viral video penjarahan muatan truk yang terguling di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kejadian ini dibagikan oleh akun Instagram @explorekabkaranganyar. Truk pengangkut minuman isotonik tersebut mengalami kecelakaan pada Jumat pagi (22/01/2021).Â
Saat ini sedangKecelakaan terjadi akibat truk mengalami rem blong. Akibatnya supir tidak bisa mengendalikan laju kendaraan. Apalagi Tawangmangu merupakan daerah dengan kontur dataran tinggi bagian yang terletak di lereng Gunung Lawu.Â
Medan yang naik turun membuat truk semakin sulit mengendalikan jalannya dan terguling di depan rumah makan legender Tawangmangu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Sang sopir hanya mengalami luka ringan dan telah mendapatkan penanganan medis.
Truk berwarna hijau tersebut terlihat terguling dan menabrak pembatas jalan. Sedangkan kondisi muatan nampak berceceran di jalan raya. Dari gambar yang dibagikan oleh akun @explorekabkaranganyar terlihat warga begitu antusias mengambil boks-boks kardus yang berisi minuman isotonik. Pengambilan itu tentu saja tidak atas seijin pemiliknya. Ini penjarahan.
Dalam keterangan terpisah, Kapolsek Tawangmangu Iptu Ismugiyanto mengatakan bahwa kepolisian sudah mengingatkan pada masyarakat agar tidak mengambil barang muatan yang berceceran di jalan raya. Namun pesan itu tidak diindahkan. Warga tetap saja mengambil minuman dalam boks-boks besar. Tak hanya anak-anak, para orang tua pun tampak ikut memunguti muatan.
Peristiwa penjarahan bukan sekali ini saja terjadi di Indonesia. Ini menandakan moralitas masyarakat kita masih lemah dan cenderung mati secara nurani. Bagaimana tidak, mengambil milik orang lain yang jelas-jelas mengalami musibah. Orang-orang sudah mengalami sesat pikir. Tak peduli apakah ada korban, tak peduli berapa kerugian korban.Â
Peristiwa kecelakaan seolah dijadikan ajang pembagian produk massal secara gratis. Orang-orang seperti mendapatkan aji mumpung. Lihat saja, beberapa sengaja membawa sepeda motor untuk mengambil muatan minuman isotonik. Kitapun tidak tahu, apakah hanya mengambil sekali atau sempat bolak-balik mengambil boks minuman.
Peristiwa demikian membuat kita mengelus dada. Mengapa masih saja terjadi. Apakah karena pendidikan yang rendah? Menurut saya tidak. Karena berperilaku sesuai norma itu tak perlu pendidikan yang tinggi. Cukup tunduk pada budaya masyarakat setempat. Kebetulan Tawangmangu bukan tempat asing bagi saya. Karena saya tumbuh besar di Karanganyar.Â
Memang banyak orang tua yang tidak mengenyam pendidikan formal yang tinggi. Namun sopan santun itu terbentuk dari budaya Jawa yang kental. Sedangkan perbuatan penjarahan sama sekali tidak mencerminkan kebudayaan Jawa yang mengajarkan unggah-ungguh serta tatanan nilai kesantunan yang tinggi. Ini lebih kepada moralitas pribadi.