Film Little Mermaid menjadi hiburan anak-anak termasuk penulis sejak tahun 90-an. Di 2023 ini, Little Mermaid juga rilis kembali dengan hasil konstruksi yang nyata. Sosok Ariel dibawakan oleh Halle Bailey seorang penyanyi dan penulis lagu.
Sosok inilah yang meramaikan trailer Little Mermaid 2023. Kemudian, berbagai pro kontra film ini menjadi analisis menarik untuk dibahas. Apa saja pro kontra film Little Mermaid? Yuk, baca berikut ini dengan teliti.
Meredam hak-hak perempuanÂ
Putri Ariel sang pewaris tahta kerajaan laut seharusnya bersikap tegas. Film Little Mermaid jika diselidiki ternyata mengandung unsur meredam hak-hak perempuan, bisa dikategorikan jenis film patriarki.Â
Ariel sebagai putri duyung sangat berhasrat untuk menjadi manusia. Lalu, menikah dengan Pangeran Eric laki-laki yang sebenarnya tidak sadar dengan hak-hak perempuan. Salah satunya, Eric mengamini kekuasaan laki-laki. Meskipun ia digambarkan sebagai laki-laki yang lemah tanpa Ariel.
Ariel rela mengorbankan suara untuk menjadi manusia seutuhnya. Ia bekerja sama dengan penyihir, yaitu Ursula. Ursula adalah perempuan yang menyatakan bahwa perempuan yang memiliki kekuatan, kekuasaan, dan kecerdasan bagaikan monster jahat. Sistem patriarki di Little Mermaid hampir muncul di semua adegan film ini.
Ariel bukan kaum hitam
Bagi sebagian orang, tidak ada masalah jika Ariel diperankan oleh ras kulit hitam. Namun, kenyataannya film Little Mermaid 2023 turun rating secara signifikan. Masalah itu terpampang dengan adanya 1.5 juta dislike plus komentar rasis pada video trailer Little Mermaid.
Ariel orang kulit putih! Ariel pada film pertama Little Mermaid (1989), menampilkan perempuan kulit putih berparas cantik. Ariel pun dibantu dengan suara Jodi Benson, kulit putih. Sangat jomplang jika film Little Mermaid 2023 menampilkan Halle Bailey untuk versi live-action. Padahal, bakat Bailey dinilai lebih dari cukup bagi karakter Ariel.
Tidak patut untuk anak-anakÂ