Kita semua memiliki cara pandang masing-masing dalam menanggapi peristiwa,termasuk aku.
 2018 lalu sebuah peristiwa justru hampir membuatku diam tanpa tanggapan.
Ya...bagaimana bisa sesuatu menolakku menjadikannya muara cinta,bagaimana bisa dia menolakku berlabuh di dermaganya.
  Kau tau siapa dia?,kau tau siapa yang meluluh lantahkan harapanku sedemikian rupa?,kau tau siapa yang menjatuhkan harapanku sejatuh-jatuhnya?
  Dia adalah sebuah instansi yang kuharap aku bisa menjadi bagian darinya.
Informasi demi informasi ku gali,usaha demi usaha ku tekuni,keyakinanku kala itu hampir rampung di hati.Harapan sudah ku layangkan,do'a sudah ku langitkan.
  Berhari-hari,Berminggu-minggu aku menunggu jawaban itu.
Tidurku dirampas , tenangku dihempas,tapi na'as !.
 Di sebuah malam,saat Jiwa-jiwa lelap dalam tidurnya,jiwaku justru di rundung pilu.
Cahaya bulan kala itu abu-abu.
Ya,dia menolakku setelah Benang-Benang hampir habis untuk ku rajut sebuah harapan, aku tak menemukan namaku di deretan nama-nama yang ia izinkan menginjak tanahnya.
  Relungku hancur,hatiku rapuh,aku bahkan hampir lupa bagaimana hujan menyanyikan senandungnya.
Malam semakin larut,hatiku yang terkilir kini kian menganga sebab luka.
Antara aku dengan sebilah harapan kini hanya tersisa Remah-emah keyakinan,berbekalkan remah-remah itu dalam hati aku bergumam,"hei,setelah apa yang kau lakukan, setelah harapanku kau hancurkan berkeping-keping,kau kira aku akan berhenti ?,kau kira aku akan menyerah? Tidak.
  Aku tetap mengharapkanmu dengan serpihan-serpihan itu.Aku sedih,aku kecewa,aku marah,tapi tahukah kamu? aku berusaha untuk terlihat baik-baik saja,itu menyakitkan,tapi aku memilih bertahan,bertahan menunggumu dengan jawaban sesuai harapanku.
  Jangan kira embun malammu mampu memberhentikan titik juangku,aku masih menunggu.
 Â
Dan benar saja,sebuah malam kini membuatku kembali tercengang,bukan karena luka tapi bahagia.Terimakasih,terimakasih telah merubah jawabanmu,terimakasih kau kini mengiyakanku,terimakasih kini kau menerimaku,terimakasih mengizinkan aku menjadi bagian darimu,terimakasih mengizinkan kakiku bertapak di atasmu,terimakasih mengizinkan aku duduk di majlismu.
 Â
 Memang luka tak pernah begitu saja hadir tanpa arti,karna ia datang untuk membuat kita belajar kemudian mengerti bahwa menyerah bukanlah sebuah pilihan untuk di jalani.
  Darimu aku belajar bahwa kita semestinya menerima kekecewaan yang terbatas tapi jangan pernah kehilangan harapan tanpa batas (Martin).
 Â
Sungguh,sungguh aku bahagia menjadi bagian darimu meski kini Allah taqdirkan sesuatu sebagai penghalang kita bertemu,aku sama sekali tak tersiksa dengan selaksa kata rindu,buktinya hampir setahun sejak perpisahan kita kala itu,nafasku masih saja menghembuskan tentangmu.
Raayahku...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H