Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hati-hati Memilih Tukang Borongan untuk Renovasi Rumah

27 September 2020   15:30 Diperbarui: 6 April 2021   12:07 9949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melakukan renovasi rumah menggunakan tukang borongan. (sumber: pixabay.com/byrev)

Di beberapa kota besar, mungkin juga ditempat Anda tinggal, mencari tukang bangunan itu tidak mudah. Apalagi jika memang Anda tidak memiliki kenalan. Anda bahkan mungkin perlu mencarinya di iklan online. 

Karena memang mencari tukang itu tidak semudah masa-masa lalu ketika belum banyak pekerjaan tersedia. Saat ini orang lebih memilih bekerja dipabrik daripada menjadi tukang bangunan. 

Orang-orang yang memiliki kemampuan sebagai tukang bangunan sudah banyak direkrut kontraktor-kontraktor untuk bekerja borongan di proyek-proyek gedung. Inilah kenapa kemudian mencari tukang bangunan itu sulit. 

Bila Anda sedang mempertimbangkan merenovasi rumah dan sedang mencari tukang bangunan, tidak ada salahnya bila sejenak Anda membaca artikel ini. Karena saya akan menuangkan pengalaman pribadi saya dalam beberapa momen renovasi rumah.

# Momen renovasi 1

Saya berencana hendak merenovasi rumah yang baru saya beli dan akan saya tempati bersama keluarga kecil. Karena rumah baru, mau tak mau renovasi harus dilakukan. 

Sebabnya rumah ini belum memiliki dapur dan teras depan masih belum berbentuk. Karena perumahan kami waktu itu masih tergolong baru, banyak pemborong yang masuk dan menawarkan untuk merenovasi rumah kami. 

Singkat cerita, kami bertemu dengan seorang pemborong yang bersedia mengerjakan renovasi pembuatan dapur belakang serta membuat dak (cor atas untuk lantai 2). Dalam sekali negoisasi, ia setuju dengan jumlah biaya yang kami ajukan. 

Proses renovasi pun dimulai. Sayangnya saya tidak bisa secara intens mengawasi pekerjaan tersebut karena kesibukan dikantor. Akhirnya pekerjaan selesai dalam waktu 3 minggu. 

Setelah berjalannya waktu, bukan kepuasan yang kami dapat. Melainkan kekecewaan karena adanya beberapa masalah seperti kebocoran, tembok yang rapuh karena adukan semen yang kurang, kemudian spek material yang ia gunakan juga tidak sesuai. 

Padahal setelah selesai mengerjakan rumah kami, pemborong ini sempat kami rekomendasikan untuk mengerjakan renovasi dirumah seorang teman. Nilai renovasinya pun cukup lumayan. 

Total biaya renovasi hingga 50 juta. Tetapi beberapa hari kemudian, teman saya menelepon dan menanyakan keberadaan pemborong tersebut. 

Masalahnya adalah uangnya sudah dibayarkan namun pekerjaannya belum selesai. Dan ia tidak pernah kembali serta susah dihubungi. Sampai tak enak hati karena kawan ini adalah teman baik saya sejak kecil. 

Dari beberapa teman si pemborong, saya baru mengetahui bahwa ia memang bermasalah. Banyak tenaga tukangnya yang belum dibayar. Sampai sekarang, tukang itu tidak berani lagi menampakkan diri disekitar lingkungan rumah kami. Ia sama saja menutup jalan rezekinya sendiri.

# Momen renovasi 2

Setahun kemudian, ketika putri kami lahir, kami memutuskan untuk merenovasi rumah kembali. Kali ini pekerjaannya ialah membuat teras, pagar depan rumah, serta membuat atap kanopi. 

Sesungguhnya tidak ada masalah yang berarti dari pekerjaan tersebut sebab pemborongnya adalah rekan sendiri. Pekerjaan tukang pun boleh dibilang bagus. Kami cukup puas dengan kinerja para tukang tersebut. 

Beberapa minggu kemudian, tukang itu diminta mengerjakan teras tetangga samping rumah kami. Entah bagaimana ceritanya, si tukang dan temannya hanya datang hari pertama saja. 

Setelah itu tidak pernah datang lagi. Karuan saja tetangga kami kebingungan karena pasir, batu bata serta material lain sudah ditumpuk semua didepan rumah.

Sebenarnya tidak dua kali itu saja, beberapa kali saya berurusan dengan tukang untuk pekerjaan-pekerjaan kecil seperti perbaikan talang air misalnya. 

Dari pengalaman-pengalaman itu, saya terdorong untuk membagikan beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat Anda ingin melakukan renovasi rumah.

1. Ada Baiknya Kita Mengetahui Harga Material di Pasaran. 

Contohnya seperti batu bata, keramik, pasir, cat, semen, besi cor, dan sebagainya. Setelah mengerti, Anda juga bisa memperkirakan kebutuhan sesuai dengan perencanaan renovasi yang diinginkan. 

Misalnya Anda ingin membuat kolam, Anda bisa memperkirakan apa saja material yang diperlukan dan berapa banyak kebutuhannya. Bila memang belum mengerti, ada banyak referensi di google maupun youtube yang bisa Anda pakai. 

Berapa luas yang akan direnovasi sehingga kita bisa memperkirakan berapa habisnya material yang diperlukan. Dengan mengerti harga dan bisa memperkirakan kebutuhan, maka Anda tidak akan bisa dibohongi oleh pemborong. Karena saya sering menemui hitungan pemborong yang jauh lebih tinggi dari bujet.

2. Tetapkan Bujet.

Anda harus membuat perencaan bujet. Karena dalam renovasi, pasti ada saja kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga. Ini yang sering kurang diperhatikan hingga menguras dompet. Akhirnya berhenti ditengah jalan karena kehabisan dana. Nah, menetapkan bujet itu penting supaya jangan sampai over terlalu banyak.

3. Jangan Hanya Bernegoisasi dengan Satu Pemborong.

Bila baru pertama ingin merenovasi rumah, sebaiknya jangan hanya bernegoisasi hanya dengan satu pemborong saja. Coba cari referensi pemborong yang lain. Beda pemborong, pasti beda hitungan, beda pula spesifikasi material yang dipakai. 

Sampai sekarang pun bila saya hendak merenovasi rumah, saya akan mengundang 3-4 pemborong untuk datang bernegoisasi. Tujuannya untuk mendapatkan perhitungan yang paling ekonomis.

4. Tetapkan Spesifikasi Material yang Anda Inginkan.

Misalnya Anda ingin membuat kanopi rumah. Tetapkan spesifikasi kanopinya. Apakah dengan spandek, kaca, alderon,atau galvalum. Ini semua berkaitan dengan kenyamanan, estetika, dan tentu saja harga. Jangan sampai pemborong memberi Anda material apa adanya yang penting murah dan semata-mata menguntungkan bagi mereka.

5. Lebih Ekonomis, Pakai Borongan Tenaga Saja.

Ada beberapa model pekerjaan ketika kita hendak menggunakan jasa borongan. Pertama, borongan full. Artinya material dan tenaga full dari pemborong sampai renovasi jadi. Disini, harga material bisa "dimainkan" oleh pemborong untuk mengeruk keuntungan lebih banyak. 

Kedua, pembayaran tenaga tukang secara harian. Model seperti ini memungkinkan tukang untuk "mengakali" dengan cara mengulur waktu pekerjaan sehingga waktunya akan lebih panjang supaya upahnya lebih banyak. 

Ketiga, borongan tenaga. Artinya material Anda sendiri yang sediakan. Anda hanya perlu bernegoisasi dengan pemborong berapa biaya tenaga yang dibutuhkan untuk mengerjakan renovasi sampai selesai. Berdasarkan pengalaman, model borongan seperti inilah yang paling ekonomis.

6. Minta Masukan Kepada Teman yang Paham tentang Bangunan.

Terkadang karena ketidaktahuan kita tentang pekerjaan bangunan, lalu dimanfaatkan oleh pemborong untuk memasang harga yang tinggi. Kualitas juga kurang baik. Hal inilah yang akan menimbulkan kekecewaan dikemudian hari. 

Maka tidak ada salahnya untuk meminta masukan kepada teman yang paham tentang bangunan. Masukannya itu bisa terkait material. Bisa juga struktur bangunan yang akan digunakan sebaiknya seperti apa.

Demikianlah beberapa tips yang bisa jadi bahan pertimbangan ketika kita ingin melakukan renovasi rumah. Rumah adalah tempat tinggal kita. Tempat tinggal selalu berbicara tentang kenyamanan. Oleh karena itu jangan sampai salah langkah bila tidak mau menyesal dikemudian hari.

Semoga bermanfaat.

Salam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun