Salah satu hasil utama dari penelitian ini adalah penemuan bahwa pada tahapan awal aliansi, stabilitas dapat lebih mudah dijaga, tetapi ketika proyek memasuki tahap eksekusi dan penyelesaian, risiko ketidakstabilan meningkat, terutama karena ketidakpuasan terhadap pembagian manfaat di antara para mitra.
Salah satu teori kunci yang mendukung penelitian ini adalah Building Information Modeling (BIM), yang dianggap sebagai revolusi dalam manajemen proyek konstruksi modern.Â
BIM memungkinkan pemangku kepentingan dari berbagai disiplin ilmu untuk bekerja di bawah satu model digital, memungkinkan pertukaran informasi secara real-time.Â
Menurut Feng dan Guo (2021), integrasi informasi melalui BIM memiliki potensi untuk mempercepat penyelesaian proyek hingga 30%, tetapi potensi ini bisa tidak terwujud jika tidak ada kerangka kerja aliansi yang stabil. BIM juga menciptakan tantangan teknis karena berbagai pihak perlu memiliki kapasitas teknologi yang memadai untuk berkolaborasi dalam sistem ini.
System dynamics (SD) adalah teori lain yang diadopsi dalam penelitian ini. SD merupakan alat yang memungkinkan pemodelan sistem yang dinamis dan kompleks, terutama yang melibatkan berbagai faktor dengan hubungan kausal yang tidak selalu linier.Â
Dalam konteks aliansi berbasis BIM, SD memetakan interaksi antar peserta proyek, memungkinkan manajer proyek untuk memahami hubungan sebab-akibat yang memengaruhi stabilitas tim. Simulasi SD dalam artikel ini menunjukkan bahwa ketika interaksi antar mitra semakin kompleks, stabilitas aliansi mulai berfluktuasi, terutama ketika muncul masalah dalam distribusi sumber daya dan manajemen komunikasi.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan model logistik untuk menggambarkan interaksi dinamis antar peserta. Model ini membantu menjelaskan bagaimana hubungan spasial dan temporal dalam proyek konstruksi dapat memengaruhi stabilitas aliansi.Â
Sebagai contoh, jika satu peserta menerima lebih banyak manfaat dibanding peserta lain, hubungan antar mitra bisa terganggu, yang berpotensi menyebabkan aliansi pecah di tahap akhir proyek.Â
Hal ini penting karena dalam proyek konstruksi berskala besar, perubahan kecil dalam distribusi manfaat atau koordinasi dapat menyebabkan perubahan besar dalam stabilitas keseluruhan aliansi.
Kontribusi utama dari penelitian ini adalah pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika stabilitas aliansi berbasis BIM (BbCAs). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menjaga stabilitas aliansi bukanlah tugas yang mudah, terutama dalam konteks distribusi manfaat yang adil dan transparansi antar mitra.Â
Artikel ini menawarkan panduan bagi para profesional konstruksi untuk merancang strategi aliansi yang lebih stabil, dengan mengidentifikasi faktor-faktor kritis yang harus dipantau selama siklus proyek.Â