Judulnya nggak nyambung? Tenang, jangan panik. All is well. Ketika membaca judul yang nampak tidak nyambung itu bukan karena anda sedang sakit kepala. Anda hanya perlu sabar sebentar. Saya jamin pasti nanti akan nyambung.
Well, kita akan memulai dengan ini: Cinta itu butuh komitmen. Setuju kan? Bagaimana rasanya membangun hubungan dengan seseorang tanpa komitmen? Apalagi bagi yang sudah menikah. Pasti akan terasa was-was kan.. Bisa-bisa pisah ditengah jalan. Hubungan yang dibangun tidak sukses. Dihantui pengkhianatan dalam bentuk perselingkuhan. Dan semua hal negatif lainnya. Kesimpulannya cinta yang dibarengi dengan komitmen akan menimbulkan rasa aman. Lalu apakah pasti hubungan itu akan sukses? Belum tentu juga. Nah lho bingung euy... No! no! dilarang bingung. Maksudnya begini, komitmen dalam hubungan itu walaupun bukan jaminan suatu hubungan bisa sukses, namun ia meminimalkan resiko gagal.
Begitu halnya ketika mengelas, dibutuhkan suatu alat bantu supaya ketika mengelas itu aman dan nyaman. Alat bantu itu melindungi pekerja dari potensi bahaya yang mungkin timbul. Itulah pentingnya APD (alat pelindung diri). Nah, sampai disini nyambung kan? Belum. Oke lanjut.
Saya tidak akan lanjut membahas tentang cinta. Karena membahas tentang cinta butuh 144 SKS atau setara dengan waktu yang dibutuhkan untuk meraih gelar sarjana. Oleh karena saya adalah tukang las, maka saya akan bahas masalah pengelasannya saja. Kompasianer tidak ada yang tukang ngelas ya? Wah artikelnya tidak menarik dong! Tidak mengapa, kata mas Abdul si penulis fiksi keren, pembaca akan menemukan jalannya. Selain itu saya juga teringat Prof Felix Tani yang mendukung saya untuk jadi tukang las yang sukses. Tentu ini saya aminkan dengan sepenuh hati. Doa dari petani itu biasanya manjur.Â
Kembali ke laptop...
Mengapa APD?
Diseluruh penjuru dunia manapun, dibelahan bumi utara hingga selatan, timur ke barat, kita mengetahui bahwa APD merupakan alat keselamatan kerja yang berfungsi untuk melindungi pekerja dari bahaya kecelakaan kerja. APD ingin memastikan pekerja sehat dan aman. Sehingga pekerja pun menjadi lebih nyaman saat bekerja. Jadi APD menitikberatkan pada aspek safety (keamanan). Apakah dengan menggunakan APD kemudian dipastikan aman? Jawabannya tidak. Tetapi dengan memakai APD akan meminimalisir potensi kecelakaan kerja. Pendek kata: Potensi ada, tapi diperkecil. Nah pasti sudah nyambung sekarang.
Mengapa Mengelas itu membutuhkan APD?
Karena potensi celaka disana. Lihat saja unsur-unsur dalam pengelasan. Ada listrik, ada bahan kimia, ada alat-alat berat dan keras. Semua bahan yang bisa membuat manusia celaka. Maka pekerja memerlukan perlindungan saat bekerja.
Apa saja APD yang dibutuhkan?
Gambar dalam ilustrasi diatas sudah menunjukkan secara lengkap apa saja alat pelindung diri yang dibutuhkan pada saat seseorang mengelas.
1. Apron
Apron merupakan pelindung dari percikan api yang ditimbulkan pada waktu melakukan pengelasan. Bahannya terbuat dari kulit yang tebal. Mengapa harus apron? Percikan api itu temperaturnya tinggi. Jika menyentuh kain biasa bisa tembus (bolong). Dulu ketika awal-awal belajar las, baju dan celana saya banyak yang berlubang gara-gara kecipratan api las.
2. Welding gloves (sarung tangan las)
Welding gloves juga berfungsi untuk melindungi kedua tangan dari panas. Tidak hanya percikan api las, tetapi juga spatter las dan panas dari benda kerja yang dilas. Bagi yang tidak tahu, benda yang dilas itu terkena efek panas las dan butuh waktu yang tidak sebentar untuk suhunya turun. Sekedar informasi saja, bahwa suhu pada saat mengelas bisa lebih dari 1000 derajat celsius.
3. Helm las
Helm las berfungsi untuk melindungi kepala dari percikan api. Selain itu helm las dilengkapi dengan topeng dengan kacamata berwarna hitam. Fungsinya untuk melindungi mata dari sinar ultraviolet (UV) pada saat mengelas. Orang tidak akan mampu melihat performa pada saat melakukan pengelasan kalau tidak memakai topeng karena kemampuan mata melihat cahaya itu sangat terbatas. Contohnya seberapa besar kampuh yang dihasilkan, apakah sudah merata, apakah bentuk lasan sudah sesuai, dan lain sebagainya. Orang yang nekad melihat langsung cahaya pada saat mengelas akan mengalami gangguan penglihatan.
4. Masker las
Masker las juga tidak sembarangan. Maskernya merupakan masker khusus. Masker ini sangatlah penting untuk melindungi diri dari menghirup asap berbahaya. Ingat, pengelasan itu terdiri dari unsur-unsur bahan kimia yang berbahaya.
5. Sepatu (safety shoes)
Sepatu safety berfungsi selain melindungi dari percikan api juga melindungi dari resiko kejatuhan benda yang berat atau tajam. Pada bagian depan safety shoes terdapat pelat sehingga kuat dan kokoh. Safety shoes juga berfungsi sebagai isolator yang melindungi diri dari bahaya tersengat listrik.
Kelima hal tersebut merupakan alat pelindung diri yang sifatnya WAJIB digunakan. Tidak ada toleransi satupun untuk tidak digunakan. Memakai helm las mungkin berat dan tidak nyaman. Di lapangan kadang-kadang ada yang merasa jago tidak mau memakai helm. Itu berbahaya. Saya pernah berada di dekat orang yang sedang ngelas. Sebenarnya saya hanya melirik proses las saja, tidak melihat langsung. Nampaknya memang setelah itu kondisi mata baik-baik saja, tapi tengah malamnya saya terbangun. Rasa sakitnya luar biasa tak tertahankan. Mata serasa nyeri, terbakar dua-duanya. Itu jauh lebih sakit daripada hanya sekedar kelilipan. Ada juga orang yang tidak mau menggunakan masker las karena sumpek. Nampaknya baik-baik saja. Tetapi kesehatan pernafasannya bisa terganggu setelah bertahun-tahun kemudian karena setiap hari menghirup debu bahan beracun.
Bekerja itu harus aman walaupun tak nyaman. Hidup mati, untung dan malang memang ditangan Tuhan. Tapi Tuhan menggunakan APD untuk melindungi manusia.
Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh tukang las,
Meirri Alfianto
Sumber bacaan:Â (satu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H