Mohon tunggu...
Alfian Alghifari
Alfian Alghifari Mohon Tunggu... Jurnalis - Environment/Volunter/Pemuda Desa

Perkenalkan Nama saya Alfian Alghifari, bisa dipanggil ian, asal Sulawesi Barat, Polewali Mandar. Saya suka nulis, editing video, ikut kegiatan Volunter atau pengabdian masyarakat, serta suka mendakwahkan Islam Washatia kepada masyarakat yang butuh pencerahan seputar keislaman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buah Ajaib yang Memikat Dunia!

13 Juli 2022   06:42 Diperbarui: 13 Juli 2022   06:53 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Setelah penaklukkan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad Alfatih pada 1453, kekacauan melanda barat. Peradaban dunia pada masa itu  beralih dari Kristen ke Islam. Oleh sebab itulah Kristen yang diwakili oleh bangsa eropa melakukan perjalanan panjang untuk menjajah daerah baru sekaligus menguasai sumber daya alamnya.

Dikutip dari Brainly.com, akibat dari kekacuan di eropa, Portugis terdorong untuk mencari jalur perdagangan baru, karena sejak ditaklukkannya Konstantinopel, jalur perdagangan antara Eropa dan Asia terputus. Terputusnya jalur perdagangan ini merugikan berbagai daerah, salah satunya Portugis.

Portugis yang dipimpin oleh Diogo Lopes De Saqueira datang ke Malaka pada tahun 1509  karena mendengar kabar bahwa Malaka kaya akan rempah rempah dan sumber daya alamnya. Awalnya kedatangan Portugis disambut baik oleh Sultan Mahmud Syah, tapi Komunitas Dagang Islam Internasional yang berada di kota itu meyakinkan Sultan bahwa kedatangan Portugis adalah ancaman serius.

Namun kekuatan Portugis sangat kuat, Malaka akhirnya takluk. Dalam buku sejarah Indonesia: Masuknya Islam dan Kolonialisme, Ahmad Fakhri Hutauruk, Portugis merupakan bangsa yang memiliki kekuatan armada yang kuat, teknologi navigasi, dan perkapalan yang maju jika dibandingkan dengan negara negara lain.

Penaklukan Malaka menjadi pintu Portugis untuk menikmati hasil alam Nusantara yang lebih luas.

Setelah penaklukan Malaka, Portugis bertolak menuju pusat penghasil rempah-rempah di Nusantara, yaitu Maluku. Disana ia disambut oleh Abu Lais yang tidak lain adalah Sultan Ternate. Bahkan sultan menawarkan kepada Portugis untuk membuat benteng tetap dengan imbalan produksi cengkeh sepenuhnya akan dijual kepada Portugis. Inilah awal mula priode kolonialisme di Nusantara. Berawal dari ambisi menguasai rempah-rempah Nusantara.

Berbagai cara dan upaya dilakukan oleh Portugis untuk menguasai rempah-rempah yang melimpah di Nusantara, mulai dari mengadu domba kerajaan Ternate dan Tidore sehingga mengakibatkan dua kerajaan tersebut bertengkar, mencampuri pemerintahan kedua kerajaan tersebut, hingga melakukan monopoli perdagangan. Hal ini semata-mata dilakukan Portugis untuk menikmati rempah rempah Nusantara.

Sejarah menjelaskan bahwa rempah-rempah diperebutkan tidak hanya oleh Portugis saja, tetapi juga berbagai negara lain seperti Spanyol, Inggris, dan Belanda. Tidak segan negara ini mengeluarkan, dana, waktu, dan tenaga yang mereka punya untuk menguasai rempah-rempah Nusantara.

Mengapa rempah sangat menggoda bangsa eropa? Apa yang diharapkan bangsa eropa dari rempah Nusantara hingga segalanya dipertaruhkan untuk mendapatkannya?

Jack Turner dalam bukunya Sejarah Rempah dari Erotisme sampai Imperialisme mengatakan ”Cita rasa hanyalah satu dari sekian banyaknya daya tarik rempah-rempah yang menyajikan jauh lebih banyak nuansa eksotis ke atas meja makan daripada yang pernah kita bayangkan”.

Rempah menurut Turner punya manfaat yang variatif bagi bangsa eropa. Misalnya pengawet makanan, obat, pengawet jenazah, sarana pemujaan, pembangkit gairah seksual, pewangi ruangan, dan penyedap makanan. Dengan berbagai manfaat tersebut, tidak heran harga rempah pada dzaman dulu lebih mahal daripada emas. Karena khasiat dan manfaatnya sangat variatif.

Rempah-rempah yang paling di cari bangsa eropa.

 

  1. Lada. Fungsi lada selain untuk memberikan cita rasa pedas pada makanan, lada juga memberikan efek hangat bagi tubuh. Sehingga sangat cocok untuk bangsa eropa yang berada di dataran dingin.
  2. Pala. Dulu buah pala banyak di temui di Maluku, demi mendapat buah ini, bangsa eropa menjadikan Maluku sebagai bagian Nusantara yang harus dikuasai sumber daya alamnya. Pala biasa digunakan sebagai campuran minuman, campuran kue, dan manisan. Dikutip dari Daihatsu.co.id, pala tidak hanya ada di Nusantara, tapi pala terbaik ada di Nusantara.
  3. Cengkeh. perjalanan panjang bangsa eropa menuju Nusantara mengharuskan eropa beradaptasi. Karena suasana Nusantara dan eropa berbeda jauh, banyak pula bangsa eropa yang sakit. Cengkeh digunakan bangsa eropa untuk pengobatan. Biasa juga digunakan sebagai bahan baku rokok.
  4. Kayu manis. Kayu manis memiliki manfaat untuk menambah ragam rasa masakan. Ketertarikan bangsa eropa pada kayu manis disebebkan karena kayu manis mampu memperkaya rasa dalam masakan.
  5. Kunyit. Curcuma longa ini sudah di budidayakan sejak lama. Tidak hanya dimanfaatkan untuk bahan masakan, kunyit juga diyakini bisa memperhalus kulit wajah.
  6. Adas. Adas bisa menghangatkan badan, aromanya wangi, dan bisa dijadikan sebagai bumbu masakan, bangsa eropa tertarik karena Adas punya banyak manfaat.
  7. Kapulaga. Kapulaga punya manfaat untuk menenangkan, menghilangkan stres, dan merilekskan fikiran. Manfaat dan harganya yang mahal menghasut bangsa eropa untuk memilikinya.

Jauh sebelum kolonialisme bangsa eropa, kerajaan kerajaan pada masanya juga menjadikan rempah sebagai kebutuhan pokok. Misalnya saja raja pada masa Dinasti Tan (Tiga kerajaan cina abad-3), setiap kali rakyat ingin bertemu dengan raja, rakyat diharuskan untuk mengunyah cengkeh terlebih dahulu. Hal ini disebabkan karena raja sangat menyukai aroma yang dihasilkan cengkeh.

Pada akhirnya, mengunyah cengkeh menjadi tradisi di masanya. Akibat dari tradisi mengunyah cengkeh, minat dan kebutuhan akan cengkeh meningkat. Para pedangang memanfaatkan momentum ini untuk mendapat keuntungan dengan cara menaikkan harga.

Penutup, dari masa kerajaan hingga masa kolonialisme di nusantara, rempah rempah sangat diminati oleh berbagai kalangan. Demi rempah-rempah, petualang, bangsawan, hingga pedagang melakukan pengembaraan untuk mencari rempah-rempah. Melewati laut lepas menuju Nusantara yang kaya.

Penulis bangga lahir Indonesia yang kaya !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun