1. Keterangan tempat “di” (Arya Wiraraja kemudian membantu hingga Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang, bahkan diperbolehkan membuka hutan tarik di Trowulan untuk dijadikan desa.
Konjungsi Temporal
1. Konjungsi temporal “setelah” (Setelah berhasil mengalahkan Kediri, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Monggol dan memaksa mereka angkat kaki dari Jawa)
Modifikasi
Di tengah lebatnya hutan Tarik, Raden Wijaya berdiri memandangi pohon maja yang berbuah pahit. Di tempat itulah ia bermimpi mendirikan kerajaan yang besar, kerajaan yang akan mengukir sejarah di Nusantara. Bersama sahabat setianya—Sora, Nambi, dan Ranggalawe—ia memulai sebuah perjuangan panjang untuk meraih kembali kejayaan yang hilang.
Saat kabar kedatangan pasukan Mongol tersebar, Raden Wijaya merasa kesempatan emas telah datang. Di bawah bayang-bayang ancaman Mongol, ia menyusun rencana matang. “Kita akan berpura-pura menjadi sekutu mereka,” ujarnya dengan tenang kepada sahabatnya. Sora memandang Raden Wijaya dengan penuh keyakinan. “Kami akan mengikuti rencana, Baginda.”
Berbekal kecerdikannya, Raden Wijaya berhasil meyakinkan pasukan Mongol untuk membantunya mengalahkan Jayakatwang. Bersama pasukan Mongol yang dipimpin panglima perang Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing, ia menyerang Kediri dengan sengit. Namun, dalam bayangan kemenangan itu, Raden Wijaya telah menyiapkan rencana lain—rencana untuk mengusir para sekutu asingnya yang telah menyumbang kekuatan.
Begitu Jayakatwang berhasil ditumbangkan, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol. Dalam keheningan malam, ia dan pasukannya melancarkan serangan mendadak. Terkepung dan kelelahan, pasukan Mongol tak punya pilihan selain mundur ke kapal mereka dan kembali ke negeri asal.
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Di desa Trowulan yang kini menjadi pusat kerajaan, Raden Wijaya mengenakan pakaian kebesaran dan diangkat sebagai Raja Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Ia berdiri di hadapan rakyatnya yang bersorak penuh harapan, berjanji membawa mereka menuju masa depan yang gemilang. Di bawah panji Majapahit, Nusantara pun mulai bersatu dalam sebuah kekuatan yang kelak dikenang sepanjang masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H