Bill Gates dan Steve Jobs pun begitu
Tren membatasi hingga melarang anak berakrab-ria dengan teknologi yang dilakukan Kim, Shahi, dan Koduri, lebih dikenal sebagai low tech parenting. Pola asuh anak semacam ini rupanya lebih dulu dipraktikkan tokoh-tokoh kenamaan teknologi. Contohnya, Bill Gates (62). Di balik kesuksesannya mendesain pelbagai produk teknologi, pendiri Microsoft ini punya aturan ketat soal pemakaian gawai kepada anakanaknya.Â
Anak-anak Gates (kini berusia 15, 18, dan 21) dilarang memakai ponsel hingga berumur 14 tahun. Setelah mendapat ponsel pertama, mereka masih tidak diperbolehkan memakainya di meja makan dan dilarang memainkannya menjelang waktu tidur. Tentu saja Gates kenyang diprotes anak-anaknya sebelum mereka mendapat ponsel. Pasalnya, rata-rata anak Amerika mendapat ponsel pertamanya di usia 10 tahun.Â
Namun, Gates bergeming hingga masing-masing menyentuh usia batas yang disyaratkannya. Mengingat Microsoft adalah pembuat Windows Phone, Surface Tablet, dan Surface Book, yang didesain ramah bagi kepentingan pengguna usia sekolah, mungkin larangan Gates pada anaknya terkesan agak janggal.Â
Di laman Mirror, ia beralasan, "Kita dapat melihat bagaimana teknologi dapat digunakan untuk kepentingan yang baik entah untuk membuat PR atau berkomunikasi dengan teman-teman dan kapan sudah berlebihan."Â
Situasi yang mirip dijumpai di rumah Steve Jobs, pendiri Apple. Walter Isaacson, penulis buku biograf Steve Jobs, sempat menginap beberapa bulan di rumah Jobs untuk menuliskan kesehariannya. Setiap Jobs ada di rumah, Isaacsoon melihat bapak tiga anak itu mendiskusikan buku, sejarah, dan hal lain di meja dapur bersama anak-anaknya.Â
Tidak ada yang mengeluarkan iPad atau gawai lain. Setelah iPad dirilis, Jobs juga pernah diwawancara Nick Bilton, wartawan New York Times. Saat itu, Bilton menanyakan soal reaksi anak-anak Jobs memakai iPad teranyar dari perusahaan sang ayah. Ketimbang mempromosikan bagaimana iPad disukai anaknya, Jobs malah mengaku sang anak belum memakai tablet buatan Apple tersebut. "Kami membatasi seberapa banyak teknologi digunakan anak kami di rumah," kata Jobs.Â
Pola asuh anak dengan pembatasan teknologi oleh para perancang produk teknologi kenamaan dunia ini tentu membuat kita bertanya, apa sih sebetulnya yang diketahui mereka tentang produknya---yang tidak diketahui masyarakat awam?Â
Di balik teknologi ramah pengguna
 Beberapa bulan terakhir, sederet tokoh di industri teknologi mengakui dampak teknologi pada masyarakat dan pikiran manusia di depan publik. Sean Parker (38), mantan presiden pertama Facebook, menyebut jejaring sosial sebenarnya mengeksploitasi sisi rapuh manusia. Dalam pembuatan Facebook misalnya, ia dan timnya berpikir bagaimana caranya aplikasi yang mereka buat dapat menarik perhatian hingga betah menghabiskan waktu selama mungkin dengannya.Â
Untuk mendapatkannya, Facebook bermain dengan dopamin, zat kimia otak yang mengatur motivasi kita meraih apapun demi kesenangan Berdasarkan cara kerja zat kimia itulah tombol like dan comment diciptakan, karena rasa diperhatikan membuat kita akan makin termotivasi untuk mengepos foto baru, status baru, atau sekadar musik yang baru kita dengarkan.Â