Judul: Pemburu Halimun
Penulis: Rezawardhana
Penerbit: Dukut Publishing
Jumlah Halaman: 300 hal
ISBN: 978-602-97920-4-1
Sinopsis
Penemuan mayat Diana Ambarsari memunculkan kerumitan luar biasa bagi satuan Reskrim Polrestabes Surabaya. Diana yang terakhir kali terlihat masuk ke dalam lift di kantornya pada suatu malam, ditemukan tewas di tempat yang berjarak sangat jauh dari kantornya. Tidak ada saksi mata yang melihatnya keluar kantor sejak malam itu.
Kematian misterius menyusul kemudian. Seorang wanita muda melihat kekasihnya terjun dari apartemennya tepat saat ia melangkah menuju balkon. Polisi yakin wanita itu yang membunuh kekasihnya sendiri berdasarkan bukti-bukti kuat yang ditemukan pada kamar apartemen itu. Bagaimana mungkin? Sebab hari itu adalah hari pertama wanita itu menemukan apartemen baru kekasihnya setelah sekian lama pria itu menghilang.
Hilbram Handaru, seorang dosen muda yang pernah membantu polisi mengungkapkan kasus pembunuhan berantai dua tahun lalu, datang atas permintaan seorang teman yang tidak terima adik perempuannya telah dituduh sebagai pembunuh. Namun, tak lama setelah kedatangan Hilbram, sebuah kasus pembunuhan baru terjadi di hari yang sama.
Review Singkat
Hidup ini cuma sekali, buatlah berarti. (Hal. 34)
Kesan saya setelah membaca novel ini adalah bahwa ini akan menjadi salah satu cerita kriminal favorit saya setelah beberapa waktu lalu saya membaca thriller dengan genre yang berbeda. Jujur, cerita seperti ini membuat saya bersemangat untuk menyelesaikannya karena keunikan misteri dan teka teki cerdas yang dibuat sedemikian rupa. Rasa nya seolah olah membaca Detective Conan versi novel. Dan saya berharap pemburu Halimun dibuat lanjutannya.
Cerita dimulai dengan kasus hilangnya seorang wanita yang secara ajaib berpindah tempat. Semula ia terlihat masuk kantornya pada malam hari, namun tidak pernah terlihat keluar sama sekali. Polisi dan satpam setempat kebingungan karena wanita tersebut dikabarkan tidak pernah keluar lagi dari gedung tersebut namun anehnya wujudnya sama sekali tidak ada di ruangannya. Sampai beberapa hari kemudian jasadnya ditemukan di tempat pembuangan sampah yang jaraknya lumayan jauh dari kantornya dalam keadaan yang cukup tragis.
Kemudian cerita beralih menuju kasus selanjutnya dimana ada seorang lelaki yang tewas terjun dari atas apartemennya. Seolah ia jatuh dari langit. Beberapa jam kemudian seorang wanita penghibur ditemukan mati terlilit di ranjang kasurnya yang terlihat sangat wajar. Semua kasus ini terjadi dalam begitu dekat. Polisi Surabaya menjadi pusing apalagi kualitas mereka sedang turun di mata masyarakat.
Nah, saat itu munculah Hilbram Handaru, seorang dosen muda yang terkenal cerdas dan pernah membantu polisi sebelumnya. Ia datang atas permintaan temannya. Menurut saya karakter Hilbram disini cukup sentral dan kemunculannya dibuat dengan sangat bagus karena muncul kemudian seperti pahlawan. Memang tidak diragukan lagi bahwa Hilbram sangat cerdas, ia diakui oleh beberapa Polisi berperangkat Briptu yang juga terlibat dalam menangani kasus ini.
Kemudian untuk narasinya begitu mengalir dan tidak terkesan lebay. Justru narasi seperti ini yang saya sukai, terkesan misterius dan nuansa gelapnya terasa. Alurnya cukup cepat dan penggantian karakter cerita nya tidak terkesan membuat bingung. Analisa Hilbram dan aksi cerdasnya lah yang menjadi daya pikat novel ini.
Untuk karakter lainnya saya rasa hanya hadir sebagai pendukung si tokoh utama, meskipun Devina, teman dekat Hilbram terlihat seperti memiliki hubungan tertentu. Lalu juga ada Sarah, dokter cantik yang Hilbram katakan hanya sebagai teman, namun bagi saya tidak seperti itu sebenarnya. Sarah diceritakan di prolog yang memberikan petunjuk akan kebenaran yang saya yakini.
Kemudian untuk karakter lain seperti para Polisi, Korban dan beberapa karakter tambahan dibuat dengan sewajarnya dan terkadang penulis memasukkan dialog "tipuan" yang akan menjerumuskan pembaca pada asumsi tertentu.
Nah yang menarik adalah karakter Halimun, si pembunuh yang seolah hilang bagaikan kabut. Ia dibuat dengan sangat cerdas hingga sulit dilacak dan sangat misterius. Motivasi pembunuhannya menurut saya cukup masuk akal dan memberikan simpati. Hanya saja ketika konflik memuncak, ia diceritakan memang sangat berbahaya.
Ada beberapa pesan tersirat yang saya rasa sangat relate dengan saat ini meskipun novel ini ditulis pada 2017. Apalagi kalo bukan "kepercayaan masyarakat" terhadap aparat kepolisian. Hal ini lah yang menjadi akar kejadian pembunuhan berantai berencana dalam novel ini. Saya banyak membaca berita tentang masyarakat yang melakukan penyelidikan sendiri, main hakim sendiri dan lain-lain. Semoga hal tersebut tidak terjadi pada realita kita ya.
Adapun endingnya sangat bagus, plot twist yang dibangun juga menarik dan sangat keren. Jadi untuk novel ini saya beri 8/10. Cocok sekali buat kalian yang suka cerita detektif dengan kasus dan trik trik yang cerdas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H