"Kemarin saya nanya HRD, ini data kesehatan buat apa pak?"
"Oh itu cuman untuk data BPJS kesehatan. Emang kenapa?" jawab staf HRD
"Soalnya kalau buat vaksin saya nggak mau"
Rekan tersebut melanjutkan lagi. Kalau perusahaan maksa, dia juga bakal melawan.
Cerita diatas hanya sebuah potret kecil dari gambaran besar tanggapan penerimaan vaksin dikalangan pekerja swasta. Tidak sedikit orang yang menolak vaksin. Rekan saya dalam cerita tadi memang sudah seperti antipati (acuh tak acuh) terhadap kabar adanya covid-19. Kasarnya, ia beranggapan bahwa covid-19 itu tidak ada. Hanya akal-akalan pemerintah. Pelarangan mudik dan seluruh kebijakan terkait pengendalian covid-19 hanya dipandang sebagai dosa besar pemerintah. Yang beranggapan seperti itu tidak sedikit. Tidak bisa hanya dihitung jari.
Mau bagaimana lagi, di negara demokrasi ini memang semua bebas menyuarakan pendapat. Perbedaan pendapat dan pandangan merupakan hal yang wajar. Apalagi covid-19 memang hal yang baru. Saya sudah semampu saya untuk memberikan pengertian mengenai bahayanya covid-19. Namun saya juga tidak bisa memaksakan pandangan saya itu diterima oleh orang lain. Jadilah kami beriringan, baik kami yang menolak vaksin maupun menerima vaksin, kami tetap berkawan baik. Meskipun tetap pada pendirian masing-masing.
Maka sedikit saran bagi pemerintah, harus ada treatment (perlakuan) khusus dalam rangka sosialisasi pelaksanaan vaksinasi. Perlu juga menggunakan cara yang tidak biasa dalam mensosialisasikan vaksin bagi masyarakat. Khususnya vaksin gotong royong. Untuk sekarang ini, saya lihat malah sama sekali belum ada sosialisasi terkait vaksinasi gotong royong dikalangan pekerja. Untuk sekedar mekanismenya saja, saya sebagai pegawai swasta juga belum paham. Saya rasa perlu disosialisasikan mengenai pentingnya vaksin khususnya bagi pekerja industri. Baik itu untuk kesehatan maupun juga untuk perbaikan ekonomi. Apalagi vaksin gotong royong itu berbayar. Perusahaan harus merogoh kocek yang tidak sedikit untuk mendaftarkan karyawannya. Jangan sampai itu mubazir. Beberapa perusahaan kemudian jadi wait and see karena tidak semua karyawan mau divaksin. Bisa jadi alasan inilah yang membuat pengusaha enggan mendaftar.Â
Rasanya hingga saat ini tidak ada jalan lain untuk terbebas dari pandemi selain dengan vaksin. Untuk itu sebagai warga negara, saya berharap program vaksinasi berjalan lancar. Indonesia dapat segera pulih.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H