Saat dilantik pada tahun 2012, angka kemiskinan di Gorontalo ini masih 20%. Lalu kemudian Rusli Habibie selaku Gubernur Gorontalo melakukan terobosan baru dengan menggratiskan pendidikan, kesehatan, melakukan pembangunan infrastruktur, serta menggagas ekonomi kerakyatan, termasuk di dalamnya pertanian dan peternakan.
Karena penasaran, saya pun coba mencari data tentang ini. Dan akhirnya saya temukan data dari BPS Bulan November tahun 2018 menyebutkan bahwa penurunan angka kemiskinan mencapai hingga 0,98 poin, yaitu menjadi 15,83 persen atau 188,30 ribu jiwa.
Padahal sebelumnya pada bulan Maret 2018, angka kemiskinan masih berkisar pada 16.81 persen atau sekitar 198,51 ribu jiwa.
Hal penting yang cukup mendorong menurunkannya angka kemiskinan di Gorontalo adalah produksi jagung yang meningkat dari tahun ke tahun.
Sampai saat ini produksi jagung Gorontalo sudah mencapai di angka 70 ribu ton, capaian ini tentu sangat tinggi mengingat target awalnya adalah 57 ribu ton pada tahun 2019 ini.
Sebenarnya ada banyak hal yang diangkat dalam forum ini, apalagi ketika sesi diskusi antara audience dengan Gubernur Gorontalo dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.
Antusiasme masyarakat terlihat cukup besar. Ragam pertanyaan silih berganti dari berbagai penjuru ruangan. Saya duduk paling belakang karena memang Aula Rumah Dinas Gubernur Gorontalo dipenuhi banyak orang dari berbagai kalangan, bahkan terlihat beberapa yang tidak kebagian tempat duduk.
Ada hal yang cukup unik ketika Diaolog yang dipandu Prof Dr. Mahludin Baruadi ini sudah berakhir.
3 orang dari arah depan sepertinya meminta untuk bisa diberikan waktu berbicara. Walhasil Bapak Menteri Andi pun membijaksanainya.
Bahkan setelah itu Pak Menteri Mengajak untuk Berofoto bersama mereka.
Sontak membuat audience bergerumuh disambut tepukkan tangan serentak hingga acara berakhir.