Mohon tunggu...
Alfian Syarif Hidayatullah
Alfian Syarif Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dibuat hanya untuk memenuhi tugas kuliah jurnalistik

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, NIM: 20107030077, hobi: menjelajah ilmu pengetahuan Tuhan yang tak terbatas.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pendakian Gunung Andong, Perjalanan Singkat di Gunung Sejuta Umat

27 Juni 2021   15:30 Diperbarui: 27 Juni 2021   15:37 1261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matahari terbit di Puncak Andong (dokpri)

Waktu beranjak malam setelah seharian saya mengikuti kegiatan ikatan mahasiswa universitas. Saya berniat pulang dan mengerjakan tugas rumah. Namun keadaan berubah ketika seorang senior saya tiba-tiba mengajak saya mendaki Gunung Andong. Ajakan spontan yang tentunya membuat saya berfikir dua kali mengingat belum menyiapkan peralatan dan izin orang tua. "Cuma tek tok doang kok" ujar senior saya. Hal yang kemudian membuat saya tertarik adalah kegiatan ini tidak memakan waktu lama, cukup satu malam.

Akhinya saya setuju dengan tawaran tersebut. Saya bergegas pulang untuk menyiapkan perlengkapan dan meminta izin mendaki pada orang tua. Pendakian ini merupakan pendakian tek tok pertama saya, karena sebelumnya setiap mendaki saya selalu menyiapkan tenda dan bermalam di gunung. 

Pendakian tek tok adalah istilah untuk perjalanan singkat yang tidak memakan waktu lebih dari satu hari satu malam, dalam pendakian itu artinya pendaki tidak perlu mendirikan tenda untuk bermukim. Biasanya pendakian tek tok dilakukan di gunung yang relatif kecil dengan jalur yang pendek.

Gunung Andong merupakan gunung yang terletak di Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa tengah. Gunung ini memiliki ketinggian 1726 meter di atas permukaan laut. 

Gunung ini  sangat populer di kalangan para pendaki, karena pemandangannya yang indah dan jalurnya yang bersahabat. Gunung Andong disebut sangat cocok bagi pemula yang ingin merasakan pengalaman mendaki gunung untuk pertama kalinya. 

Di puncak anda dapat melihat lima gunung di Jawa tengah yang secara geografis mengeilingi Gunung Andong, seperti gunung

Setelah mendapat izin dan perbekalan, saya berangkat ke Lapangan Denggung Sleman sebagai titik kumpul yang telah kami sepakati sebelumnya. Setelah semlua teman-teman kami siap, kami pun berangkat menggunakan sepeda motor. 

Kami berangkat dari Lapangan Denggung pukul 21.57 WIB menuju Magelang untuk menjemput salah satu rekan kakak tingkat saya terlebih dahulu. Perjalanan malam yang panjang kami lalui. 

Kami membelah jalanan malam yang lenggang nyaris tanpa hambatan, karena waktu yang sudah menjelang tengah malam membuat kondisi jalanan yang biasanya padat menjadi sepi. Setelah dua setengah jam di perjalanan tepatnya pukul 00.32 kami pun tiba di basecamp pendakian Gunung Andong via Sawit.

Loket Registrasi (dokpri)
Loket Registrasi (dokpri)

Setelah sampai, kami menitipkan kendaraan kami di lokasi yang sudah disediakan, lalu bergegas melakukan registrasi di loket pendakian. Setiap pendaki akan dikenai biaya sebesar 20.000 rupiah untuk tiket masuk. Setelah melakukan registrasi dan pembayaran, setiap pendaki akan mendapatkan sebuah tiket dan sebuah peta jalur pendakian gunung.

 Berhubung waktu masih malam dan matahari terbit masih sangat lama, kami kemudian meutuskan untuk beristirahat di basecamp. Basecamp ini sangat nyaman untuk mengistirahatkan tubuh yang pegal setelah berjam-jam naik motor.

Tiket dan peta pendakian (dokpri)
Tiket dan peta pendakian (dokpri)

Pukul dua pagi saya dibangunkan, perjalanan naik akan segera dimulai. Kami berjalan meniggalkan basecamp menuju gerbang pendakian. Cuaca yang cerah membuat ribuan bintang yang terlukis indah di langit nampak jelas, meski demikian puncak Gunung Andong terlihat ditutupi kabut. 

Setelah melewati gerbang pendakian kita akan menjumpai pos pemeriksaan tiket, di sini tiket yang kita dapat dari loket registrasi cukup kita tunjukkan.

Jalur pendakian berupa medan tanah berundak menyambut langkah kami. Jalur yang kami lewati sangat ramai, banyak rombongan pendaki yang berlalu-lalang naik maupun turun gunung. Maklum,  kami mendaki bertepatan dengan malam minggu, dimana banyak orang yang meluangkan waktu untuk bersantai dan mendaki gunung.

Pukul 02.46 kami sampai di Pos 1 Watu Pocong, Kami terus berjalan naik ditengah gelapnya malam. Teman kami yang baru pertama kali mulai terlihat kelelahan. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat di Pos 2 Watu Gambir. 

Perjalanan kami tergolong sangat santai mengingat ada beberapa pendaki pemula yang ikut bersama kami. Selama beristirahat di pos 2 saya berbincang dengan salah satu pendaki asal Purworejo, dia memberi tahu saya bahwa puncak sudah penuh karena banyaknya pendaki yang naik. 

Ketika berbincang kabut tebal turun, jarak pandang kurang dari dua meter di depan kami.

Pos 2 Watu Gambir (dokpri)
Pos 2 Watu Gambir (dokpri)

Kami kembali berjalan hingga sampai di pos mata air. Satu tikungan di atas pos mata air adalah pos 3 Watu Wayang, di pos ini vegetasi mulai terbuka, pepohonan besar mulai berganti menjadi padang rumput, sehingga pemandangan dari jauh mulai terlihat. Kabut yang tebal seketika menghilang, tampak lampu kota di kejauhan bertaburan seperti bintang di langit.

Kami terus naik hingga samppai di area puncak sekitar pukul empat pagi. Benar kata pendaki yang saya temui di pos 2, area puncak sudah penuh sesak tenda para pendaki. Bahkan jalan menjuju titik puncak terhalang puluhan tenda sehingga menyulitkan kami menggapainya. 

Kami memutuskan untuk beristirahat di samping Warung Puncak Andong Pak Imun. Puncak Andong memang ada warung jadi para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air dan perbekalan.

Matahari tebit di Puncak Andong (dokpri)
Matahari tebit di Puncak Andong (dokpri)

Ketika matahari terbit, kabut tebal yang sebelumnya menutupi Puncak Andong lambat laun menghilang. Gunung Merapi dan Gunung Merbabu muncul di balik awan. Pemandangan indah seketika tersaji di hadapan kami. 

Sinar oranye matahari memantul di awan dan rerumputan. "ihh bagus bangeet" ujar teman saya yang baru pertama mendaki. Saya tersenyum simpul sekaligus takjub mengagumi keindahan alam yang bisa memukau mata semua manusia yang memandang. Terlihat juga makam di Puncak Andong yang semalaman tertutup kabut.

Gunung Merbabu dan Gunung Merapi (dokpri)
Gunung Merbabu dan Gunung Merapi (dokpri)

Berhubung banyak acara yang menunggu kami bergegas pulang. Sayang sekali karena saya belum sampai puncak. Tapi kondisi yang terlalu ramai dan waktu kami yang terbatas memaksa kami untuk segera menuruni gunung. 

Pendakian yang singkat namun tetap luar biasa, pendakian yang sama sekali tak terpikirkan sebelumnya. Terima kasih untuk kawan-kawan yang sudah membaca tulisan ini, mohon maaf bila banyak salah, sampai jumpa. Salam lestari, Gunung Andong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun