Mohon tunggu...
Shahreza agung
Shahreza agung Mohon Tunggu... Guru - Pengingat Umat Islam

Berjuang di Jalan Allah SWT

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sepotong Hati yang Baru; Ketulusan adalah hal yang utama

25 Februari 2018   21:31 Diperbarui: 25 Februari 2018   22:40 4900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Sepotong Hati yang Baru yang dibuat oleh Tere Liye ini menyajikan cerita tentang kisah percintaan yang disajikan dalam kisah cinta ala legenda hingga modern yang masing-masing kisah memiliki cinta khas yang mampu menarik pembaca supaya ikut hanyut di dalamnya, mulai dari kisah cinta yang berakhir bahagia, tragedis, bahkan menggantung namun tetap ada hikmah yang dapat di ambil dari kisah tersebut.

Tema dalam novel ini adalah percintaan dan perasaan. Tema percintaan ini mengandung tentang bagaimana seseorang yang terlalu mengerti tentang kata cinta memaksakan kehendak untuk melakukan kehidupan cinta tanpa mengetahui dampak buruk dari kehidupan tersebut. Sedangkan Tema perasaan tersebut berarti perasaan setia kepada seseorang yang dicintai.

Dalam konteks ini dimaksudkan bahwa seseorang yang ingin berusaha mendapatkan jodoh yang dia inginkan, maka kita harus bersabar dan setia sampai waktu yang akan datang tiba dengan kebahagiaan. Meskipun tema ini memang terlihat sangat aneh dan terlihat sangat terbiasa, namun Tere Liye mampu mengemasnya dengan baik dengan mempengaruhi jalan cerita dalam kehidupan sosial sehingga para pembaca sangat tertarik untuk membaca novel ini karena para pembaca penasaran tentang seperti apa jalan cerita dari masing-masing bagian dalam novel ini.

            Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju. Mengapa demikian? Kalau kita melihat bagian-bagian kisah dalam novel ini, kita akan melihat bagaimana awal kisah mereka kemudian munculnya konflik yang menarik untuk di baca, kehidupan untuk berjuang, dan akhir kisah yang berakhir bahagia atau tragedis yang di sebabkan oleh konflik tersebut. Sehingga dalam novel ini, kita dapat membayangkan cerita yang ada di novel ini untuk kedepannya dengan mengkaitkan masalah kehidupan dan alur cerita. Berikut adalah contoh mengapa alur cerita ini adalah maju dalam Kisah Cinta Sie Sie.

    "Dari tujuh anak mereka, adalah Sie Sie anak tertua, gadis remaja usia enam belas.

     Mekar menjadi kembang daerah kumuh itu, rambutnya panjang, tinggi semampai,

    berkulit putih, berlesung pipit dan amboi manis sekali senyumnya. Kalau kau bertemu

   dengan Sie di oplet, tidak akan menyangka dia amoy dari keluarga miskin, atau gadis

   remaja yang setiap hari harus bekerja keras, mengurus enam adik sejak shubuh buta

   sampai larut malam saat adiknya yang masih bayi jatuh tertidur." -- Halaman 21

 Dalam konteks ini, disebutkan awal mulai dari Sie Sie yang merupakan anak tertua yang bekerja keras untuk menafkahi kehidupan mereka sehari-hari. Kemudian datanglah seorang pria dari Taiwan yang bernama Wong Lan. Dalam kisah ini, Wong Lan menikahi Sie Sie semata-mata karena harta.

Di sinilah munculnya awal konflik yang mengisahkan tentang Sie-Sie tidak mau menikah dengan wong lan. Tetapi, karena ibunya sedang sakit dan pendapatan yang minim untuk menafkahi ke enam saudaranya, akhirnya Sie Sie menyetujui menikahi tersebut dengan syarat membayar pengobatan ibu Sie Sie dan menafkahi semua keluarga sie-sie. Dengan itu Sie-Sie berjanji kepada ibunya bahwa dia akan menjadi istri yang baik, tetapi ternyata suaminya bertindak sebaliknya. Dia tidak di berlakukan layaknya seorang istri. Sampai akhirnya Sie-Sie di usir dari rumah sehingga pada saat itulah Sie-sie kembali berjuang seperti yang di alami di kampungnya saat itu.

"Usia gadis itu dua puluh ketika masa-masa siksaan fisik datang. Pagi ditampar, siang

      dijambak, malam ditendang. Dan situasi terus memburuk dari hari ke hari. Teman

     teman dekat Wong Lan pergi, tak ada uang, tak ada kesenangan, semua menjauh

     darinya. Pekerja pabrik macam kartu remi dirobohkan, satu persatu berhenti, termasuk

     orang-orang kepercayaan orang tua Wong Lan dulu, pembantu di rumah, hanya soal

    waktu minta berhenti, tidak tahan dengan marah-marah sepanjang hari. Hanya tersisa

    Sie Sie sebagai sansak, pelampiasan seluruh tabiat buruk suaminya sendiri. Siang

   malam Sie tersiksa lahir-batin, macam di terowongan gelap tanpa titik terang. Bangun

   pagi hanya untuk menjemput hari menyedihkan berikutnya. Sementara pabrik tekstil

   Wong Lan mati segan hidup tak mau, mereka bertahan hidup dari sisa harta benda. -- Halaman 29

           Sampai tiba-tiba, Wong Lan sakit parah dan disinilah benar-benar perjuangan setia oleh Sie-Sie. Dia selalu berusaha mencari suaminya yang hilang sampai akhirnya dia ditemukan di rumah sakit dalam keadaan sekarat.

"Tangan Wong Lan gemetar menyentuh rambut beruban Sie, lihatlah, wajah teduh ini,

wajah penuh kasih-sayang istrinya. Ini tetap wajah yang sama meski dulu dia lempar,

dia injak, wajah yang sama meski dulu dia kutuk wanita pembawa sial. Wong Lan

menangis dalam diam, terisak dalam senyap. Alangkah bodoh dirinya selama ini. Bodoh

sekali. Disangka teman-temannya akan selalu ada, itu dusta. Disangka semua

kesenangan itu abadi, itu tipu. Semua tidak hakiki. Adalah cinta Sie yang sejati, cinta

wanita yang dia sia-siakan, wanita yang dia aniaya bertahun-tahun. Malam-malam

rehabilitasi itu menjadi saksi saat cinta Wong Lan tumbuh mekar, cinta seorang pemuda

Taiwan yang terlambat lima belas tahun. Benar-benar terlambat. Tapi tak mengapa, itu

tetap berakhir bahagia, tidak mengurangi nilainya." -- Halaman 33

Dari sinilah yang membuktikan bahwa alur cerita pada novel ini adalah maju. Dan amanah pada novel ini adalah Kamu harus setia dengan orang yang kamu cintai dan menyayangi mereka dengan sepenuh hati walaupun orang tersebut tidak memiliki perasaan yang sama. Dari alur ini lah yang membuat hampir sebagian orang menjadi sadar bahwa yang namanya cinta tidak di ukur dari uang melainkan perasaan tulus dan setia yang membawakan kebahagiaan pada hidupnya.

         Dalam novel ini juga akan dijelaskan lebih detail seperti tokoh dan penokohan, latar, dan sudut pandang. Salah satunya adalah cerita pendek yang berjudul Kisah Sie-Sie,dalam cerita ini terdapat 2 tokoh yang penting, yaitu Sie-Sie dan Wong Lan. Sie-Sie adalah Wanita pekerja keras yang walaupun usianya masih sangat muda, tetapi sie-sie ini sangat rajin dalam membantu ibunya yang sakit sehingga harus menafkahi kedua orang tua dan enam saudara lainnya. Sie-Sie ini memiliki watak sangat baik dan sangat setia kepada apa yang dia ucapkan. Kemudian adalah Wong Lan, berbeda dengan Sie-Sie, Wong Lan ini sifatnya sangat pemalas dikarenakan orang tuanya jarang memperhatikan Wong Lan serta sangat licik dalam melakukan sesuatu.

                Sie-Sie tinggal di pinggiran singkawang atau biasanya juga orang menyebutnya dengan daerah kumuh yang mananya terbukti dari bagian awal cerita ini

"Keluarga Han tinggal di pinggiran Singkawang, daerah kumuh, tidak sedap dilihat, tidak

     enak dicium. Jauh lebih baik gang sempit tepian Kapuas milik kita". -- Halaman 20

 

Sedangkan Wong Lan dari keluarga kaya yang tinggal di Taiwan. Ini buktinya

"Nama pemuda Taiwan itu adalah Wong Lan, anak semata wayang dari keluarga kaya.

    Keluarga mereka punya pabrik tekstil, hidup makmur, berkecukupan. Sejak usia Wong

   Lan menginjak kepala tiga". -- Halaman 23

 

            Dari kedua latar tempat yang berbeda antara Sie-Sie dan Wong Lan yang suasana ceritanya sedih,tegang, kaget,terjebak dan senang dengan sudut pandang orang ketiga sangat mempengaruhi dalam aspek kehidupan sosial mereka yang mana Sie-Sie harus bertahan hidup di tempat seperti itu sedangkan Wong Lan Cuma memboroskan uangnya dengan bermain judi. Kisah ini juga mempunyai amanah bahwa janganlah kita melihat seseorang dari kekayaan dan fisik melainkan kita harus melihat nilai kesetiaan yang terdapat dalam diri seseorang sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa dia itu benar-benar tulus pada kita.

            Kisah ini terinspirasi dari sang penulis yang sangat terampil dalam menyampaikan cerita dengan cara menimbulkan konflik-konflik yang sangat sulit untuk di tentukan hasil dari cerita tersebut sehingga para pembaca merasa ingin membacanya sampai akhir. Ide pemikiran yang penulis buat ini berasal dari aspek sosial yang mananya sang penulis berada di daerah pedalaman dan di kota sehingga sang penulis merasa sangat terinsipirasi untuk menulis kisah ini agar pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana agar kita tidak menjadi sombong ketika kita berada di atas dan selalulah membantu orang yang lebih membutuhkan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun