Mohon tunggu...
Alfa Rizki
Alfa Rizki Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Memiliki hobi dalam mengaplikasikan benda baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Modifikasi Cerita Sejarah Kerajaan Majapahit

30 Oktober 2024   11:06 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:15 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orientasi

Pengenalan latar belakang awal berdirinya Kerajaan Majapahit sebagai penerus dari Kerajaan Singasari.

Disebutkan bahwa Kerajaan Singasari, yang didirikan oleh Ken Arok, runtuh karena pemberontakan Jayakatwang pada tahun 1292.

Pengenalan tokoh utama, yaitu Raden Wijaya, yang merupakan keturunan Prabu Guru Darmasiksa dari Sunda Galuh dan Mahisa Campaka dari Singasari.

Konflik

Raden Wijaya melarikan diri dari kejaran musuh setelah runtuhnya Singasari. Ia dibantu oleh kepala desa Kudadu, kemudian berlindung kepada Arya Wiraja di Sumenep. Raden Wijaya akhirnya diterima oleh Raja Jayakatwang dan diberi izin untuk membuka hutan Tarik di Trowulan, yang ia jadikan desa dengan nama Majapahit.

Di Majapahit, Raden Wijaya mulai membangun kekuatan dan mengumpulkan penduduk dari Tumapel dan Daha.

Klimaks

 Pasukan Mongol datang ke Jawa untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara) atas penghinaan kepada utusan Kaisar Khubilai Khan.

Raden Wijaya memanfaatkan situasi ini dan bersekutu sementara dengan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing.

Bersama pasukan Mongol, Raden Wijaya menyerang Jayakatwang dan berhasil menaklukkan Kediri.

Koda

   Setelah menaklukkan Kediri dan membunuh Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol dan memaksa mereka meninggalkan Jawa.

Pada tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit dan dinobatkan sebagai raja pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Kerajaan Majapahit berpusat di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, dan kelak menjadi salah satu kerajaan terbesar di Nusantara.

Kaidah Kebahasaan:

Kata ganti orang ketiga

1. Kata ganti “ia” (Di tempat itulah ia bermimpi mendirikan kerajaan yang besar, kerajaan yang akan mengukir sejarah di Nusantara.)

2. ⁠Kata ganti “-nya” (Dalam keheningan malam, ia dan pasukan-nya melancarkan serangan mendadak)

Keterangan waktu (masa lampau)

1. Keterangan waktu “pada tahun” dan “pada tanggal” (Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan 10 November 1293 Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit)

Keterangan tempat

1. Keterangan tempat “di” (Arya Wiraraja kemudian membantu hingga Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang, bahkan diperbolehkan membuka hutan tarik di Trowulan untuk dijadikan desa.

Konjungsi Temporal

1. Konjungsi temporal “setelah” (Setelah berhasil mengalahkan Kediri, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Monggol dan memaksa mereka angkat kaki dari Jawa)

Modifikasi 

Di tengah lebatnya hutan Tarik, Raden Wijaya berdiri memandangi pohon maja yang berbuah pahit. Di tempat itulah ia bermimpi mendirikan kerajaan yang besar, kerajaan yang akan mengukir sejarah di Nusantara. Bersama sahabat setianya—Sora, Nambi, dan Ranggalawe—ia memulai sebuah perjuangan panjang untuk meraih kembali kejayaan yang hilang.

Saat kabar kedatangan pasukan Mongol tersebar, Raden Wijaya merasa kesempatan emas telah datang. Di bawah bayang-bayang ancaman Mongol, ia menyusun rencana matang. “Kita akan berpura-pura menjadi sekutu mereka,” ujarnya dengan tenang kepada sahabatnya. Sora memandang Raden Wijaya dengan penuh keyakinan. “Kami akan mengikuti rencana, Baginda.”

Berbekal kecerdikannya, Raden Wijaya berhasil meyakinkan pasukan Mongol untuk membantunya mengalahkan Jayakatwang. Bersama pasukan Mongol yang dipimpin panglima perang Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing, ia menyerang Kediri dengan sengit. Namun, dalam bayangan kemenangan itu, Raden Wijaya telah menyiapkan rencana lain—rencana untuk mengusir para sekutu asingnya yang telah menyumbang kekuatan.

Begitu Jayakatwang berhasil ditumbangkan, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol. Dalam keheningan malam, ia dan pasukannya melancarkan serangan mendadak. Terkepung dan kelelahan, pasukan Mongol tak punya pilihan selain mundur ke kapal mereka dan kembali ke negeri asal.

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Di desa Trowulan yang kini menjadi pusat kerajaan, Raden Wijaya mengenakan pakaian kebesaran dan diangkat sebagai Raja Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Ia berdiri di hadapan rakyatnya yang bersorak penuh harapan, berjanji membawa mereka menuju masa depan yang gemilang. Di bawah panji Majapahit, Nusantara pun mulai bersatu dalam sebuah kekuatan yang kelak dikenang sepanjang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun