Mohon tunggu...
Alfi Khaerotunnisa
Alfi Khaerotunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

Communication 18

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sinar Fajar yang Menyinari Dunia Politik

27 September 2018   13:06 Diperbarui: 27 September 2018   13:33 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh : Alfi Khaerotunnisa*

Ulama dalam dunia politik ? Hal itu sudah biasa karena sudah sering sekali ulama yang menjadi seorang pemimpin atau tokoh politik. Contohnya pada PILPRES 2019 saat ini seorang ulama menjadi calon wakil presiden. Tetapi hal ini terjadi bukan hanya pada saat ini saja, karena pada tahun -- tahun sebelumnya pun terjadi hal yang sama yaitu ulama menjadi tokoh politik contohnya adalah K.H. Hasyim Asy'ari.

Jadi, dari zaman dulu sampai sekarang seorang ulama yang menjadi tokoh politik itu sudah biasa saja bahkan sudah sering. Karena jika seorang ulama sudah masuk bahkan memimpin sebuah organisasi maka ia sudah berpolitik. 

Bukan hanya seorang ulama tapi siapapun itu jika sudah berorganisasi maka dia sudah berpolitik. Pada saat ini sedang menuju PILPRES 2019. Tetapi apakah akan mudah untuk menjadi seorang pemimpin. maka dari itu kita harus mengetahui bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik dan dapat dipercaya oleh masyarakat bukan hanya itu tetapi juga disukai oleh masyarkat dari seorang K.H. Hasyim Asy'ari yang merupakan pemimpin organisasi terbesar di Indonesia.  

K.H. Hasyim Asy'ari adalah seorang ulama yang juga merupakan tokoh politik. Ia memiliki pengaruh besar bagi bangsa dan juga umat muslim di Indonesia. Beliau merupakan seorang pendiri organisasi islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama ( NU ). NU memiliki tugas untuk menegakkan ajaran islam di Indonesia yang sesuai dengan paham yang dimiliki NU yaitu paham Ahlussunah waljama'ah. Ia mendirikan organisasi ini dan menjadi pemimpin organisasi ini berdasarkan keinginan orang lain.

Bahkan para ulama dan kiai pun menilai bahwa K.H. Hasyim mampu mendirikan dan memimpin organisasi tersebut dengan baik. Mengapa seperti itu ? Karena kemampun intelektual yang dimiliki oleh K.H. Hasyim Asy'ari lah yang membuat banyak orang bahkan orang tokoh agama ternama sekalipun menanggap bahwa K.H. Hasyim Asy'ari mampu mendirikan dan memimpin organisasi tersebut.

Maka dari itu ia pun mendirikan sebuah organisasi ini dan menjadi pemimpin. Dengan ilmu yang mumpuni ia dapat memimpin dengan baik. Bahkan mendapat respon yang baik pula oleh masyarakat.

Bukan hanya memiliki ilmu yang mumpuni tetapi ia juga memiliki kepribadian yang sangat bagus. Ia terkenal karena sikapnya yang dermawan, jujur, bijaksana, adil, amanah, selalu mengutamakan kebenaran dan berpihak kepada kebenaran dan juga memiliki sikap nasionalis. Kepribadian seperti itulah yang membuat ia semakin dipandang mampu menjadi seorang pemimpin.

Dan pada kenyataannya pun ia mampu memimpin organisasi tersebut dengan baik. Dengan kemampuan intelektual dan kepribadian yang baik ia dapat membuat semua orang menyukainya. Memang seperti itulah seorang pemimpin seharusnya. Jika para pemimpin memiliki kepribadian seperti itu maka masyarakat pun tidak akan khawatir dengan nasib mereka. Kenapa ? Karena permasalahan -- permasalahan yang sering terjadi saat ini dapat teratasi bahkan tidak akan terjadi. 

Contohnya permasalahan mengenai ketidakadilan, hal itu tidak akan terjadi jika seorang pemimpin memiliki kepribadian yang adil dan bijak. Jadi, memang sudah seharusnya seorang pemimpin memiliki kepribadian yang baik seperti hal nya K.H. Hasyim Asy'ari. Bukan hanya karakter tetapi juga kemampuan intelektual yang bagus. Karena seorang pemimpin juga harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas..

Jika kita kaitkan pada saat ini, banyak orang yang ingin menjadi seorang pemimpin yang berasal dari berbagai kalangan. Bukan hanya kalangan ulama dan pengusaha saja tetapi juga kalangan artis. Tetapi kemampuan intelektual dan kepribadian yang seharusnya menjadi dasar seorang pemimpin seperti dinomor duakan. 

Kenapa ? Karena yang terlihat yang dinomor satukan adalah uang, semakin banyak uang yang kita keluarkan dan seberapa banyak kita membeli suara maka kita akan menjadi pemimpin atau penguasa. Hal itu lah yang perlu diperbaiki. Uang tidak menjamin masa depan bangsa dan Negara. Tetapi kemampuan intelektual dan kepribadian yang baguslah yang menjadi kunci bagaiman masa depan bangsa dan Negara ini. Seperti hal nya K.H. Hasyim Asy'ari, bukan uanglah yang menjadikan dia sebagai pemimpin tapi kemampuan dan kepribadiannya yang membuat ia menjadi pemimpin yang baik.

Jadi pada keharusannya adalah seorang pemimpin itu adalah seorang yang memiliki kemampuan intelektual yang mumpuni dan memiliki kepribadian yang bagus. Karena memang itulah sebenarnya yang terpenting bagi seorang pemimpin. Dengan karakter yang baik dapat menjamin nasib masyarakat. 

Karena dengan karakter seorang pemimpin yang adil, bijaksana, amanah, berpihak kepada kebenaran dan dermawan maka ia mampu menyelesaikan permasalahan sosial dengan baik. Dan dengan kemampuan intelektual yang bagus maka ia dapat memimpin Negara secara baik dengan ilmu yang ia miliki. 

Menjadi pemimpin maka kita harus bisa mengatur banyak orang dan menangani persoalan -- persoalan yang terjadi maka kita butuh ilmu dan sikap yang baik. Jangankan mengatur orang lain bila kita mengatur diri kita sendiri dengan ilmu yang kurang dan sikap yang kurang bagus pun akan sulit. Maka siapapun yang ingin menjadi pemimpin, jadilah pemimpin yang cerdas dan berakhlak.

Nah, pada saat ini kita sedang menuju pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019. Maka seharusnya para calon presiden dan wakil presiden ini tunjukan bahwa kalian sebagai calon pemimpin memiliki karakter sejati seorang pemimpin. Tunjukanlah bahwa kalian dapat mensejahterkan dan mensukseskan Negara dengan ilmu yang kalian miliki. 

Tunjukanlah bahwa kalian sebagai calon pemimpin yang memiliki sikap dan karakter yang baik sehingga dapat memecahkan masalah dengan baik dan benar kedepannya. Pada PILPRES 2019 saat ini, K.H. Ma'ruf Amin yang merupakan seorang ulama, ia mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden. Maka seharusnya ia pun dapat menjadi pemimpin seperti halnya K.H. Hasyim Asy'ari yang merupakan seorang ulama juga. Di Negara ini nilai agama mulai menjadi sorotan. Latar belakang agama seorang calon pemimpin menjadi alasan masyarakat memilih atau tidak. 

Tetapi seharusnya siapapun yang menjadi pemimpin dan apapun agamanya jika ia memiliki ilmu yang mumpuni dan karakter yang baik seharusnya ia mendapat dukungan masyarakat. Lagipula latar belakang agama belum tentu menjamin kesejahteraan bangsa dan Negara. Maka sekali lagi saya katakana seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan intelektual dan kepribadian yang baik.

*penulis merupakan mahasiswi mata kuliah Imu Politik semester 1 Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun