Pengalaman kurang mengenakkan sebagai seorang QC
Berikut ini beberapa hal yang tidak mengenakkan yang biasa dialami personil QC dilapangan.
1. Dianggap menghambat pengiriman.
Kadangkala karena barang hasil produksi masih kurang dalam hal kualitas, terpaksa QC harus menahan barang. Ini kemudian yang dianggap menghambat. Barang tidak bisa keluar karena belum ada label OK dari QC.Â
Padahal sesungguhnya kalau sampai dikirim namun mengecewakan pelanggan malah akan menurunkan kredibilitas perusahaan. Kalau sudah begini siapa yang akan dirugikan?
2. Dianggap ribet dan lebay.
Karena standar kualitas barang yang tinggi, maka bila ada cacat sedikit saja, QC akan menyatakan NG (Not Good). Barang harus diperbaiki (repair) atau dibuang (reject). Membuat tv LED misalnya, jika ditemukan gores sedikit saja pada layarnya itu sudah dinyatakan NG.Â
Padahal mungkin kecil. Tidak nampak bila tidak diperhatikan seksama. Tim produksi yang merasa sudah susah-susah membuat terkadang tidak terima lalu menganggap orang QC itu ribet dan lebay. Sebab menurut mereka produk tersebut masih layak pakai. Tetapi inilah motto seorang QC: Kualitas adalah harga mati. Tidak boleh ditawar-tawar.
3. Bila ada komplain, cepat sekali yang dihajar QC.
Tidak salah memang. Tapi ini yang kemudian membuat dilematis. Disatu sisi, ketika masih dalam proses dan produk sudah diberi catatan oleh tim QC, produksi tidak mau menerima.Â