Mohon tunggu...
alfi karisma
alfi karisma Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

MEA 2015, Indonesia Masih Mengalami Masalah Ketenagakerjaan

22 Desember 2015   00:23 Diperbarui: 22 Desember 2015   00:23 1964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia saat ini memiliki beberapa masalah ketenagakerjaan menjelang pemberlakuan Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pasalnya masih banyak masalah ketenagakerjaan yang terjadi di negeri kita tercinta ini. Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I b 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Hampir di semua negara saat ini, problem ketenagakerjaan atau perburuhan selalu tumbuh dan berkembang, baik di negara maju maupun berkembang, baik yang menerapkan ideologi kapitalisme maupun sosialisme. Hal itu terlihat dari adanya departemen yang mengurusi ketenagakerjaan pada setiap kabinet yang dibentuk. Hanya saja realitas tiap negara memberikan beragam problem riil sehingga terkadang memunculkan berbagai alternatif solusi.

Umumnya, negara maju berkutat pada problem ketenagakerjaan yang berkait dengan ‘mahalnya’ gaji tenaga kerja, bertambahnya pengangguran karena mekanisasi (robotisasi), tenaga kerja ilegal, serta tuntutan penyempurnaan status ekonomi, dan sosial, bahkan politis. Sementara itu, di negara berkembang umumnya problem ketenagakerjaan berkaitan dengan sempitnya peluang kerja, tingginya angka pengangguran, rendahnya kemampuan SDM tenaga kerja, tingkat gaji yang rendah, serta jaminan sosial yang nyaris tidak ada. Belum lagi perlakuan pengusaha yang merugikan pekerja, seperti perlakuan buruk, tindak asusila, penghinaan, pelecehan seksual, larangan berjilbab, beribadah, dan lain-lain.

Ketidak mampuan negara Indonesia untuk bersaing dalam pasar global menyebabkan banyak perusahaan-perusahaan Indonesia yang gulung tikar. Selain itu perusahaan-perusahaan asing juga malas dalam melakukan investasi di Indonesia karena kemampuan daya saing kita dengan negara lainpun rendah. Kondisi ekonomi seperti itu akan berdampak terhadap masalah ketenagakerjaan yakni tingginya tingkat pengangguran di Indonesia serta kualitas kesejahteraan tenaga kerja yang rendah. Hal ini semakin diperparah dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat tinggi serta daya saing kemampuan tenga kerjanya yang rendah. Apabila hal ini dibiarkan sudah dapat dipastikan bahwa di negara kita yang tercinta ini akan muncul berbagai masalah kemiskinan, kesehatan, kesejahteraan, tingginya tingkat kriminalitas, dan lain-lain, yang semuanya itu berpokok pangkal pada masalah ketenagakerjaan.

Beberapa masalah ketenagakerjaan yang sering terjadi di Indonesis antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Minimnya gaji yang diberikan atau upah rendah

 Permasalahan tenaga kerja yang sangat memprihatinkan adalah rendahnya tingkat upah. Upah rendah umumnya terjadi pada sektor-sektor pertanian, industri kecil, dan sektor-sektor informal yang lain. Pengupahan sering kali menjadi bahan perdebatan dan bahkan sering kali memicu terjadinya pemogokan buruh atau pekerja.

  1. Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah

Produktivitas kerja yang rendah memang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia diantaranya karena rendahnya pendidikan, kurikulum yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang tersedia, kurangnya pelatihan dan pemagangan kerja.

  1. Persebaran Tenaga Kerja Tidak Merata

     Persebaran tenaga kerja tidak merata disebabkan karena terkonsentrasi atau terpusatnya penduduk Indonesia di Pulau Jawa. Hampir 60% penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak semakin banyaknya jumlah pengangguran di Pulau Jawa, sedangkan di luar Pulau Jawa pembangunan akan terhambat karena kekurangan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya yang ada.

  1. Kesempatan Kerja Masih Terbatas

   Kesempatan kerja masih terbatas disebabkan karena jumlah angkatan kerja masih lebih besar dari peluang kerja atau kesempatan kerja yang tersedia. Besarnya jumlah angkatan kerja disebabkan karena tingginya tingkat kelahiran atau pertumbuhan penduduk.

  1. Jaminan Sosial yang kecil

   Pemerintah praktis hanya membuat regulasinya saja, sedangkan pelaksanaannya diserahkan kepada (pemilik) perusahaan . Pada praktiknya, buruh itu sendirilah yang menyediakan iuran wajib untuk melaksanakan program ini. Dana yang dibutuhkan untuk jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, tabungan hari tua, dan asuransi kematian, sebenarnya ditanggung oleh buruh itu sendiri dengan menabung wajib sekian persen dari gajinya setiap bulan untuk ditabung, lalu diolah dalam sistem ribawi agar berbunga terus untuk memenuhi kebutuhan seluruh jaminan tersebut.

  1. Pengangguran

   Istilah pengangguran sudah tidak asing lagi di telinga kita, pengangguran sering digunakan bagi mereka yang tidak bekerja. Pengangguran merupakan masalah yang besar, tidak hanya di negara-negara maju. Akan tetapi tingkat pengangguran di negara yang berkembang biasanya lebih tinggi daripada tingkat pengangguran di negara yang sudah maju. Salah satu penyebab terjadinya pengangguran adalah semakin kecilnya lapangan pekerjaan dan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang mencari pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun