Apakah kamu mahasiswa yang sedang magang di suatu tempat? Ataukah kamu pendatang baru di dunia kerja?
Welcome! Â Inilah dunia kerja.
Dunia yang barangkali berbeda dari bayanganmu sebelumnya. Kamu tak perlu lagi mengerjakan PR dari dosen atau gurumu. Tak ada lagi ujian semester. Tak ada lagi kenaikan tingkat atau penerimaan rapor kenaikan kelas. Yang ada hanyalah target.
Kamu tidak lagi dituntut untuk menghasilkan nilai yang bagus. Orang tidak lagi peduli dengan nilai-nilaimu dulu. Ya, bukan nilai melainkan uang. Kamu dituntut untuk menghasilkan uang!
Lho, bukannya kerja untuk cari uang?
Betul. Tetapi sesungguhnya kamu dituntut untuk menghasilkan uang yang lebih banyak supaya dengan demikian pemberi kerja memiliki kemampuan untuk membayar jerih payahmu. Atau kalau kamu beruntung akan ada bonus tambahan untuk hasil keringatmu.
Lebih enak mana, bekerja atau sekolah/kuliah?
Sebagian siswa/mahasiswa mungkin merasa ingin cepat-cepat bisa kerja lantaran merasa sekolah/kuliah itu melelahkan.
Sebaliknya, pekerja ingin kembali ke masa-masa sekolah. Jumlahnya tidak sedikit. Banyak. Barangkali malah semua pekerja begitu. Percayalah. Saya sebagai pekerja juga kadang-kadang begitu. Tapi tidak serius, hanya sebatas nostalgia.
Hakikat bekerja adalah mencari penghidupan. Semua orang harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan apapun bentuknya. Bukankah pekerjaan itu adalah sesuatu yang kamu perjuangkan selama dalam masa sekolah?
Ladang pekerjaan mungkin merupakan cita-cita yang sudah kamu pendam sedari dulu. Kamu mungkin sampai harus mengikuti tambahan belajar melalui les.Â
Bangun subuh untuk belajar saat akan ujian. Meminjam catatan ke sana ke mari untuk memperlengkapi bahan yang kamu punya. Atau duduk berjam-jam di perpustakaan untuk mendapatkan materi yang bagus untuk presentasi.
Jadi, apakah semua usaha itu sudah terbayarkan kini?  Sudahkah kamu mendapatkan pekerjaan impianmu? Atau malah justru kamu masih merintis perjalanan untuk menuju kesana?
Kamu mungkin masih harus memendam hasrat karena pekerjaanmu sekarang belum sesuai harapan. Padahal perjuanganmu sudah mengorbankan banyak hal. Haruskah berputus asa? Tidak.Â
Karena ada banyak alasan untuk tetap memelihara semangat. Perjalanan masih panjang. Kamu belum tiba pada garis finis.
Mengapa tidak memilih untuk bahagia saja?
Sebagaimana hidup harus bahagia, bekerjapun juga mesti bahagia.
Mengapa bekerja harus bahagia?
1. Banyak orang tidak beruntung karena belum mendapat pekerjaan
Ditengah angka pengangguran yang tinggi, kita harus bersyukur bahwa kita masih bisa bekerja.
2. Ladang pekerjaan adalah rumah ke duamu
Kamu menghabiskan waktu untuk pekerjaan bisa sampai 8-10 jam. Mungkin bisa lebih. Sementara berapa jam waktu yang kamu habiskan dirumah?
Jadi, bukankah tempat kerja sudah seperti rumah kedua?
Tidak baik bila kita tidak betah berada di rumah sendiri. Jangan berharap lingkungan membuat kita nyaman. Tetapi kitalah yang harus menyatu dengan lingkungan.
3. Supaya produktif dan berprestasi
Apa syarat untuk menaiki tangga kesuksesan? Ya, menjadi insan yang berprestasi. Itu bukan rahasia umum. Berprestasi berarti produktif.
Mampu memenuhi ekspektasi kerja. Bagaimana mungkin mau produktif bila kita bekerja tidak dalam mood yang baik. Untuk itulah bekerja harus bahagia.
4. Bahagia membuat kita lebih mudah menemukan inspirasi atau ide
Situasi mood yang baik dan emosi yang terjaga akan membuat orang lebih mudah untuk berpikir. Menemukan cara atau formula terbaik untuk mengatasi masalah.
Selain itu juga untuk mengambil keputusan. Inovasi sekecil apapun pasti butuh ide. Inovasi akan membuat kita kreatif dan berdaya guna.
5. Merawat kesehatan mental
Tak hanya fisik, psikispun perlu dirawat. Dalam situasi kerja, ada banyak hal yang dapat menimbulkan tekanan seperti dikejar target, atasan yang kurang bisa bersahabat, atau rekan kerja yang menjengkelkan.
Situasi yang tidak nyaman bisa memicu stres yang berujung pada terganggunya kesehatan mental.
Untuk itu terima keadaan dan buatlah diri sendiri nyaman.
Bagaimana kita berbahagia dalam bekerja?
Karena saya bukan pakar, maka tip sederhananya adalah mari mensyukuri pekerjaan. Itu adalah modal utama. Belajar untuk tidak meremehkan apapun profesi kita. Kemudian, segera beradaptasi dengan lingkungan kerja.Â
Dunia kerja tentu adalah dunia yang baru. Mari mengenali ladang sebagai tempat kita membajak. Terakhir, mari berteman dengan sebanyak mungkin orang.
Memiliki musuh dalam lingkungan kerja itu sama sekali tak enak. Hanya akan menghambat diri kita sendiri.
Wasana kata, selamat bekerja. Selamat memasuki dunia yang baru. Perjalanan menggapai mimpi masih belum usai. Berbahagialah!
Catatan: ini hanya coretan ringan yang mungkin berguna bagi teman-teman yang baru memasuki dunia kerja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI