Sadarkah kamu bahwa makin kesini uang tunai semakin tidak laku? Barangkali di dompetmu sekarang sudah tidak banyak terisi uang tunai bukan? Kalau masih, mungkin kamu agak-agak gaptek (piss!), atau kamu menganggap bahwa pembayaran secara digital itu ribet meskipun sesungguhnya adalah hal yang mudah.
Dunia sudah berubah. Teknologi sudah semakin sedemikian maju. Orang bahkan sudah mulai berbicara tentang metaverse (panganan opo kui?!). Sebuah dunia yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Orang sudah semakin dimudahkan dengan pelbagai fitur di gadget. Dunia seakan ada dalam genggaman. Kamu sudah tidak perlu belanja sabun, minyak goreng, shampoo, pasta gigi dan segala macam kebutuhan bulanan di mall lagi. Tinggal buka shopee, Blibli, atau aplikasi e-commerce lainnya. Kebutuhanmu sudah mejeng disana berikut info lengkap tentang barangnya. Tinggal klik dan barang belanjaan sudah diantar sampai depan rumah. Simpel. Begitu mudahnya sampai kamu takperlu antri, takperlu bermacet-macet ria atau berdesakan di KRL demi menuju ke pusat perbelanjaan.
Apalagi misalnya?
Bayar cicilan, beli token listrik, bayar air, bayar IPL, bayar PBB, sampai bayar pajak kendaraan pun bisa online. Gimana nggak enak generasi sekarang ini. Barangkali itulah kenapa generasi orang tua kita dahulu menyebut generasi milenial itu adalah generasi manja. Lha wong segalanya sudah enak kok. Kita begitu dimanjakan dengan teknologi.
Yang lebih asyik tetapi juga mencengangkan saat ini adalah.... Wait, sebentar..
Karena rasanya ini adalah kabar gembira bagi para penggemar bakso, mie ayam, martabak Bangka, penyuka nasi goreng gerobakan, bubur ayam. Dan ya, masih banyak lagi jajanan kaki lima lain tentunya. Apalagi kalau bukan bisa bayar secara cashless alias non tunai. Tak usahlah ada duit banyak-banyak di dompet. Ribet. Cukup bawa gadget, scan barcode QRIS, beres. Bisa sekalian kerja atau update status medsos.
Faktanya fenomena pembayaran non tunai dengan QRIS saat ini sudah jamak di berbagai tempat. Sudah bukan barang aneh lagi. Awalnya sempet agak surprise sih. 'Agak' ya, bukan surprise banget mengingat sebelumnya memang sudah banyak pembayaran non tunai semacam menggunakan debit card (kartu ATM). Bahkan QRIS sendiri sudah banyak digunakan untuk pembayaran di tempat-tempat ekslusif seperti di mall, restoran, hotel, bandara, dan lain sebagainya. Sempat dulu berpikir andaikan beli makanan di pinggir jalan juga bisa non tunai. Takperlu ribet lah kita ini bawa-bawa duit banyak.
Dan apa yang terjadi?? Sekarang bayangan itu jadi kenyataan. From imagination to be reality. Kamu sudah bisa bayar semangkok bakso di warung pinggir jalan alias kaki lima dengan QRIS. Ya, bakso gerobakan itu lho! Biasanya si abang akan menempelkan kode barcode QRIS nya di bagian kaca depan atau samping gerobaknya. Terpampang sangat jelas untuk memudahkan pembeli melakukan scanning barcode saat akan membayar.
Dan tentu saja tak cuma bakso, segala macam penjual gerobakan pinggir jalan pun sekarang juga sudah banyak yang menerapkan pembayaran non tunai dengan QRIS. Penjual martabak, chicken, roti bakar, minuman kekinian, makanan ringan, sampai gorengan pun ada yang sudah mengaplikasikan QRIS.
Apa itu QRIS?
Mengutip keterangan dari BANK INDONESIA yang ditulis kompas.com, QRIS adalah singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard. QRIS adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
Untuk bisa menerapkan pembayaran dengan QRIS, pedagang atau merchant hanya cukup membuka tabungan pada salah satu penyelenggara QRIS yang sudah berizin dari BI. Dalam kacamata pribadi saya, QRIS adalah penemuan penting dalam sejarah perbankan di Indonesia, khususnya terkait transaksional. Pasalnya QRIS bisa menerima seluruh pembayaran. Dari bank manapun dan platform dompet digital apupun bisa dan gratis biaya layanan (admin). Kamu takperlu takut lagi dengan tambahan biaya administrasi yang selama ini biasa dikenakan dalam transaksi perbankan.
Seolah menggeser peradaban. Uang kartal tidak lagi menjadi kebutuhan utama. Berganti menjadi dompet digital / elektronik. Pergerakan uang secara fisik pun otomatis menurun. Kabar ini pun sudah diberitakan dalam beberapa warta media.
Manfaat QRIS?
Bagi seller atau pedagang, QRIS jelas memudahkan pada saat transaksi. Mari kita bicara tukang bakso menjual bakso semangkok 13 ribu. Untuk jumlah kecil dengan pembeli relatif banyak, biasanya pedagang akan repot menyiapkan uang kecil untuk kembalian. Bukankah kamu terkadang kamu harus menunggu kembalian karena si abang harus nukerin uang ke pedagang sebelah? Ya begitu, repot. Oleh karena itu dengan adanya QRIS, pedagang tidak perlu repot-repot menyiapkan kembalian. Yang kedua, pedagang akan lebih aman dan nyaman dalam menyimpan uang karena berbentuk digital. Dia takperlu menyimpan uang di brankas dalam jumlah besar. Ketiga, transaksi juga jadi lebih cepat. Itu tiga manfaat yang langsung terlihat dari kacamata saya.
Sementara bagi buyer atau pembeli, takperlu repot-repot bawa uang banyak. Dewasa ini, jumlah uang di dompet semakin sedikit. Saya sendiri adalah contoh orang yang malas bawa uang banyak-banyak. Soalnya bawa uang sedikit atau banyak, habisnya tetap dalam tempo waktu yang sama, hehehe..
Karenanya, dengan adanya QRIS saya lebih happy. Cukup bawa gadget, scan, pulang, kenyang. Itu pertama. Manfaat yang kedua. Dengan adanya history (riwayat) pembayaran, pengeluaran kita jadi lebih terkontrol. Bukan tahu-tahu duit habis tapi lupa buat apa saja. Kamu sering kan begitu?
Jadi, sudahlah. Begitu saja. Yang jelas QRIS oke banget. Saya mau makan siang beli bakso dulu di depan kantor. Sudah top up e-wallet juga. Tinggal berangkat. See you..!
Bacaan: kompas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H