Menurut AFP, militer Manila merupakan salah satu pasukan yang mempunyai perlengkapan paling buruk di Asia sehingga Filipina memberi BrahMos Aerospace, sebuah sistem rudal antil kapal, yang dikirimkan ke pangkalan Angkatan Laut Filipina . Oleh karena itu, ketika AUKUS hadir di wilayah Asia- Pasifik yang dijalankan oleh Australia untuk menghadang kekuatan China untuk semakin besar, Filipina menjadi pendukung di garis terdepan karena Filipina mengetahui keberadaan AUKUS bisa menjadi “stimulus” dalam membantu Filipina melawan China.
Seiring berjalannya waktu di era pemerintahan Rodrigo Duterte, Filipina mulai melakukan perubahan kebijakan dengan mengutamakan aspek diplomasi mengingat Filipina mengalami wabah COVID- 19 terburuk di Asia, tetapi negara ini kesulitan dalam memberantas virus ini dengan pelayanan vaksin yang memadai. Filipina bisa bangkit dari pandemi COVID- 19 dan pemulihan ekonomi dengan kerjasamanya bersama China yang telah terjalin, tetapi dengan adanya konflik Laut China Selatan hal ini akan menghambat proses kerja sama kedua negara ini.
Menariknya dukungan yang dilakukan Filipina terhadap AUKUS ini menjadikan presentase kepemilikan Laut China Selatan oleh China berkurang. Selain itu, menurut MENLU Filipina, Teodoro Locsin, alasan utama Filipina mendukung AUKUS adalah untuk menjaga keseimbangan Kawasan Asia- Pasifik. Dengan kata lain, Filipina melihat bahwa posisi China akan terancam dengan adanya delapan kapal selam bertenaga nuklir yang dioperasikan Australia melalui kesepakatan AUKUS sehingga sebagai negara yang tidak ingin Laut China Selatan diakusisi oleh China, Filipina satu jalan dengan AUKUS.
Peredamanan kekuatan besar China di Asia- Pasifik merupakan alasan utama Filipina mendukung kebijakan AUKUS dalam hal operasi kapal selam bertenaga nuklir dan teknologi berbasis AS. Filipina mempunyai kekuatan dalam merespon konfrontasi yang dilakukan China terkait pengklaiman sengketa Laut China Selatan , tetapi dengan kekuatan yang dimiliki dan aliansi China, Filipina bukanlah lawan yang seimbang sehingga dengan alasan tersebut, dukungan yang dilayarkan oleh Filipina dilakukan.
Kemudian pendukungan AUKUS yang dilakukan oleh Filipina merupakan bentuk lain dari proteksi ekonomi Filipina. Laut China Selatan yang masih menjadi bagian dari maritim Filipina memberikan dampak yang besar pada perekonomian, terutama karena wilayah ini merupakan tempat sektor minyak yang melimpah. Tidak heran jika banyak negara yang berusaha untuk menentang China dalam pengklaiman ini.
Filipina melihat bahwa dominasi AS di kawasan Asia- Pasifik makin lama makin pudar seiring dominasi yang dibawa China sehingga pada pemerintahan Rodrgigo Duterte, negara ini berusaha membentuk citra yang bagus kepada China dengan menyarankan eksplorasi LAUT CHINA SELATAN bersama. Namun, kabar mengerjutkan terjadi ketika pakta keamanan trilateral AUKUS diumumkan terbentuk. Tidak seperti negara- negara lain yang menentang kebijakan operasi kapal selam bertenaga nuklir ini, Filipina malah mendukung AUKUS karena negara ini tahu bahwa AUKUS akan membatasi pergerakan China dalam Asia- Pasifik khususnya dalam kawasan Laut China Selatan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H