Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Blusukan Risma Dipersoalkan, Ini Pentingnya Dilakukan di Lingkungan Perusahaan

12 Januari 2021   07:00 Diperbarui: 13 Januari 2021   07:44 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mensos Tri Rismaharini menemui tunawisma di Jakarta. Gambar: kompas.com

Dunia politik menghangat lagi setelah Menteri Sosial yang baru dilantik, Tri Rismaharini blusukan di sekitar kawasan Sudirman, Jakarta Pusat dan menemukan adanya tunawisma di sana. 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seperti tertampar. Bagaimana mungkin ada tunawisma di sekitaran kawasan elit tersebut? Sudah bertahun-tahun tak pernah ditemukan tunawisma di kawasan itu, kata Pemprov. 

Lalu muncullah suara-suara sumbang mengatakan bahwa Kemensos sedang bersandiwara. Semua itu hanya settingan. Tapi tak apa. Jangan perhatikan suara sumbang. Lebih baik dengar lagu Kang Doel Sumbang. Maju terus Bu Risma!

Itu tadi politik. Sayangnya jiwa kepenulisan politik saya kurang baik. Insting politik saya tidak setajam silet. Daripada bahasanya nanti hanya ngalor-ngidul nggak jelas bin njlimet, maka saya putuskan tidak akan lanjut menulis tentang Bu Risma. Mungkin nanti kalau ada politikus kecemplung got saya akan menulis politik. Itu pun dari sisi humor.

Maka mukadimah di atas tadi akan berkaitan dengan topik yang akan saya tulis. Masih berkaitan dengan blusukan tentunya. Tetapi tidak di lingkungan birokrasi pemerintah, melainkan di lingkungan perusahaan. 

Ketika pertama kali masuk di perusahaan tempat saya bekerja sekarang, saya mendapati beberapa direksi tidak pernah atau sangat jarang sekali turun ke bawah. Dari 4 direksi praktis hanya satu saja yang rajin turun. Yang lain lebih banyak menghabiskan waktu di kantor/ ruangan. 

Apakah itu buruk? Ada plus minusnya ketika bekerja hanya di kantor saja dengan yang langsung turun ke lapangan. Style kerja orang memang berbeda-beda.

Maksudnya turun ke bawah gimana sih?

Turun ke bawah dalam arti mengecek langsung kondisi lapangan. Melihat kondisi aktual yang terjadi. Tidak hanya menerima laporan dari anak buah. 

Nah, sekitar setahun yang lalu terjadilah pergeseran posisi. Direktur Utama (Dirut) kami dipindahkan ke sister company. Kemudian kami kedatangan Dirut baru. Meskipun tidak benar-benar baru karena beliau dulunya pernah bekerja di tempat kami juga. 

Dirut baru ini memiliki style kerja yang amat berbeda dari Dirut sebelumnya. Beliau sering sekali turun ke lapangan. Berkeliling ke seluruh area kerja dan melihat-lihat proses produksi yang berjalan.

Lalu apakah pentingnya blusukan?

Dengan seringnya pimpinan turun mengecek kondisi lapangan, suasana kerja pun berubah. Ada beberapa hal penting mengapa blusukan dalam lingkungan perusahaan itu diperlukan. Entah itu perusahaan dengan skala masih kecil maupun perusahaan besar.

1. Melihat dan merekam kondisi faktual di lapangan.

Laporan kerja itu penting. Tetapi laporan dari bawahan harus tetap dicek. Dicocokkan dengan kondisi aktual lapangan. Lho, berarti tidak percaya dengan kinerja anak buah? 

Bukan tidak percaya, tetapi dalam pekerjaan harus tetap profesional. Friend is friend. Tetapi kalau sudah urusan kerjaan, itu berbeda. Apalagi sudah umum kita jumpai budaya ABS (asal bapak senang). Maka sangat penting untuk turun langsung mengecek kondisi lapangan.

2. Membuat keputusan dengan lebih tepat.

Dalam membuat keputusan strategis (penting), seorang pimpinan memerlukan analisa atau kajian yang mendalam. Namun kerap kali tetap tidak menyelesaikan masalah. 

Saya ambil contoh. Ada sebuah pertigaan yang menuju ke perusahaan itu kondisinya bertahun-tahun selalu macet panjang. Perjalanan yang bisa ditempuh dalam waktu 10 menit menjadi satu jam khususnya pada jam-jam sibuk. Efek dari kemacetan tersebut sangat panjang karena pertigaan tersebut merupakan jalan utama untuk masuk ke akses industri. 

Singkat cerita, sekitar dua tahun lalu, jalan diujung pertigaan disalah satu sisi diperlebar. Hanya sekira 50 meter saja supaya kendaraan yang hendak belok ke kiri bisa lebih lancar. Sederhana sekali. Dan kemacetan puluhan tahun itu pun sembuh! 

Demikian halnya di lingkungan kerja perusahaan. Kadangkala takperlu pusing-pusing membuat keputusan. Hal sederhana cukup untuk menyelesaikan masalah. Tentu ini hanya bisa dilakukan ketika pimpinan turun langsung ke bawah.

3. Melihat dan menilai secara obyektif kinerja bawahan.

Laporan itu bisa saja dibuat-buat. Dikosmetisasi dengan bahasa dan pernak-pernik tertentu supaya terlihat cantik. Tetapi penyakitnya tidak nampak. 

Oleh karena itu perlu turun langsung sesekali untuk melihat apakah kinerja bawahan benar-benar efektif. Mana yang kinerjanya bagus dan mana yang kurang bagus.

4. Memaksimalkan potensi yang ada.

Dalam suatu organisasi pasti terdiri dari beberapa bagian. Ada bagian yang masih perlu dikuatkan. Ada bagian yang berlebih secara sumber daya. Untuk memaksimalkan potensi yang ada terkadang dibutuhkan otoritas dari pimpinan. 

Sumber daya yang berada di bagian yang kuat bisa dipindahkan ke bagian yang membutuhkan. Sehingga tidak perlu menghadirkan sumber daya dari luar yang pastinya menyedot biaya ekstra. Sumber daya itu bisa berupa orang atau mesin.

5. Masalah dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif.

Kesulitan di lapangan dengan teori itu kadang berbeda. Teori bisa saja sudah bagus. Namun setelah di lapangan ternyata tidak bisa diaplikasikan. Ini banyak terjadi. Apalagi di dunia saya, dunia teknik. Sudah dihitung dengan kalkulasi yang sedemikian rupa, dengan rumus dan standar yang benar, tetap saja di lapangan hasilnya bisa beda. 

Orang lapangan kadang lebih tahu faktor apa yang bisa menyebabkan penyimpangannya. Itulah kenapa perlu turun langsung. Hambatan d ilapangan sering berbeda dengan yang sudah dituliskan di atas kertas.

Kini kita mengetahui pentingnya seorang pimpinan untuk terjun langsung ke lapangan. Tidak hanya dalam birokrasi pemerintahan. Namun juga di lingkungan kerja perusahaan. Jadi bagaimana, mau tetap duduk di belakang meja atau turun langsung blusukan ke lapangan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun