Mohon tunggu...
Suryana Alfathah
Suryana Alfathah Mohon Tunggu... Freelancer - Santrizen Millenial

Kaum rebahan ras terkuat kedua di bumi

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Novel Mata Pena: Kejahatan Kerah Putih

29 Juli 2021   10:02 Diperbarui: 25 Februari 2022   18:33 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Judul: Mata Pena
Penulis: Ayu Welirang
Penerbit: Maneno Books
Jumlah Halaman: 289 hlm
ISBN: 978-602-53049-7-2

Sinopsis
Warga Jakarta geger pasca ditemukannya jenazah mengapung di pintu Air Manggarai. Setelah diidentifikasi oleh kepolisian, jenazah tersebut adalah pegawai keuangan PT. Lambda Prima bernama Kuncoro Lukito.

Para awak media pun berlomba untuk mencari tahu kebenaran dibalik peristiwa tersebut. Horizon Aneska, wartawan majalah Integral dan Satria Kelana dari Harian Lugas, ikut berada di pusaran Investigasi peristiwa tersebut.

Semakin keduanya mendalami kasus, semakin banyak rahasia yang tak seharusnya terungkap. Nama nama besar pun terseret. Mulai dari mantan pemilik media, firma humas tenar, hingga juru bicara partai. Apa sesungguhnya yang terjadi? Mengapa begitu banyak nama terseret dalam kasus kematian Kuncoro Lukito?

Review Singkat
Dari sinopsis diatas kita mengetahui bahwa novel ini bergenre Criminal dengan tema "Kejahatan Kerah Putih" dan "Pers". Dimana kita tahu bahwa pada masa lalu Demokrasi di Indonesia sangat kacau dan kebebasan menyatakan pendapat pun dibatasi, sehingga tak sedikit wartawan dan jurnalis yang "hilang" atau ditemukan penuh luka dan kehilangan nyawa. 

Begitulah pesan yang ingin disampaikan dalam novel karya mba Ayu ini. Premis nya sebenarnya cukup sederhana, yaitu upaya para wartawan media majalah Integral dan harian Lugas serta media lain yang ingin mengungkap suatu kasus korupsi yang dilakukan para Kerah Putih.

Jujur saya sendiri sebenarnya kurang begitu paham dengan masalah politik, hukum dan kekuasaan. Oleh karena itu saya mungkin tidak akan membahas perpolitikan lebih banyak disini. Maklum karena saya jarang mengikuti berita dan kabar tentang perpolitikan di Indonesia.

Untuk novel ini gaya bahasanya saya suka dan mudah diikuti. Karakternya juga sangat realistis dengan kehidupan nyata. Dan keunggulan novel ini adalah saya jadi tahu step by step bagaimana suatu kabar berita itu bisa sampai pada tahap cetak dan didistribusikan ke khalayak masyarakat. Banyak istilah-istilah jurnalistik yang baru saya ketahui disini dan itu menjadi ilmu baru bagi saya.

Kejahatan kerah putih memang menjadi topik yang hangat diperbincangkan dan menjadi momok di negara Indonesia tercinta ini. Korupsi, pencucian uang, hukum memang selalu tak pernah diurus dengan benar oleh negara. 

Saya terharu ketika mengetahui bahwa kerja para wartawan itu ternyata begitu berbahaya, karena membongkar suatu kebenaran itu sangat mahal harganya dengan nyawa taruhannya. Entah nanti dia diawasi oleh seseorang tak dikenal, diculik, disiksa atau bahkan dibunuh dengan dibuat seolah bunuh diri. 

Disisi lain para Kerah Putih hanya bisa tertawa sambil menikmati hasil curiannya. Mereka yang sudah memiliki banyak uang dan kekayaan yang tak terhitung jumlahnya masih saja berusaha memangkas hak orang lain demi keserakahan dirinya sendiri.

Balik lagi ke review, karakterisasi nya cukup kuat, terutama untuk Neska, seorang gadis manis yang tak punya rasa takut untuk mengungkap kebenaran. Kemudian ada Satria si cowo cerdas, licik dan suka menggoda perempuan. 

Lalu ada Tirta, kepala Direktur yang sangat peduli dengan anak buahnya. Meskipun tokoh-tokoh dalam novel ini cukup banyak, namun tak akan sulit untuk menghafal dan memahami peran mereka. 

Oh iya saya juga terkesan dengan karakter Beth dan Damar, mereka sangat misterius dan juga cerdik, hanya muncul di awal, tengah dan akhir, itu pun sedikit, namun sangat memuaskan. 

Dan untuk main villain di cerita ini, saya rasa kurang greget, karena terlihat kurang pintar. Mungkin berbahaya hanya karena dia memiliki seorang algojo bayaran.

Buku ini dibagi menjadi tiga bagian cerita, dengan alur maju sehingga mudah dipahami jalan ceritanya.

Bagian 1: Lobi Rahasia

Sebuah gambar adalah rahasia tentang rahasia. Semakin banyak yang diberitahunya, semakin sedikit hal yang kau ketahui. - Diane Airbus

Bagian ini adalah awal2 investigasi para wartawan terhadap nama2 besar dan ditemukannya mayat Kuncoro Lukito.

Bagian 2 : Kerah Putih

Setiap sistem yang lebih menghargai keuntungan daripada kehidupan manusia adalah hal yang sangat berbahaya. - Suzy Kassem

Bagian ini mulai ditemukannya bukti2 yang mendukung, tewasnya orang kedua dan ditemukannya kaitan satu sama lain.

Bagian 3 : Topeng

Kita semua memakai topeng, dan akan ada waktu dimana kita tak bisa melepasnya tanpa menggurat sebagian dari kulit kita sendiri. - Andre Barthiaume

Bagian klimaks, dimana kerusuhan terjadi, para wartawan diburu dan eksekusi pelaku.

Finally endingnya cukup memuaskan bagi saya. Untuk score saya beri 8/10 karena ceritanya lumayan seru untuk dinikmati ditambah dengan isu isu politik dan kejahatan para elit pemerintahan yang sangat realistis. Kemudian ditambah dengan proses "pembuatan" berita baik berupa media cetak maupun daring yang begitu detail. 

Pesan yang saya tangkap dari cerita ini adalah, sampaikan lah kebenaran, ungkapkan lah kebenaran, walaupun itu pahit, walaupun itu dari orang yang sangat kau hormati, jika dari kebenaran itu dapat merugikan orang lain.

Salam Ngabuburead !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun