakat, lingkungan universitas, dan lingkup yang lebih kecil yaitu keluarga. Langkah preventif di lingkungan masyarakat dapat berupa:
Penyuluhan tentang bahaya radikalisme untuk warga dari RT atau kelurahan.
Adanya seminar yang memberikan pembekalan tentang bahaya dari radikalisme atau paham radikal.
Menjadwalkan kegiatan gotong royong rutin agar mempererat persatuan dan saling mengenal satu sama lain.
Berperan aktif dalam melaporkan radikalisme dan terorisme.
Adapun, langkah preventif yang bisa direalisasikan di lingkungan universitas:
- Memberikan pembekalan kepada mahasiswa tentang bahaya dari radikalisme dan terorisme.
- Adanya mata kuliah Pancasila dan kewarganegaraan sebagai mata kuliah wajib untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
- Menyediakan wadah atau forum diskusi yang bermanfaat agar mahasiswa dapat berpikir kritis tentang situasi yang terjadi sekarang.
- Pimpinan perguruan tinggi harus melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, baik itu kegiatan internal maupun kegiatan eksternal.
Selain itu, tindakan preventif yang paling efektif direalisasikan adalah di lingkungan keluarga, karena keluarga adalah langkah awal dalam mencegah penyebaran radikalisme. Langkah preventif yang bisa dilakukan sebagai berikut:
Mengajarkan nilai-nilai Pancasila sedari dini, dan contoh perilaku dimulai dari orang tua.
Melakukan pengawasan yang memadai atas pergaulan anak, khususnya dalam kelompok-kelompok keagamaan yang krusial.
Memberikan pemahaman agama secara benar dan utuh kepada anak.
Memberikan rasa aman, nyaman, dan menyenangkan kepada anak untuk tinggal di rumah.
Dapat disimpulkan bahwa, masyarakat Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap isu radikalisme yang beredar dan menjalankan kehidupan di dasari oleh nilai-nilai pancasila. Radikalisme akan terus muncul seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, tindakan preventif perlu dilakukan untuk mencegah tersebarnya paham radikal kedalam individu atau kelompok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H