Mohon tunggu...
Alfian WahyuNugroho
Alfian WahyuNugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Teman Sebaya terhadap Perilaku Agresivitas

18 September 2022   17:45 Diperbarui: 18 September 2022   17:45 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin tinggi kematangan emosi seseorang maka akan semakin rendah perilaku agresi yang muncul. Hasil penelitian lain juga menyatakan hal yang serupa, bahwa kematangan emosi sangat mempengaruhi kemunculan perilaku agresi pada seseorang dalam situasi tertentu.

Konformitas dapat terjadi dalam beberapa bentuk dan mempengaruhi aspek-aspek kehidupan. Konformitas (conformity) muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka. Konformitas terhadap tekanan teman sebaya dapat berpengaruh positif atau negatif. 

Seseorang dapat terlibat dengan tingkah laku yang agresif sebagai akibat dari konformitas yang negatif, seperti halnya menggunakan bahasa yang tidak sopan, mencuri, coret-coret (vandalisme), mempermainkan orang tua dan guru, tidak menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu. 

Namun, banyak juga konformitas yang berpengaruh positif, seperti halnya berpakaian rapi seperti teman-temannya, menghabiskan waktu untuk belajar bersama, melakukan pengumpulan dana untuk bakti sosial. 

Teman sebaya yang positif cenderung mematuhi norma-norma yang berlaku. Oleh karena itu, teman sebaya tidak suka dengan orang yang suka melanggar norma, dan teman sebaya juga cenderung tidak menyukai teman yang egois, karena apabila seseorang sudah masuk dalam sebuah kelompok teman sebaya maka perilaku dan keinginannya harus memikirkan kelompoknya juga, tidak berbuat sesukanya sendiri.

Pengaruh yang kuat dari kelompok teman sebaya menyebabkan perilaku agresif seseorang. Keinginan seorang agar dapat diterima dan dihargai oleh kelompok teman sebayanya tersebut. Seorang akan berperilaku agresif dan cenderung melakukan hal yang sama dengan teman sebayanya agar ia dapat diterima dan dihargai oleh kelompok teman sebayanya. 

Akan tetapi, seorang juga dapat berperilaku agresif apabila remaja ditolak atau diabaikan teman sebaya, sehingga remaja melampiaskan kekesalan dan amarahnya pada perilaku-perilaku yang cenderung agresif seperti berperilaku kasar kepada orang lain, mudah merasa tersinggung dan mudah melukai orang walaupun hanya karena masalah kecil. 

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh fungsi kelompok teman sebaya dapat mendukung remaja dalam memunculkan perilaku agresif yang ada pada dirinya.

Perilaku-perilaku agresivitas yang dimunculkan oleh seseorang ketika berinteraksi dengan teman sebayanya tidak terjadi dengan begitu saja, akan tetapi ada faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku agresivitas tersebut. faktor penyebab anak agresif disebabkan dari salah satu bentuk reaksi terhadap frustasi atau rasa kecewa karena kebutuhan dan keinginannya tidak terpenuhi. 

Perilaku agresivitas yang dimunculkan dalam pertemanan sering disebabkan oleh frustasi atau kecewa karena dalam pertemanan ada beberapa anak yang tidak terpenuhi selajan dengan teman-teman lainnya. Selain itu, ada tekanan diantara teman sebaya yang saling mengganggu, bersikap anomitas, dan sering meniru-niru seseorang atau dari hal lain kearah yang buruk. 

Konflik yang dialami seseorang khususnya remaja antara lain konflik dengan teman sebaya, pacar, orang tua, dan guru. Sebagian mengatakan sering konflik dengan teman sebaya yang biasanya disebabkan oleh salah paham, bercanda dan persaingan atau kompetisi. Konflik antar teman sebaya terjadi pada siswa laki-laki dan perempuan. Penyelesaian konflik antar teman sebaya mengarah pada menghindari teman, bicara keras dan perkelahian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun