Mohon tunggu...
Alfee syahreen
Alfee syahreen Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - MAHASISWI STIBA ARAAYAH SUKABUMI

"...Dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada-Mu ya tuhanku..." {19:4}

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Kira Dia Menolakku

20 Maret 2021   22:35 Diperbarui: 20 Maret 2021   22:54 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara aku dengan sebilah harapan kini hanya tersisa Remah-emah keyakinan,berbekalkan remah-remah itu dalam hati aku bergumam,"hei,setelah apa yang kau lakukan, setelah harapanku kau hancurkan berkeping-keping,kau kira aku akan berhenti ?,kau kira aku akan menyerah? Tidak.
   Aku tetap mengharapkanmu dengan serpihan-serpihan itu.Aku sedih,aku kecewa,aku marah,tapi tahukah kamu? aku berusaha untuk terlihat baik-baik saja,itu menyakitkan,tapi aku memilih bertahan,bertahan menunggumu dengan jawaban sesuai harapanku.
   Jangan kira embun malammu mampu memberhentikan titik juangku,aku masih menunggu.
  

Dan benar saja,sebuah malam kini membuatku kembali tercengang,bukan karena luka tapi bahagia.Terimakasih,terimakasih telah merubah jawabanmu,terimakasih kau kini mengiyakanku,terimakasih kini kau menerimaku,terimakasih mengizinkan aku menjadi bagian darimu,terimakasih mengizinkan kakiku bertapak di atasmu,terimakasih mengizinkan aku duduk di majlismu.
  

 Memang luka tak pernah begitu saja hadir tanpa arti,karna ia datang untuk membuat kita belajar kemudian mengerti bahwa menyerah bukanlah sebuah pilihan untuk di jalani.
   Darimu aku belajar bahwa kita semestinya menerima kekecewaan yang terbatas tapi jangan pernah kehilangan harapan tanpa batas (Martin).
   

Sungguh,sungguh aku bahagia menjadi bagian darimu meski kini Allah taqdirkan sesuatu sebagai penghalang kita bertemu,aku sama sekali tak tersiksa dengan selaksa kata rindu,buktinya hampir setahun sejak perpisahan kita kala itu,nafasku masih saja menghembuskan tentangmu.

Raayahku...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun