4. Masyarakat hentikan aktifitas 3 menit pada 17 Agustus mendatang pada pukul 10.17 - 10.20
Masyarakat yang biasa memadati kawasan sekitar istana merdeka saat 17 Agustus pun tidak bisa berkunjung.
Maka peringatan 17 Agustus pada tahun 2020 ini tepat dikatakan sebagai Peringatan Kemerdekaan dalam keheningan. Tidak akan ada hingar bingar keriuhan penyambutan peringatan hari kemerdekaan seperti tradisi yang sudah berjalan selama puluhan tahun sebelumnya.
Anak-anak yang biasa mengundang gelak tawa karena tingkah lucu mereka dalam lomba kelereng atau balap karung tidak akan terdengar. Bapak-bapak yang beradu ketangkasan dalam lomba masak tidak akan muncul beritanya. Dan anak-anak muda yang berpacu dalam lomba panjat pinang juga sepertinya harus memendam hasratnya hingga tahun depan.Â
Perayaan sederhana bukan berarti tidak menghargai jasa Bung Karno dan Bung Hatta serta para pahlawan kemerdekaan lainnya. Saya membayangkan apabila mereka masih hidup dimasa sekarang dan melihat kondisi bangsa yang tengah rapuh karena virus covid-19, apakah mereka akan mengeluh dan merasa tidak dihargai? rasanya tidak. Para pahlawan ini akan ikut menangis melihat betapa berat dan tertatihnya kondisi bangsa ini sekarang.
Kalau dulu para pahlawan berperang menghadapi ancaman yang nyata terlihat, sekarang berperang melawan hal yang nyata namun tak terlihat. Dan yang tak kasat mata itu tak segan membunuh ribuan nyawa. Oleh karena itu, peringatan kemerdekaan ke-75 diselenggarakan dengan penuh kesederhanaan dengan dilandasi keprihatinan:
-Prihatin karena jatuhnya banyak korban jiwa
-Prihatin karena banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan akibat PHK
-Prihatin karena banyaknya orang yang jatuh miskin
-Prihatin akan ancaman resesi ekonomi RI yang sudah didepan mata
Meskipun demikian, hendaknya semangat untuk memperingati kemerdekaan itu tidak boleh surut. Jiwa nasionalisme harus tetap dipupuk. Bendera Merah Putih harus tetap berkibar. Serta semangat solidaritas gotong-royong kepada sesama harus lebih dihidupkan.