Siapa bilang gua anti medsos? Gua cuma lebih suka komunikasi langsung. Media sosial mana pun suatu saat bakal hilang, tapi manusia selalu butuh bertemu, saling bicara dari hati ke hati. (hal. 107)
Berhenti ngejar pengakuan di media sosial. Kita engga butuh persetujuan mereka buat ngejalanin hubungan. Kita engga hidup di layar ponsel. (hal. 241)
Penulis benar-benar genius dalam mengangkat isu yang memang semua nya sangat dekat dan relate dengan kehidupan manusia masa sekarang. Selain kesehatan mental akibat candu medsos, peran netizen juga sangat berpengaruh terhadap kejiwaan manusia. Para haters yang memberikan serangan dan komentar-komentar pedas tentunya memberikan dampak yang signifikan. Dan anehnya ada saja manusia yang hidupnya ingin selalu diumbar pada netizen dan dikendalikan oleh mereka. Yap, mereka adalah orang yang tengah "sakit" akibat media sosial.
Endingnya cukup memuaskan. Berbagai drama yang disajikan sangat relateable. Suasana kelam dan tegang nya pun sangat terasa hingga akhir. 8/10 untuk ceritanya. Kalau kalian ingin tau bagaimana perasaan orang yang tengah viral, atau kalian ingin tau bagaimana dan apa saja dampak bermain media sosial. Kalian harus baca novel ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H