Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

HBD Regional dan Fanatisme Honda yang Terus Terpelihara

15 Oktober 2023   16:42 Diperbarui: 15 Oktober 2023   17:10 1626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MotoR Honda Supra X 125D keluaran 2006 yang masih digunakan Pak Mukti. Foto: dokpri

"Le, sasi ngarep yen wis ono duite Bapak arep tuku Honda.."

(Nak, bulan depan kalau sudah ada uangnya Bapak mau beli Honda)

Itu kata Bapak mungkin sekitar 25 tahun yang lalu. Keluarga kecil kami saat itu memang bukan orang berada. Butuh tekad dan usaha keras untuk sekadar memiliki satu-satunya tunggangan yang dipakai sebagai tulang punggung transportasi dalam keluarga.

Sepertinya sudah menjadi rahasia umum bahwa bagi masyarakat Jawa, Honda itu adalah "kata". Bukan sekadar merek. Sama halnya dengan 'makan', 'minum', 'mandi', dan sebagainya. Begitulah adanya, jika Anda pergi ke suatu desa di Jawa, sampai sekarang Anda akan menemui orang menyebut "Honda" itu sebagai kata ganti untuk motor. Misalnya begini, jikalau seseorang berkata, "Aku arep menyang Solo numpak Honda" (aku akan pergi ke Solo naik Honda). Itu artinya dia pergi ke Solo naik motor yang sebenarnya belum tentu motornya Honda. Bisa pula yang lainnya. Tapi nampak seolah sudah mengakar dalam diri masyarakat setempat. Se-familiar itulah Honda. Barangkali kalau ada kamus bahasa tidak baku, saya yakin kata 'Honda' bisa masuk di dalamnya.

Tetapi keluarga kami bukan hanya menyebut Honda sebagai kata ganti motor. Pasalnya Bapak memang pencinta Honda sejak dulu. Di rumah kami sampai sekarang tidak pernah ada motor brand lain terparkir selain Honda. Bapak memang sefanatik itu. Bahkan saat sudah punya rezeki lebih untuk membeli kendaraan roda empat pun yang dibeli ya Honda. Dan itu menurun ke saya hingga sekarang.

Masih segar dalam ingatan, ketika masih SMA tahun 2004 saya mengandalkan Honda Supra X dengan pelek masih menggunakan jari-jari. Saat harga bensin masih Rp4.500 per liter. Motor itu yang mengantarkan saya pulang pergi 34 kilometer setiap hari untuk menuntut ilmu. Berarti sekitar 900-an kilometer setiap bulannya. Tetapi motor itu begitu andalnya hingga tak perlu perawatan yang sulit. Cukup servis rutin saja. Barangkali itu alasan bapak memilih Honda. Sudah diperhitungkan. Kasihan lah kalau anaknya yang masih sekolah harus diribetkan dengan urusan perawatan kendaraan.

Senada dengan Bapak, teman-teman di kantor sudah paham betul bahwa saya adalah pencinta Honda. Untuk tunggangan roda dua saya mengandalkan Honda Vario 125 CBS. Motornya memang sudah lama. Tapi untuk performa sama sekali tidak kalah dengan motor baru. Motor ini adalah keluaran tahun 2012. Walaupun motor lama, desainnya enggak jadul-jadul banget. Masih okelah buat dipakai aktivitas harian. Bahkan beberapa kali menerjang banjir pun mesinnya masih waras. Maka ketika suatu waktu istri saya bertanya, "Nanti kalau mau ganti motor, mau ganti motor apa?". Saya dengan enteng tanpa pikir dua kali menjawab, "Ya Vario lagi, hehehe...".

Cerita tentang Honda memang tidak pernah habis. Pak Mukti, seorang rekan kerja di kantor masih setia menggunakan Supra X 125D. Motor itu produksi tahun 2006. Sampai dengan hari ini, motor itu sudah menemaninya selama 17 tahun. Tetapi meski sudah lama, kesannya tentang motor itu masih sangat positif. Suspensi menurutnya masih sangat nyaman. Sudah berulang kali menerjang banjir, mesinnya tetap bandel. Tidak ringkih. Sama dengan saya, ia adalah seorang fanatik Honda.

MotoR Honda Supra X 125D keluaran 2006 yang masih digunakan Pak Mukti. Foto: dokpri
MotoR Honda Supra X 125D keluaran 2006 yang masih digunakan Pak Mukti. Foto: dokpri

Dengan demikian maka pantaslah bila Honda seakan memiliki tempat tersendiri di ruang sanubari para konsumennya. Honda rasanya sudah menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia. Tidak heran apabila kemudian Honda memiliki penggemar setia di seluruh penjuru nasional. Para penggemar itu yang kemudian bersatu dalam wadah Honda Bikers yang setiap tahunnya menggelar Honda Bikers Day (HBD). Antusiasme yang tinggi dari para penggemar itulah yang kemudian disambut baik oleh PT Astra Honda Motor (AHM) menjadi agenda rutin nasional. Bahkan dalam beberapa penyelenggaraan terakhir juga digelar secara regional melalui event HBD Regional.

Dikutip dari situs resmi AHM, event Honda Bikers Day diselenggarakan mulai tahun 2009. Pantai Pangandaran di Jawa Barat menjadi saksi kopi darat (kopdar) para bikers Honda kala itu. Berturut-turut kemudian event itu kemudian digelar di Jatinangor, Bandung (HBD 2010), Kawasan wisata Gunung Bromo (HBD 2011), Candi Prambanan (HBD 2012), Pantai Tanjung Tum, Anyer (HBD 2013), Pantai Pandawa, Bali (2014), Pantai Teleng Ria Pacitan (HBD 2015).

Karena semakin meningkatnya animo bikers, HBD regional lalu mulai diperkenalkan pada 2016. HBD mulai menyasar di luar Pulau Jawa dan Bali. HBD Regional digelar secara bertahap di 3 kota: Medan, Palangkaraya, dan Makassar. Puncak HBD Regional dipusatkan di Pantai Boom Banyuwangi pada 19 November 2016. Di tahun berikutnya 2017, HBD Regional diselenggarakan di Padang, Pontianak, dan Makassar. Usai rangkaian HBD regional kemudian event lanjut dipusatkan di Gunung Kidul, Yogyakarta. Pada 2018, penyelenggara menghadirkan museum Honda Bikers Day yang dibangun untuk mengenang perjalanan dan pelaksanaan Honda Bikers Day dengan menampilkan beragam motor bikers Honda dari masa ke masa. Puncaknya dengan menghadirkan band legend Sheila on 7. Selanjutnya HBD 2019 diselenggarakan di Lapangan Panglima Besar Jenderal Sudirman, Ambarawa Jawa Tengah pada 30 November 2019. Sayang kemudian pandemi membuat event menarik ini harus terhenti.

Honda Bikers Day. Foto: AHM
Honda Bikers Day. Foto: AHM

Usai tiga tahun vakum, HBD Regional akhirnya digelar kembali pada tahun 2023 ini. Ajang kopi darat terbesar bagi para Honda bikers ini sudah dimulai dari event HBD Regional di 3 kota dan 3 Pulau terbesar yakni Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Di Sumatera, HDB Regional diselenggarakan di Lampung pada 23 September 2023. Satu minggu kemudian pada 30 September HBD Regional beralih ke Pontianak, Kalimantan Barat.

Pada pekan pertama Oktober, giliran kota cantik nan syahdu Tomohon di ujung utara Sulawesi menjadi tuan rumah HBD Regional terakhir sebelum acara dipusatkan secara nasional di Malang, Jawa Timur pada 28 Oktober. HBD kali ini sekaligus memperingati satu dekade HBD nasional. Acara ini akan diramaikan oleh belasan ribu Honda bikers seluruh Indonesia. Antusiasme tinggi sudah tergambar dalam HBD Regional yang selalu dipadati ribuan bikers.

Mengangkat tema 'Bersama Penuh Arti', ajang Honda Bikers Day di tahun ini mencoba mengajak para bikers Honda untuk kembali bersama melakukan sesuatu yang berarti dalam momen kebersamaan.

"Kami berharap keanekaragaman dan kebersamaan antara bikers menjadi penyatu yang kuat bagi jalinan silaturahmi para pencinta sepeda motor Honda di seluruh Indonesia. Kami kembali mengundang kehadiran para bikers untuk memeriahkan HBD Nasional setelah 3 tahun terhenti karena pandemi," ujar General Manager Marketing Planning & Analysis Division AHM Andy Wijaya melalui press release resmi AHM. Andy menambahkan bahwa dalam acara HBD nasional nanti akan ada beragam aktivitas menarik antara lain games perorangan dan kelompok, official merchandise, lapak bikers, pameran produk sepeda motor Honda, test ride sepeda motor Honda, pertunjukan musik, hingga modifikasi. Ajang semacam ini penting dalam rangka mempererat persaudaraan, kekompakan, dan kebersamaan para bikers Honda.

Honda Bikers Day. Foto: AHMInput sumber gambar
Honda Bikers Day. Foto: AHMInput sumber gambar

Event HBD sekaligus membuktikan bahwa Honda tidak jauh dari para konsumennya. Honda begitu ingin bergaul, mendengar, dan larut dalam emosi yang sama dengan para bikers. Seolah Honda berada dalam circle yang sama. Mengeliminasi jarak sehingga setiap masukan penting dapat tersampaikan tanpa harus tersekat dengan tembok tebal. Maka produk yang dihasilkan pun selalu menjawab kebutuhan konsumen. Ini terbukti dengan diterimanya motor-motor Honda oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Honda sama sekali jauh dari kesan eksklusif untuk satu kalangan tertentu saja. HBD Regional tentu menjadi tempat untuk mewadahi Honda bikers di daerah-daerah tertentu. Karena tidak mungkin animo yang begitu besar hanya diselenggarakan dalam sekali event nasional. Indonesia terlalu luas. Honda memang harus menjemput animo di berbagai daerah. Untuk itu HBD Regional pun dinantikan para bikers.

Sumber: press release AHM, situs ahm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun