Belum lagi kekayaan alam, budaya, heterogennya Indonesia menjadikan Negara kita salah satu di dunia yang beragam warnanya. Mulai dari barat hingga timur, tidak ada yang percis sama, berbeda adalah kita.
Maka dari itu, para pendahulu kita, merumuskan semboyan Negara yang khas, dengan tulisan, Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tapi tetap satu jua.Â
Berlandaskan hal itu, tahun 1945, di dalam rapat besar BPUKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia) berusaha mendirikan pondasi Negara berupa dasar negera. Di dalam rapat yang di hadiri lebih kurang 60 orang itu, ada tiga orang yang mengusulkan pikirannya.
Pertama, pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Soepomo, mendelegasikan diri untuk mengemukakan pendapatnya. Semuanya menerima dengan lapang dada namun masih mencari perbandingan.
Pada tanggal 30 Mei 1945, Muhammad Yamin, putra daerah Kota Sawahlunto mengemukakan pendapatnya mengenai dasar Negara yang lebih dikenal dengan kata "peri" pada setiap awalan kalimatnya.
Selanjutnya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mencantumkan namanya sebagai pengemuka pendapat terakhir di dalam rapat besar itu. Alhasil, semuanya pun sepakat dengan suara bulat, bahwa usulan Soekarno terpilih menjadi bahan pertimbangan dasar Negara Indonesia.
Maka dari itu, hari ini, setiap tanggal 1 Juni, diperingati sebagai hari Lahir Pancasila yang sakral akan kebhinnekaan yang berdaulat. Maka, tidak heran, setiap tahun di dalam kalender Indonesia, yang semulanya tanggal hitam menjadi merah karena pada hari itu diadakannya upacara bendera sekaligus sebagai pengenang bahwasanya pondasi NKRI pernah lahir pada tanggal 1 Juni itu.
Bayangkan saja, jika kita berandai-andai, apabila Dr.Strenger adalah orang yang benar-benar nyata dan sungguh ada di dunia ini, apakah dia akan mampu untuk menolak penjajah datang ke Indonesia ini?Â
Minta tolong saja, nanti dibayar dengan urang sumbangan 280 juta warga Negara Indonesia saat ini, rasanya superhero yang satu ini akan berpikir dua kali untuk melakukannya.
Ketimbang memikirkan hal tersebut, seyogyanyalah kita, sebagai warga Negara Republik Indonesia, patut bersyukur dan senantiasa mengingat kembali sejarah perjuangan pahlawan yang mampu mengorbankan jiwa raganya demi keutuhan Negara kita.
Teruntuk generasi muda yang saat ini sedang menempuh program studynya, tidak salahnya kita memikirkan sejenak nasib Negara kita kedepannya. Ini menyangkut masa depan kita juga, mau dibawa kemana Negara yang kita cintai ini.