Fenomena ini terjadi sebab mahasiswa belum terbiasa menyiapkan makanan untuk diri sendiri dan menentukan pilihan makanan yang akan dikonsumsi menurut Ballingall & Avgoulus (2008, dalam Ar-Rahmi et al., 2020).Â
Spanyol sendiri telah menduduki peringkat pertama negara tersehat dunia versi Bloomberg (2019) dengan menerapkan "Pedoman Diet untuk Penduduk Spanyol" sebagai panduan gizi seimbang.Â
Salah satu pola diet ternama dari Spanyol adalah diet Mediterania, diberi penobatan sebagai diet terbaik oleh US News & World Report di tahun 2019. Dengan berfokus pada konsumsi bahan makanan bersumber tumbuhan dengan kandungan karbohidrat kompleks, vitamin, mineral, serta antioksidan, pola diet Mediterania terbukti membantu menurunkan berat badan, menjaga kesehatan jantung, hingga menurunkan risiko diabetes.
 Selain itu, dalam panduan diet mediterania juga menganjurkan melakukan aktivitas fisik dan mengonsumsi air putih serta mengurangi konsumsi wine sebab mengutamakan pola makan rendah gula tambahan dan tinggi lemak sehat.
Gizi Seimbang dan Mahasiswa
Baik di Spanyol maupun negara lainnya termasuk Indonesia, menyandang gelar sebagai mahasiswa berarti dituntut memiliki pola pikir analitis dan kritis dan menerapkan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai pembangunan dunia untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.Â
Kesehatan menjadi salah satu indikator Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menunjang pembangunan nasional. Konsumsi gizi seimbang menjadi sumber utama dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.Â
Gizi seimbang berarti pemenuhan zat gizi sesuai dengan kebutuhan. Menurut Susirah Soetardjo dan Moesijanti Soekatri (2011: 1), zat gizi merupakan bahan kimia yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan yang terkandung dalam bahan pangan. Seseorang dengan status gizi baik menandakan adanya keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan.
Permasalahan gizi lebih populer bagi anak dan ibu melalui posyandu, sementara dalam rentang masa sekolah menengah hingga dewasa muda kerap kali kurang diperhatikan. Penyediaan kantin ditunjukkan untuk mempermudah akses konsumsi pangan, terlebih bagi mahasiswa rantau sebab lokasi kampus cukup jauh dari rumah.Â
Kesadaran akan gizi seimbang yang masih minim di Indonesia, menyebabkan penyediaan menu di kantin universitas tidak sesuai dengan pedoman TGS. Begitu pula dengan kesadaran dari mahasiswa itu sendiri mengenai pentingnya konsumsi gizi seimbang demi masa mendatang.Â
Salah satu kendala minimnya penerapan konsumsi gizi seimbang di Indonesia adalah biaya. Konsumsi pangan dengan gizi seimbang cenderung memiliki harga lebih tinggi, sehingga meningkatkan konsumsi karbohidrat berlebih dan rentan mengalami obesitas.Â