Mohon tunggu...
Suryana Alfathah
Suryana Alfathah Mohon Tunggu... Freelancer - Santrizen Millenial

Kaum rebahan ras terkuat kedua di bumi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Review Novel Playing Victim: Sisi Gelap Media Sosial

24 Februari 2022   10:16 Diperbarui: 24 Februari 2022   10:21 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Judul: Playing Victim
Penulis: Eva Sri Rahayu
Penerbit: Noura Publishing
Jumlah Halaman: 397 hlm
ISBN: 978-602-385-887-3

Sinopsis
Berpura-pura menjadi korban, itulah yang dilakukan tiga sahabat demi menyingkirkan musuh mereka. Video tindak kekerasan yang mereka alami menjadi viral. Mereka mencecap ketenaran, kemudian terhanyut di dalamnya. Media sosial dan simpati netizen menjadi candu.
Intesitas permainan semakin brutal, nyawa mereka menjadi taruhan. Netizen menginginkan sesuatu yang dramatis. Akhir yang tragis.
Saat itulah mereka menyadari satu hal: benarkah mereka bukan korban?

Review Singkat
Ada ruang ruang kelam dalam hati manusia, salah satunya ditempati rasa bersalah. (hal. 10)

Semakin sempurna seseorang, maka bisa jadi semakin paripurna kebusukannya. (hal. 157)

Viral, terkenal, dipuji dan disanjung orang banyak merupakan keinginan banyak orang zaman sekarang. Apalagi dengan media sosial hal tersebut sangat cepat terjadi. Media sosial menjadi candu hampir seluruh manusia di muka bumi. Terutama di Indonesia sendiri. Namun media sosial memiliki sisi gelapnya juga. Berbagai penyakit seperti Medsos Anxiety Disorder, Depresi, Stress, Resah bila jauh dari HP, berbagai penipuan dan kebohongan acap kali menjadi akibat dari adanya media sosial. Orang berlomba lomba menjadi terkenal, walaupun cara yang ditempuh sangat jauh dari kata sehat. Viral jalur hujatan sudah banyak terjadi dan suah menjadi drama dunia maya. Hal-hal ini lah yang diangkat dalam novel ini. Semua bermula dari sebuah permainan. Yah, Playing Victim!

Playing Victim adalah suatu kondisi dimana seseorang menyalahkan orang lain yang padahal itu bukan kesalahannya. Dan memperlakukan diri sebagai korban agar orang lain itu merasa bersalah dan akhirnya menjadi pelaku nya.

Tiga sahabat, Calya Delvita, Afreen Indhira, dan Isvara Naditya melakukan playing victim terhadap salah satu guru di sekolahnya. Akibat kejadian tersebut mereka menjadi terkenal dan guru tersebut pun mengundurkan diri. Tidak puas akan ketenaran yang diperoleh, mereka pun sampai dewasa terus bermain dengan pola yang sama. Namun semakin lama permainan mereka semakin brutal hingga nyawa yang jadi taruhannya.

Semua karakter dalam cerita ini sangat bagus development nya. Mereka tumbuh dengan permasalahannya masing masing hingga mereka "sakit" dan melakukan hal gila. Afreen, dia telah sukses menjadi selebgram dengan bakatnya, akan tetapi memiliki masalah dengan keluarganya. Calya pun tak kalah berhasil, hanya saja dia membuat image bad girl dan hidup serba ala anak nakal perkotaan, yang memiliki masalah dengan seorang penguntit. Isvara nampaknya tidak seberuntung dua sahabatnya, dia mengalami Body Shaming, dan selalu menjadi bualan para netizen. Ditambah toxic relationship yang dia jalani.

Gaya bahasanya sangat mengalir. Enak sekali dinikmati. Alurnya juga maju lurus ke depan dan menggunakan tiga sudut pandang karakter berbeda yang membuat pembaca menjadi tahu bagaimana development tiap kerakter dan juga apa yang mereka rasakan.

Siapa bilang gua anti medsos? Gua cuma lebih suka komunikasi langsung. Media sosial mana pun suatu saat bakal hilang, tapi manusia selalu butuh bertemu, saling bicara dari hati ke hati. (hal. 107)

Berhenti ngejar pengakuan di media sosial. Kita engga butuh persetujuan mereka buat ngejalanin hubungan. Kita engga hidup di layar ponsel. (hal. 241)

Penulis benar-benar genius dalam mengangkat isu yang memang semua nya sangat dekat dan relate dengan kehidupan manusia masa sekarang. Selain kesehatan mental akibat candu medsos, peran netizen juga sangat berpengaruh terhadap kejiwaan manusia. Para haters yang memberikan serangan dan komentar-komentar pedas tentunya memberikan dampak yang signifikan. Dan anehnya ada saja manusia yang hidupnya ingin selalu diumbar pada netizen dan dikendalikan oleh mereka. Yap, mereka adalah orang yang tengah "sakit" akibat media sosial.

Endingnya cukup memuaskan. Berbagai drama yang disajikan sangat relateable. Suasana kelam dan tegang nya pun sangat terasa hingga akhir. 8/10 untuk ceritanya. Kalau kalian ingin tau bagaimana perasaan orang yang tengah viral, atau kalian ingin tau bagaimana dan apa saja dampak bermain media sosial. Kalian harus baca novel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun