Menarik nih. Lho kok bisa? Memangnya orang bergelar sarjana belum tentu pandai? Tepat. Yang bergelar sarjana belum tentu pandai. Yang hanya lulusan SMK/SMA belum tentu bodoh. Apa pasal?
- Saat ini banyak gelar akademik bodong. Tak pernah kuliah, tiba-tiba dapat ijazah dengan membayar sejumlah uang.
- Banyak bermunculan perguruan tinggi yang hanya mengejar komersial. Yang penting bayar, urusan nilai itu gampang. Untuk kasus ini, perusahaan biasanya membatasi perguruan tinggi mana saja yang dipilih bila ada seleksi penerimaan pegawai. Walaupun tidak tertulis dalam persyaratan lowongan. Misalnya perusahaan mengutamakan lulusan dari universitas-universitas ternama seperti UI, UGM, ITB. Ada juga perusahaan yang langsung melakukan rekrutmen di sekolah-sekolah tertentu guna mendapatkan SDM yang unggul.
- Gelar akademik tidak menjamin seseorang terampil. Ini pengalaman. IPK-nya tinggi. Teorinya bagus. Namun dalam praktik pekerjaan kurang. Masalahnya sekolah dengan dunia kerja itu sama sekali berbeda. Ya tentu tidak semua begitu. Namun hal ini sudah diantisipasi terlebih dahulu oleh HRD.
Itulah sebab mengapa gelar akademik mentereng tak jaminan keren. Bila kita sebagai pencari kerja atau sebagai pegawai, perlu juga untuk terus meningkatkan kompetensi melalui berbagai cara seperti mengikuti pelatihan kompetensi keahlian kerja dan seminar / webinar. Serta terus menggali potensi-potensi apa yang dapat dikembangkan dalam diri kita. Itu akan meningkatkan daya tawar kita dimata pemberi kerja. Dan jangan lupa untuk meletakkan tata nilai dan norma kesantunan yang tinggi. Karena attitude adalah hal yang utama.
Semoga kita selalu sukses dan diberkati dalam pekerjaan kita.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H