3. Melihat dan menilai secara obyektif kinerja bawahan.
Laporan itu bisa saja dibuat-buat. Dikosmetisasi dengan bahasa dan pernak-pernik tertentu supaya terlihat cantik. Tetapi penyakitnya tidak nampak.Â
Oleh karena itu perlu turun langsung sesekali untuk melihat apakah kinerja bawahan benar-benar efektif. Mana yang kinerjanya bagus dan mana yang kurang bagus.
4. Memaksimalkan potensi yang ada.
Dalam suatu organisasi pasti terdiri dari beberapa bagian. Ada bagian yang masih perlu dikuatkan. Ada bagian yang berlebih secara sumber daya. Untuk memaksimalkan potensi yang ada terkadang dibutuhkan otoritas dari pimpinan.Â
Sumber daya yang berada di bagian yang kuat bisa dipindahkan ke bagian yang membutuhkan. Sehingga tidak perlu menghadirkan sumber daya dari luar yang pastinya menyedot biaya ekstra. Sumber daya itu bisa berupa orang atau mesin.
5. Masalah dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif.
Kesulitan di lapangan dengan teori itu kadang berbeda. Teori bisa saja sudah bagus. Namun setelah di lapangan ternyata tidak bisa diaplikasikan. Ini banyak terjadi. Apalagi di dunia saya, dunia teknik. Sudah dihitung dengan kalkulasi yang sedemikian rupa, dengan rumus dan standar yang benar, tetap saja di lapangan hasilnya bisa beda.Â
Orang lapangan kadang lebih tahu faktor apa yang bisa menyebabkan penyimpangannya. Itulah kenapa perlu turun langsung. Hambatan d ilapangan sering berbeda dengan yang sudah dituliskan di atas kertas.
Kini kita mengetahui pentingnya seorang pimpinan untuk terjun langsung ke lapangan. Tidak hanya dalam birokrasi pemerintahan. Namun juga di lingkungan kerja perusahaan. Jadi bagaimana, mau tetap duduk di belakang meja atau turun langsung blusukan ke lapangan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H