Salah satu landmark yang paling dikenal di Perancis adalah Le Mont Saint-Michel dengan teluknya yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritatage) yang dikatakan sebagai “Wonder of the West”, dan lebih dari 3 juta orang mengunjunginya setiap tahun.
Sumber : Koleksi Pribadi
Mont Saint-Michel adalah sebuah tempat dimana sekelompok orang-orang tinggal, di sebuah pulau di daerah Normandy, Perancis. Kota ini terletak sekitar satu kilometer (0,6 mil) di lepas pantai barat laut, di mulut Sungai Couesnon dekat Avranches dengan lahan seluas 100 hektar (247 hektar) pulau ini memiliki populasi saat ini sebanyak 44 kepala keluarga. (Sumber : en.wikipedia.org)
Benteng Pertahanan - Sumber : Koleksi Pribadi
Pulau ini telah berperan sebagai benteng strategis sejak zaman kuno, dan sejak abad kedelapan Masehi telah menjadi tempat kedudukan sebuah Biara dari mana namanya berasal. Komposisi struktur kota memberikankan gambaran masyarakat feodal waktu itu, paling atas adalah Gereja, kemudian Biara, di bawahnya, lorong-lorong yang besar; lalu toko dan perumahan, dan di bagian bawah sekali, di luar tembok, adalah nelayan dan perumahan petani.
Gereja - Sumber : Koleksi Pribadi
Posisi unik sebagai sebuah pulau hanya 600 meter dari daratan membuatnya mudah diakses, di waktu surut ke banyak peziarah ke biara tersebut, dan posisi ini membuatnya mudah dipertahankan dari para penyerang. Dengan memanfaatkan pertahanan alami ini, Mont Saint-Michel tetap tak terkalahkan selama Perang Seratus Tahun dengan Inggris, di mana hanya dengan garnisun kecil berhasil mempertahankan diri melawan serangan penuh oleh Inggris di 1433.
Gereja bergaya Gothic di puncak bukit karang ini dibangun antara abad ke 11 dan abad ke 16 dan pada jaman Louis XI Mont Saint-Michel diubah menjadi penjara negara kemudian selanjutnya biara ini digunakan sebagai penjara oleh rezim dari abad keenam belas.
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana caranya orang waktu itu dapat membuat bangunan seindah itu di tempat yang demikian sulit berbatu karang dan berupa bukit yang cukup tinggi padahal sayapun ngos-ngosan kelelahan untuk dapat mencapai bangunan gereja yang merupakan puncaknya. Bahkan kalau dibandingkan dengan jaman sekarang dengan bentuan peralatan dan teknologi yang sudah maju, seperti mesin derek, pengaduk beton bahkan helikoter untuk membawa bahan bangunan ke atas, tetap saja bukan merupakan pekerjaan yang gampang, apalagi pada saat itu .
Pintu Gerbang - Sumber : Koleksi Pribadi
Untuk memasuki kompleks ini kita melalui pintu gerbang yang seperti pintu gerbang sebuah Benteng lengkap dengan jeruji besi yang dibuka dan ditutup dengan sebuah rantai dan kerekan.
Restoran danToko-toko Souvenir - Sumber : Koleksi Pribadi
Di dalam kompleks wisata ini terdapat berbagai toko yang menjual Souvenir dan rumah makan sehingga penginjung dapat berbelanja oleh-oleh dan juga bisa ke restoran untuk sekedar melepas lelah sambil makan dan minum menu pilihan kesukaan kita.
Selain toko-toko souvenir dan rumah makan ternyata di dalam kompleks ini ada kapel kecil untuk tempat berdoa dan juga pemakaman, di dalam Kapel itu ada tulisan bahwa siapapun boleh berdoa dan bila tidak bisa berdoa boleh hanya menyalakan lilin yang tersedia.
Inilah salah satu mahakarya hasil peradaban yang begitu monumental dari orang-orang jaman dahulu sehingga pantas mendapat predikat sebagai Situs Warisan Dunia dari Badan Dunia UNESCO.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H