Mohon tunggu...
ALFATHUL HAQ
ALFATHUL HAQ Mohon Tunggu... Mahasiswa - I am student of University of Islamic Indonesia, taking a degree in the International Relations. I am teaching English classes while learning at the University at the same time.

Saya suka menginspirasi orang-orang disekitar saya dan saya juga suka menulis essay terkait self-improvement dari bacaan buku-buku motivator internasional seperti Jay Shetty. saya juga mempunyai skill dalam bilingual arab dan english.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Jauh Diplomat Rasulullah Ditinjau dari Diplomasi Tradisi Rasional

20 Desember 2023   12:50 Diperbarui: 20 Desember 2023   13:06 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

I. Pendahuluan

Dalam suatu kepemimpinan membutuhkan yang namanya seorang utusan untuk mewakili seorang pemimpin dalam setiap urusannya supaya urusan dan tugas seorang pemimpin dapat berjalan lebih efektif dan terstruktur. Orang yang diutus oleh seorang pemimpin dapat diartikan sebagai diplomat. Pada zaman Rasulullah SAW, banyak sekali kejadian dan peristiwa menakjubkan yang dipimpin langsung oleh Rasulullah Saw dalam mensukseskan misi dakwah nya dan keamanan rakyatnya melalui utusan-utusannya. Hal ini dapat dilihat bagaimana Rasulullah telah memenangkan lebih dari 27 perang yang tidak lain juga atas kesuksesan utusan-utusan Rasulullah dimulai dari perang Waddan hingga perang terakhir yang beliau perangi yaitu perang Tabuk. (Ningsih 2023) Tidak hanya dalam peperangan namun juga dalam skill bernegosiasi seperti yang dilakukan oleh salah satu diplomat Rasulullah bernama Amr bin Umayyah ad Dhamri kepada Raja Najasyi agar menjaga keamanan umat Islam pada waktu itu dari kecaman kaum kafir dan mengajak seruan Islam kepada sang Raja Najasyi. (Alkhotob 2020) 

Diplomasi yang dilakukan pada zaman Rasulullah terdapat kesinambungan dan koneksi dalam perspektif diplomasi tradisi rasional dimana hal tersebut berfungsi sebagai salah satu pendekatan pemikiran internasional dalam hal kemanusiaan dengan cara yang logis dan masuk akal berdasarkan suatu fakta yang benar (Sharp 2009) serangkaian praktik yang dilakukan juga meliputi perencanaan dan pelaksanaan hubungan antar suatu bangsa dengan bangsa lainnya untuk mencapai tujuan tertentu, termasuk cara bernegosiasi, representasi resmi, komunikasi efektif, dan penyelesaian konflik. Tujuannya adalah membangun hubungan lebih baik dan mencapai tujuan tanpa kekerasan.

 

Pembahasan 

Teori Diplomasi Tradisional Rasional yang di jelaskan oleh Paul Sharp dapat di artikan sebagai upaya seorang diplomat dalam mengambil suatu keputusan dan menyampaikan kepada seorang pemimpin dengan cara bijak dan rasional sehingga pesan yang dibawakan dapat diterima oleh seorang pemimpin secara legal. Peristiwa diplomasi pada zaman Rasulullah yang dilakukan oleh diplomatnya sangat banyak dari mereka yang telah berhasil dalam melaksanakan tugasnya sebagai diplomat yang sesungguhnya demi kepentingan bangsa, rakyat dan agama Islam secara totalitas. Berikut aktor diplomat Rasulullah beserta tugas-tugasnya sebagai pemegang amanah Rasulullah. Yaitu : 

  1. Amr bin Umayyah 

Beliau adalah diplomat yang diutus Rasulullah untuk mengirim surat/informasi kepada raja yang bernama Najasyi, Raja Habasyah (Ethiopia), Amr bin Ummayah mengirim amanah yang disampaikan oleh rasulullah yang disebutkan "Aku telah mengutus kepada kalian anak pamanku. Ja'far bersama orang orang muslim. Jika dia telah datang, maka terimalah dia dan jangan berbuat sewenang-wenang kepadanya", setelah surat tersebut sampai di tangan Raja Najasyi akhirnya beliau masuk islam dihadapan Ja'far bin Abu Talib, dan beliau menuliskan surat balasan teruntuk rasulullah SAW. Dalam misi yang dibawakan oleh Amr bin Umayyah adalah mengajak negosiasi dan berdakwah dengan cara baik sekaligus menjaga keamanan warga umat Islam pada waktu itu dalam kecaman orang orang kafir.

  1. Hatib bin Abu Balt'ah

Hatib mendapatkan amanah dari Rasulullah SAW untuk mengantarkan surat khusus yang akan diterima oleh Juraij bin Matam yaitu Raja Mesir yang bergelar Muqauqis, sesampainya surat tersebut di tangan Juraij, dan beliau membaca surat tersebut dengan serius, walau akhirnya Juraij tidak menyatakan islam, akam tetapi Juraij belaskaih terhadap Rasulullah, beliau membalas surat tersebut  dengan memberikan tanggung jawab kepada wanita terhormat dari Qibthi, yaitu Maria Qibthi dan Sirin

  1. Abdullah bin Huzafah as-Sahmi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun