Prabowo selalu mengatakan bahwa ia akan melanjutkan pembangunan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Bukan perubahan yang selalu didengung-dengungkan oleh capres Anies Baswedan. Dan menempatkan putranya didalam lingkaran, akan memperkuat pembangunan berkelanjutan dimasa mendatang.
Dan menempatkan putranya didalam lingkaran, akan memperkuat pembangunan berkelanjutan dimasa mendatang.
Saya menduga bahwa cita-cita pembangunan Presiden Jokowi belum sepenuhnya tuntas seperti yang ia inginkan. Ini mengingat pada prosesnya sempat terkendala oleh COVID-19 yang sangat amat memukul kondisi bangsa. COVID-19 dalam kurun waktu 2020-2022 (tiga tahun berjalan) juga menguras kantong negara. Proses pembangunan praktis menjadi terhambat. Tidak sedikit yang kemudian tertunda atau bahkan berhenti.
Sampai dengan saat ini beberapa proyek besar masih belum tuntas. Â Mari tengok faktanya. Tol trans Sumatera belum sampai 50 persen progresnya. Tol trans Jawa masih menyisakan Probolinggo - Banyuwangi. Kereta cepat yang masih ingin diteruskan hingga ke Surabaya. Kereta Sulawesi yang jangankan sudah mengitari seluruh pulau. Hingga kini saja belum juga sampai ke Parepare. Dan tentu saja proyek prestisius pemindahan ibukota negara ke Nusantara.Â
Presiden Jokowi pasti tak ingin meninggalkan legacy yang kurang baik. Takada pemimpin yang ingin meninggalkan kesan buruk berupa pembangunan yang mandek. Saya membayangkan bila IKN tidak dilanjutkan oleh kepemimpinan selanjutnya, proyek itu akan menjadi proyek mangkrak berharga puluhan hingga ratusan triliun mengingat anggaran jumbo yang sudah dikeluarkan. Jokowi mungkin tak ingin disebut dimasa mendatang sebagai "Hambalang ke-2".
Menempatkan Gibran untuk melanjutkan Legacy
Maka pilihan menempatkan Gibran dalam lingkaran istana mungkin dipandang sebagai satu-satunya pilihan. Semoga saja pendapat ini benar meski tentu akan muncul banyak keraguan. Penempatan Gibran bukanlah untuk melanjutkan hegemoni. Meskipun secara otomatis hegemoni keluarga Jokowi akan berlanjut. Tetapi lebih penting dari sekedar hegemoni yakni pembangunan nasional demi kemajuan bangsa dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H