Peluang dan Tantangan Sistem Dinamis dalam Proyek Konstruksi Berbasis BIM
Dalam era digital saat ini, integrasi informasi menjadi elemen kunci dalam mendukung berbagai sektor industri, termasuk konstruksi. Industri ini, yang sebelumnya lebih dikenal dengan sifat konservatifnya, kini bertransformasi dengan penerapan teknologi canggih seperti Building Information Modeling (BIM).Â
Teknologi BIM membantu menciptakan model bangunan digital yang interaktif, memudahkan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam proyek konstruksi.Â
Namun, menurut artikel "Challenges and Opportunities for Information Integration Applications in the Data-enabled Construction Systems" yang ditulis oleh Tao Feng dan Bin Guo (2021), meskipun BIM memberikan peluang signifikan, tantangan dalam stabilitas dan kolaborasi aliansi konstruksi tetap menjadi masalah yang perlu diatasi.
Aliansi berbasis BIM, atau yang disebut BIM-based Construction Alliances (BbCAs), mampu meningkatkan efisiensi aliran informasi dalam proyek konstruksi. Sayangnya, stabilitas aliansi ini sering kali diuji oleh faktor-faktor eksternal seperti distribusi keuntungan yang tidak merata, perubahan dalam dinamika tim, dan tantangan teknis yang dihadapi setiap peserta.Â
Sebagai contoh, menurut penelitian ini, BbCAs dapat menghadapi ketidakstabilan ketika distribusi manfaat tidak adil di antara anggota aliansi, menyebabkan keretakan dalam kerja sama (Feng & Guo, 2021).
Dengan perkembangan sistem yang semakin terhubung melalui data, peluang integrasi informasi ini semakin besar, namun tantangan dalam penerapan BbCAs juga semakin kompleks.Â
Artikel ini memberikan wawasan penting bagi industri konstruksi untuk menavigasi tantangan-tantangan tersebut dengan pendekatan berbasis model dinamis. Sistem ini membantu meramalkan stabilitas aliansi, dengan memperhatikan interaksi antar-pemangku kepentingan serta dampak jangka panjang dari kolaborasi berbasis BIM.
***
Dalam artikel yang ditulis oleh Tao Feng dan Bin Guo (2021), metode yang digunakan untuk menganalisis stabilitas aliansi berbasis BIM dalam konstruksi adalah pendekatan system dynamics (SD).Â
Model SD ini mampu memetakan hubungan dinamis antara berbagai pemangku kepentingan dalam aliansi konstruksi. Melalui simulasi berbasis software Vensim, penelitian ini menunjukkan bagaimana faktor seperti kolaborasi, kepercayaan, dan distribusi manfaat berperan penting dalam menjaga stabilitas aliansi di seluruh siklus proyek konstruksi.Â
Salah satu hasil utama dari penelitian ini adalah penemuan bahwa pada tahapan awal aliansi, stabilitas dapat lebih mudah dijaga, tetapi ketika proyek memasuki tahap eksekusi dan penyelesaian, risiko ketidakstabilan meningkat, terutama karena ketidakpuasan terhadap pembagian manfaat di antara para mitra.
Salah satu teori kunci yang mendukung penelitian ini adalah Building Information Modeling (BIM), yang dianggap sebagai revolusi dalam manajemen proyek konstruksi modern.Â
BIM memungkinkan pemangku kepentingan dari berbagai disiplin ilmu untuk bekerja di bawah satu model digital, memungkinkan pertukaran informasi secara real-time.Â
Menurut Feng dan Guo (2021), integrasi informasi melalui BIM memiliki potensi untuk mempercepat penyelesaian proyek hingga 30%, tetapi potensi ini bisa tidak terwujud jika tidak ada kerangka kerja aliansi yang stabil. BIM juga menciptakan tantangan teknis karena berbagai pihak perlu memiliki kapasitas teknologi yang memadai untuk berkolaborasi dalam sistem ini.
System dynamics (SD) adalah teori lain yang diadopsi dalam penelitian ini. SD merupakan alat yang memungkinkan pemodelan sistem yang dinamis dan kompleks, terutama yang melibatkan berbagai faktor dengan hubungan kausal yang tidak selalu linier.Â
Dalam konteks aliansi berbasis BIM, SD memetakan interaksi antar peserta proyek, memungkinkan manajer proyek untuk memahami hubungan sebab-akibat yang memengaruhi stabilitas tim. Simulasi SD dalam artikel ini menunjukkan bahwa ketika interaksi antar mitra semakin kompleks, stabilitas aliansi mulai berfluktuasi, terutama ketika muncul masalah dalam distribusi sumber daya dan manajemen komunikasi.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan model logistik untuk menggambarkan interaksi dinamis antar peserta. Model ini membantu menjelaskan bagaimana hubungan spasial dan temporal dalam proyek konstruksi dapat memengaruhi stabilitas aliansi.Â
Sebagai contoh, jika satu peserta menerima lebih banyak manfaat dibanding peserta lain, hubungan antar mitra bisa terganggu, yang berpotensi menyebabkan aliansi pecah di tahap akhir proyek.Â
Hal ini penting karena dalam proyek konstruksi berskala besar, perubahan kecil dalam distribusi manfaat atau koordinasi dapat menyebabkan perubahan besar dalam stabilitas keseluruhan aliansi.
Kontribusi utama dari penelitian ini adalah pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika stabilitas aliansi berbasis BIM (BbCAs). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menjaga stabilitas aliansi bukanlah tugas yang mudah, terutama dalam konteks distribusi manfaat yang adil dan transparansi antar mitra.Â
Artikel ini menawarkan panduan bagi para profesional konstruksi untuk merancang strategi aliansi yang lebih stabil, dengan mengidentifikasi faktor-faktor kritis yang harus dipantau selama siklus proyek.Â
Menurut Feng dan Guo (2021), faktor seperti kepercayaan, kolaborasi yang erat, dan mekanisme distribusi manfaat yang transparan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan aliansi konstruksi berbasis BIM.
***
Penelitian yang dilakukan oleh Tao Feng dan Bin Guo (2021) menyimpulkan bahwa stabilitas aliansi dalam sistem konstruksi berbasis BIM sangat dipengaruhi oleh interaksi antar pemangku kepentingan, distribusi manfaat, dan faktor eksternal lainnya.Â
Dengan menggunakan pendekatan system dynamics, penelitian ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam aliansi proyek konstruksi.Â
Untuk mencapai keberhasilan aliansi jangka panjang, distribusi manfaat yang adil dan transparan sangat penting, serta komunikasi yang efisien antara peserta proyek.Â
Saran yang diberikan adalah bahwa manajer proyek harus proaktif dalam mengelola ekspektasi setiap pihak dan membangun kepercayaan sejak tahap awal aliansi.
Implikasi penelitian ini sangat relevan bagi para praktisi di sektor konstruksi, terutama yang bekerja dengan sistem berbasis BIM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan yang cermat dan penggunaan teknologi seperti Building Information Modeling (BIM)Â dapat meningkatkan efisiensi proyek hingga 30%.Â
Namun, tanpa pendekatan manajemen aliansi yang tepat, potensi penuh dari teknologi ini sulit untuk diwujudkan.Â
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang interaksi antar pemangku kepentingan dan pentingnya mekanisme distribusi manfaat yang adil sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas dan keberhasilan proyek dalam jangka panjang.
Referensi:
Feng, T., & Guo, B. (2021). Challenges and opportunities for information integration applications in the data-enabled construction systems. Microprocessors and Microsystems, 82, 103821. https://doi.org/10.1016/j.micpro.2021.103821
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H