3. PPIC
Ada dua tugas pokoknya. Mengatur penjadwalan produksi dan pengadaan barang. Minimal atasannya bisalah monitor dari jauh. Takperlu datang ke kantor.Â
Cukup stafnya saja yang memonitor jalannya proses di pabrik. Atasannya bisa tetap sambil happy-happy, nyanyi-nyanyi sambil minum kopi.. kalau yakin! Takutnya stafnya juga malah santai-santai ikutan happy-happy di kantor,hehehe..
Bagaimana dengan bagian lainnya? Tidak bisa! Harus tetap datang ke kantor. Seperti halnya saya, tidak mungkin melakukan pekerjaan dari luar kantor terlalu lama. Maksimal WFH (Work from home).Â
Itupun bergiliran 2-3 hari. Takbisa meninggalkan workshop (tempat kerja) terlalu lama. Jadi kalau mau WFD, kerja sembari liburan di Raja Ampat itu cuma sejauh mimpi sajalah.Â
Tidak hanya saya, pastinya ada beberapa profesi dengan kondisi kerja yang mirip seperti saya. Profesi sebagai engineer membuat saya tidak bisa berlama-lama jauh dari kantor. Pekerjaan saya sangat lekat dengan proses produksi barang mulai dari awal sampai akhir.
Ini alasan WFD tidak cocok untuk pekerja seperti saya?
1. Harus sering melakukan analisa dan pengamatan langsung di lapangan.
Problem solving atau pemecahan suatu masalah tidak bisa dilaksanakan dari jarak jauh. Harus langsung melakukan pengamatan di lapangan. Mana yang tidak sesuai. Mana yang mesti diperbaiki. Apalagi jika harus melakukan pengujian. Bagaimana bisa dilakukan dari Raja Ampat?
2. Dibutuhkan keputusan yang cepat bila muncul persoalan.
Keputusan yang cepat dan tepat hanya bisa dilakukan ketika kita menguasai kondisi di lapangan. Kalau hanya lewat laporan berisiko laporannya tidak sesuai kondisi aktual. Atau bisa jadi sesuai tapi kurang akurat. Keputusan yang diambil pun akhirnya tidak tepat. Masalahnya tidak selesai.