Belum genap 24 jam aku membicarakan tentang "percobaan pembunuhan" dengan kakakku. Pagi tadi aku mendapatkan kabar bahwa ada "percobaan pembunuhan" di rumahku. Pisau dapur yang paling panjang dan tajam telah sampai ke tangan pelaku percobaan. Ia adalah adikku. Ia membawa dan menodongkan ke sasarannya yaitu Ayahku. Tidak hanya itu, ia juga berencana membunuh keponakanku berusia 8 tahun dan 4 tahun. Alasannya karena kecewa dengan janji palsu dari Ayahku dan cemburu pada keponakanku yang lebih dikasihi dan sayangi oleh Ayahku.
Waw...tak bisa berkata-kata aku membaca pesan dan mendengar laporan dari Mamahku. Apa yang kami khawatirkan hampir saja terjadi. Bersyukurnya semua tenang saat itu, tidak ada member baru (baca: setan baru) di kejadian pagi itu.
Kalau saja ada member baru...mungkin sudah banyak pertumpahan darah di rumahku.
Saat ini rasanya belum tenang. Kekhawatiran, ketakutan, kemarahan dan berbagai perasaan masih hinggap padaku.
Rasa marah, bersalah, ingin menyerah, merasa payah, tak tahu arah semua sedang singgah.
Aku tak tahu harus apa, selain mengadu, pada-MU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H