Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pajak Mobil 0 Persen, Akankah Membuat Kemacetan Semakin Parah?

25 September 2020   10:40 Diperbarui: 25 September 2020   10:46 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami akan melihat lagi apa yang dibutuhkan untuk menstimulus ekonomi lagi dengan tetap kita jaga konsistensi kebijakannya," imbuh dia.

#Kemungkinan dampak yang ditimbulkan

Mari terlebih dahulu berandai-berandai. Boleh kan? Relaksasi pajak 0 persen tentu akan menimbulkan dampak. Namanya saja relaksasi. Tentu saja tujuannya untuk menggairahkan penjualan mobil baru yang tengah lesu. Diharapkan masyarakat akan terdorong untuk membeli mobil baru. Penurunan harganya pun sungguh tak main-main. Hampir separuhnya! Bila usulan ini disetujui rasanya akan merangsang masyarakat berbondong-bondong datang ke dealer membeli mobil baru. Apa dampaknya?

1. Kemampuan masyarakat untuk membeli mobil baru meningkat. Otomatis, karena harganya jauh lebih murah. Bak diskon flash sale.

2. Ekonomi berputar. Jual beli akan menyebabkan perputaran uang dalam masyarakat sehingga diharapkan ekonomi berputar lebih kencang. Khususnya industri otomotif akan bangkit.

3. Harga mobil bekas anjlok. Dengan adanya kebijakan ini, akan lebih menguntungkan membeli mobil baru yang harganya sama dengan mobil bekas saat ini. Kualitasnya jelas tidak diragukan lagi. Ini pasti membuat permintaan akan mobil bekas menurun. Dampaknya harga jualnya akan anjlok.

Selain ketiga potensi dampak tersebut, ada satu lagi dampak yang tidak kalah penting untuk menjadi perhatian: MACET. Dengan semakin bertambahnya jumlah mobil di jalanan akan semakin menambah kemacetan. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan pertumbuhan kendaraan di Jakarta setiap tahunnya sebesar 10 persen. Sayangnya pertambahan kendaraan tidak diiringi pertambahan kapasitas jalan. Menurut situs penyedia informasi kemacetan dunia, tomtom.com berdasarkan data pada Februari lalu, Jakarta menempati 10 besar kota termacet di dunia. Pajak nol persen tentu akan berpotensi membuat presentase pertumbuhan laju kendaraan menjadi semakin tinggi.

Bagaimana, apakah anda setuju dengan wacana ini? 

Atau malah sudah ancang-ancang untuk beli?

Salam.

Referensi: Pikiran Rakyat, CNN, Gaikindo, Suara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun