Gara-gara pengumuman Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, IHSG merosot tajam. Hampir 300 triliun uang lari dari pasar modal hanya gara-gara sebuah pernyataan. Pernyataan yang berbunyi bahwa Jakarta akan menarik rem darurat. Akan diberlakukan PSBB kembali secara ketat. Yang membuat pernyataan mungkin lupa bahwa dirinya adalah Gubernur DKI.Â
Ibukota sekaligus pusat dari segala hiruk pikuk negara. Ini pusat perekonomian sehingga apapun yang terjadi disini dampaknya tidak hanya regional tapi sudah skala nasional. Dari laporan pada hari Kamis, sehari setelah pernyataan Anies, dikutip dari laman kompas.com perdagangan saham merosot tajam hingga 5 persen.Â
Turun hingga 257 poin ke level 4892 poin. Dampaknya perdagangan saham pun dihentikan padahal waktu masih pagi untuk mencegah kemerosotan semakin tinggi. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan hal ini sangat wajar karena pengumuman Gubernur DKI Anies Baswedan terkait dengan rencana penerapan PSBB secara ketat.
Dikeluhkan oleh Gubernur Jawa Barat
Hal ini pun dikeluhkan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Tidak aneh tentunya bila Kang Emil mengeluh sebab daerahnya adalah daerah industri yang dekat dan sangat erat kaitannya dengan Jakarta. Investasi didaerahnya bisa terganggu dengan statement-statement yang terkesan kurang berhati-hati seperti itu.Â
Padahal menggaet investasi itu tidak gampang. Usaha mati-matian Pemprov Jawa Barat menarik investasi bisa sia-sia hanya karena ucapan mulut. Fakta menarik lainnya, ternyata Gubernur DKI belum berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait keputusannya tersebut. Entah sudah merasa menjadi Gubernur Indonesia mungkin sehingga menganggap koordinasi itu dirasa tidak terlalu penting.
"Hampir Rp 300 triliun lari gara-gara statement," kata Emil.
"Memang dalam statement Covid ini ditunggu oleh siapapun, baik oleh masyarakat, pelaku ekonomi. Sehingga menjadi sebuah kehati-hatian bagi kita, agar setiap pernyataan ini dihitung secara baik. Kalau pun itu berita buruk, dipersiapkan sebuah proses sehingga tidak akan terjadi dinamika," lanjut Emil.
Pengaruhnya bagi dunia Industri
Pak Anies yang terhormat, dunia industri sekarang sudah mulai menggeliat kembali setelah beberapa bulan kemarin seperti mati suri. Banyak industri yang kemarin kolaps sekarang sudah mulai bangkit. Setidaknya itu yang saya rasakan di lapangan saat ini. Bila ingin lebih percaya, cari saja pernyataan-pernyataan para pengusaha yang menyikapi blunder Bapak. Pernyataan-pernyataan ikatan pengusaha banyak bertebaran di media.Â
Isinya sama: pernyataan kekuatiran. Apalagi pernyataannya hanya pengetatan, tanpa diikuti solusi lebih lanjut. Di perusahaan tempat saya bekerja yang beberapa bulan kemarin mengalami sepi order, sekarang sudah mulai merangkak naik. Pernyataan Bapak membuat kami khawatir segalanya akan kembali berangsur menurun.Â
Tak akan ada investasi Pak bila tidak ada rasa aman. Saya rasa Bapak tahu itu. Logistik juga dikhawatirkan akan terganggu. Efek dominonya panjang sekali. PHK yang sudah massal bisa semakin bertambah massal gara-gara pernyataan Bapak. Maka tolonglah agar lebih bijaksana Pak dalam menyampaikan statement. Kami tahu dan menyadari memang corona di Jakarta semakin menggila. Kami tidak menutup mata untuk itu. Kami pun melihat beberapa fakta berikut:
- DKI menyumbang kasus harian tertinggi. Lebih dari 1000 kasus per hari.
- DKI mencatatkan rekor terus beberapa Minggu terakhir. Angka positif covid di DKI sampai dengan 9 September 2020 kemarin sudah mencapai 48.393 orang dan menjadi kasus tertinggi di Indonesia.
- Angka positivity rate di DKI mencapai 13,2 persen. Sebuah angka yang sangat tinggi. Penyebaran yang sangat tinggi tidak sebanding dengan kapasitas fasilitas kesehatan yang dimiliki. Bila tidak dikendalikan, prediksi 17 September seluruh rumah sakit sudah penuh.
Oleh karena itu, kami pun sepakat serta mendukung setiap kebijakan pengendalian penyebaran virus.
Saran untuk Anies
Kami setuju pak perlu ada langkah-langkah yang diambil oleh pemda DKI untuk menanggulangi penyebaran covid-19. Tetapi sekali lagi mohon supaya caranya lebih bijaksana. Setidaknya pertimbangkan usulan berikut:
1. Tentu setiap kebijakan terkait covid-19 harus dikoordinasikan dulu dengan pemerintah pusat dalam hal ini gugus tugas covid-19 bentukan presiden Jokowi. Pantas saja lah tiga menteri Jokowi mengeluhkan langkah bapak. Mereka sudah mati-matian menjaga ekonomi tidak makin anjlok eh tiba-tiba tak ada angin tak ada hujan muncul berita penerapan PSBB esok hari. Akibatnya duit investasi ratusan triliun melayang. Pak, koordinasi dengan pusat mutlak diperlukan mengingat setiap kebijakan Pemda DKI selalu berpengaruh pada kondisi ekonomi nasional. Tolong digarisbawahi itu.
2. Hati-hati dalam membuat pernyataan. Gunakan cara yang lebih bijaksana untuk penanggulangan covid-19. Apakah harus mengeluarkan statement seperti itu? Benarkah tidak ada cara lain? Dengan banyaknya orang pintar disekeliling bapak, saya yakin bapak akan menemukan cara yang lebih arif supaya ekonomi tidak ambruk lagi. Atau mungkinkah bapak yang tak mau mendengar masukan dari orang-orang pintar itu?
3. Tolonglah konsisten antara peraturan dan penindakan. Menurut saya bukan lagi PSBB transisi kemarin itu, tapi sudah seperti kembali ke waktu normal sebelum pandemi. Demo saja masih diijinkan. Setidaknya bulan lalu buruh masih berkumpul di Senayan. Deklarasi ormas masih bisa diselenggarakan dengan bebas. Kawasan kota tua setiap malam Minggu masih ramai dengan banyak diantaranya tak bermasker. Satpol PP yang berjaga pun hanya diam.
Maka Pak Anies, sekali lagi kami mendukung setiap usaha penanggulangan penyebaran covid-19. Tetapi pakailah cara-cara yang lebih bijak dan efektif. Jangan hanya beretorika dan berkata-kata.
Sekian dan terimakasih.
Salam.
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H