Setelah berkunjung di kedua tempat ini pun, aku dan Bang Panji memutuskan untuk menyudahi pertemuan kami hari ini dan pulang ke rumah masing-masing. Tentu saja, seperti halnya pergi, ketika pulang pun aku membayangkan dan bergumam banyak hal mengenai hari ini. Ada banyak hal di masa lalu yang sangat berharga dan harus dijaga untuk saat ini sebagai bukti bahwa peradaban membawa peradaban.Â
Teringat olehku, ketika dahulu jika aku hidup pada masa kejayaan Kota Sawahlunto yang ramai dengan hiruk pikuk pertambangan, pasti akan berat sekali bagi pribumi.
Tetapi bagi rakyat yang kaya dan orang Belanda, tentu sebuah kenikmatan yang tiada tara. Belum lagi dengan infrastruktur yang lengkap apalagi perihal energi listrik yang melimpah hingga Kota Sawahlunto juga dijuluki sebagai Hongkong di Waktu Malam dengan gegap gempitanya lelampuan di Pusat Kota. Sungguh suatu wisata masa lalu yang penuh dengan pembelajaran.
Untuk itu, aku mengajak para pembaca sekalian untuk terus semangat dalam menghadapi kehidupan dengan belajar dari masa lalu. Tidak lupa pula untuk bersyukur akan hari ini dan bersiap untuk hari esok.
Selain itu, ketika para pembaca sekalian berkunjung ke Sumatera Barat, jangan lupa singgahlah dulu ke kota ku tercinta, Kota Sawahlunto, The Little Ducth in West Sumatera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H