"Kami akan melihat lagi apa yang dibutuhkan untuk menstimulus ekonomi lagi dengan tetap kita jaga konsistensi kebijakannya," imbuh dia.
#Kemungkinan dampak yang ditimbulkan
Mari terlebih dahulu berandai-berandai. Boleh kan? Relaksasi pajak 0 persen tentu akan menimbulkan dampak. Namanya saja relaksasi. Tentu saja tujuannya untuk menggairahkan penjualan mobil baru yang tengah lesu. Diharapkan masyarakat akan terdorong untuk membeli mobil baru. Penurunan harganya pun sungguh tak main-main. Hampir separuhnya! Bila usulan ini disetujui rasanya akan merangsang masyarakat berbondong-bondong datang ke dealer membeli mobil baru. Apa dampaknya?
1. Kemampuan masyarakat untuk membeli mobil baru meningkat. Otomatis, karena harganya jauh lebih murah. Bak diskon flash sale.
2. Ekonomi berputar. Jual beli akan menyebabkan perputaran uang dalam masyarakat sehingga diharapkan ekonomi berputar lebih kencang. Khususnya industri otomotif akan bangkit.
3. Harga mobil bekas anjlok. Dengan adanya kebijakan ini, akan lebih menguntungkan membeli mobil baru yang harganya sama dengan mobil bekas saat ini. Kualitasnya jelas tidak diragukan lagi. Ini pasti membuat permintaan akan mobil bekas menurun. Dampaknya harga jualnya akan anjlok.
Selain ketiga potensi dampak tersebut, ada satu lagi dampak yang tidak kalah penting untuk menjadi perhatian: MACET. Dengan semakin bertambahnya jumlah mobil di jalanan akan semakin menambah kemacetan. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan pertumbuhan kendaraan di Jakarta setiap tahunnya sebesar 10 persen. Sayangnya pertambahan kendaraan tidak diiringi pertambahan kapasitas jalan. Menurut situs penyedia informasi kemacetan dunia, tomtom.com berdasarkan data pada Februari lalu, Jakarta menempati 10 besar kota termacet di dunia. Pajak nol persen tentu akan berpotensi membuat presentase pertumbuhan laju kendaraan menjadi semakin tinggi.
Bagaimana, apakah anda setuju dengan wacana ini?Â
Atau malah sudah ancang-ancang untuk beli?
Salam.
Referensi: Pikiran Rakyat, CNN, Gaikindo, Suara