Aku menjadi seorang pelupa dan pemaaf atas semua atas kesalahanmu yang kau buat entah sengaja atau tidak
Aku masih bertahan dengan tetap melihatmu sebagai satu-satunya yang kutuju
Aku bukan orang yang cepat lupa untuk segala kenangan bersamamu setelah kita berpisah
Aku bukan tak mampu, tapi aku tak mau
Untuk apa mengingat Luka yang pernah kau sayat dihatiku?
Jika aku bisa mengingat kebaikan yang kau berikan saja
Kau masih dan akan terus menjadi orang yang kudamba
Kau memberi luka, kau pula yang menyembuhkan luka itu
Saat dada terasa sesak dan nyeri ketika kau tusukkan luka, saat itu pula aku yakin bahwa kau juga mengobati dengan segala upaya.
Aku tak pernah Niat untuk mencari penggantimu, kendati aku tahu ada yang lebih baik darimu. Aku tak mau mencari orang baru untuk mengobati lukaku. Yang kumau hanya kau.
Luka yang kau berikan tak sebanding dengan kebahagiaan yang selama ini kau berikan.Â
Atas nama cinta, aku menjadi pelupa dan pemaaf.Â
Aku menjadi seseorang yang paling ikhlas yang tak pernah kau ketahui. Bahwa ada manusia yang setabah itu, sepertiku.
*Bogor, 19 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H